Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Sultan Hasanuddin

Profil Sultan Hasanuddin | Merdeka.com

Terkenal dengan sebutan 'Ayam Jantan Dari Timur', Sultan Hasanuddin adalah pahlawan nasional dari Sulawesi, tepatnya dari Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16, putra dari I Manuntungi Daeng Mattola yang bergelar Sultan Malikussaid (ayah) dan ibunya bernama I Sabbe To'mo Lakuntu.

Ilmu berpolitik, diplomasi, ilmu pemerintahan dan ilmu perang dipelajari Hasanuddin ketika ikut mendampingi ayahnya melakukan perundingan-perundingan penting, ditambah dengan bimbingan Karaeng Pattingaloang, mangkubumi kerajaan Gowa, yang sangat berpengaruh dan cerdas.

Pergaulan Hasanuddin yang luas dengan rakyat jelata, orang asing dan Melayu membuatnya sering dipercaya menjadi utusan ayahnya untuk mengunjungi daerah dan kerajaan lain.

Pada usia 21 tahun, Sultan Hasanuddin ditugaskan untuk menjabat bagian pertahanan Kerajaan Gowa. Di sinilah Sultan Hasanuddin mulai bermain strategi mengatur pertahanan untuk melawan serangan Belanda yang ingin memonopoli perdagangan di Maluku.

Setahun kemudian ayahnya wafat, dan atas titah beliau, Sultan Hasanuddin yang seharusnya tidak ada dalam garis tahta dinobatkan menjadi raja karena kepintaran dan keahliannya.

Peperangan dengan Belanda berlangsung alot karena dua kubu memiliki kekuatan armada yang sebanding. Hingga Belanda menemukan bahwa daerah-daerah di bawah kekuasaan Gowa mudah dihasut dan dipecah belah.

Arung Palakka yang merupakan sahabat sepermainan Sultan Hasanuddin saat kecil memimpin pemberontakan Raja Bone terhadap Kerajaan Gowa.

Tahun 1662, Belanda kembali mengobarkan perang saudara dan di tahun 1664, Sultan Ternate, Sultan Buton dan Arung Palakka berhasil disatukan di bawah kendali Belanda.

Setelah 16 tahun berperang tidak hanya dengan Belanda namun juga dengan rakyatnya sendiri (yang memberontak), Sultan Hasanuddin akhirnya kalah dalam peperangan tahun 1669.

Di tahun yang sama Sultan Hasanuddin mundur dari jabatannya sebagai Raja Gowa dan memilih menjadi pengajar agama Islam sambil tetap menanamkan rasa kebangsaan dan persatuan. Sultan Hasanuddin wafat tanggal 12 Juni 1670, dan tidak mau bekerja sama dengan Belanda hingga akhir hayatnya.

Riset dan analisa oleh Somya Samita