Ciri-ciri Hewan Terinfeksi Antraks, Perlu Diwaspadai
Antraks adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang menular melalui hewan ternak.
Antraks adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang menular melalui hewan ternak.
Ciri-ciri Hewan Terinfeksi Antraks, Perlu Diwaspadai
Ciri-ciri hewan terinfeksi antraks perlu diwaspadai para pemiliknya. Antraks adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang menular melalui hewan ternak. Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Melansir dari Healthline, seseorang bisa terkena penyakit antraks jika menyentuh atau memakan daging hewan yang terserang antraks. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis ini, menyebabkan munculnya benjolan kulit yang terasa gatal. Dalam kondisi parah, antraks bisa menyebabkan penderita mengalami diare dan BAB berdarah. Oleh karena itu, bagi seseorang yang memiliki hewan ternak seperti sapi, sebaiknya waspada dengan penyakit ini. Berikut ciri-ciri hewan terinfeksi antraks yang dilansir dari Healthline:
-
Apa saja gejala antraks pada manusia? Gejala antraks pada manusia bervariasi tergantung pada jenis infeksi dan bagian tubuh yang terinfeksi. Gejala umumnya termasuk demam, lesu, nyeri tubuh, batuk, sesak napas, mual, muntah, diare, dan pembengkakan area yang terinfeksi.
-
Siapa yang bisa terkena infeksi antraks? Infeksi antraks pada tubuh manusia ini bisa terjadi melalui berbagai cara sehingga perlu dipahami gejalanya.
-
Kenapa antraks berbahaya bagi manusia? Bakteri tersebut kemudian dapat berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
-
Kenapa antraks bisa menginfeksi manusia? Manusia dapat terinfeksi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang terinfeksi mikroba ini.
-
Kapan gejala antraks muncul? Pada kebanyakan kasus, gejala akan muncul dalam waktu enam hari setelah terpapar bakteri. Namun, pada kasus antraks inhalasi, gejala dapat muncul lebih dari enam minggu setelah terpapar.
-
Apa gejala antraks kulit? Dalam kebanyakan kasus, gejala berkembang dalam waktu enam hari setelah terpapar bakteri. Namun, gejala antraks inhalasi mungkin membutuhkan waktu lebih dari enam minggu untuk muncul.
Apa Itu Antraks?
Antraks merupakan infeksi yang ditularkan dari binatang yang membawa bakteri Bacillus anthracis. Seseorang yang terkena penyakit antraks mengalami beragam gejala, seperti serangan pada kulit, pencernaan, dan pernapasan.
Penyakit antraks bisa berakibat fatal jika penderita mengalami gejala gangguan pernapasan. Bahkan, jika terinfeksi bakteri Bacillus anthracis dan menyerang pernapasan, dapat menyebabkan penderitanya meninggal dunia. Bakteri Bacillus anthracis menginfeksi hewan ternak, terutama sapi. Manusia bisa terkena penyakit anthraks jika terkena kontak dengan hewan yang sakit atau menggunakan produk dari hewan yang sakit tersebut. Kendati demikian, tidak semua orang mudah terserang penyakit ini.
This is feedCiri-ciri Hewan yang Terinfeksi Antraks
Ada beberapa ciri hewan yang terinfeksi antraks, antara lain: • Hewan terlihat gelisah • Gusar karena depresi • Sesak napas • Terjadi pembengkakan • Demam mencapai 42 derajat celsius • Keluar darah berwarna kehitaman dan encer dari lubang-lubang tubuh
Hewan yang mengidap beberapa gejala tersebut, kematian bisa terjadi dalam waktu 1-3 hari. Gejala yang masih tergolong ringan bisa sembuh seiring berjalannya waktu. Namun, kasus ini jarang terjadi pada hewan yang sudah divonis terserang antraks. Perlu diketahui bahwa hewan yang sudah terinfeksi antraks tidak boleh disembelih. Bahkan, bangkainya pun harus dikubur rapat, karena adanya bakteri yang bisa membentuk spora. Spora ini akan bertahan dalam kondisi panas dan bisa hidup bertahun-tahun lamanya. This is feedCara Mengatasi Penyakit Antraks
Ada beberapa kelompok rentan mengalami penyakit antraks, di antaranya peternak, dokter hewan, dan pasukan militer yang rentan terpapar bioterorisme. Selain itu, orang yang bekerja di tempat pengolahan daging ternak juga rentan terkena anthraks.
Cara mengatasi penyakit antraks yang paling efektif ialah dengan antibiotik. Umumnya, jenis antibiotik yang digunakan adalah doksisiklin atau golongan kuinolon, seperti levofloksasin dan siprofloksasin. Namun, jika penderita mengalami kondisi sesak napas berat, perawatan intensif perlu dilakukan. Di samping itu, ada beberapa cara upaya pencegahan yang bisa dilakukan, seperti rajin mencuci tangan dengan air mengalir, menggunakan masker, dan alat pelindung diri lainnya.