Begini Ciri-Ciri Sapi Kena Antraks, Dagingnya Jangan Dikonsumsi
Kemenkes mengimbau masyarakat waspada terhadap antraks. Masyarakat perlu mengenali ciri-ciri hewan terjangkit antraks.
Begini Ciri-Ciri Sapi Kena Antraks, Dagingnya Jangan Dikonsumsi
Antraks menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat. Tiga warga Gunungkidul, Yogyakarta, meninggal dunia akibat bakteri bacillus antrachis itu pada periode Mei hingga Juni 2023.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi mengatakan, antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, hingga domba. Namun, bakteri tersebut juga bisa menular ke manusia.
“Bakteri penyebab antraks apabila kontak dengan udara akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu dan dapat bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah."
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, Kamis (6/7).
merdeka.com
Kemenkes mengimbau masyarakat waspada terhadap antraks. Masyarakat perlu mengenali ciri-ciri hewan terjangkit antraks.
Ciri Hewan Kena Antraks
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, hewan terjangkit antraks biasanya memiliki gejala klinis. Pada hewan yang mengalami gejala antraks akut biasanya demam hingga 41-42 derajat Celcius, gelisah, lemah, paha gemetar, nafsu makan hilang, kejang dan ambruk. Selain itu, hewan terpapar antraks bisa menunjukkan gejala keluar darah dari dubur, mulut dan lubang hidung. Darah tersebut berwarna merah tua, agak berbau amis dan busuk serta sulit membeku.
"Kemudian, pembengkakan di daerah leher, dada dan sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar."
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Suharini Eliawati.
Sementara jika gejala antraks yang dialami hewan tersebut tergolong perakut, hewan bisa mendadak mati tanpa disertai gejala.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, cukup sulit bagi masyarakat membedakan daging terpapar antraks atau tidak. Sebab, daging yang beredar di pasar sangat banyak.
"Enggak bisa. Tidak terlihat bedanya," kata Nadia.
Nadia meminta masyarakat tidak membeli daging murah untuk menghindari antraks. Selain itu, masyarakat sebaiknya hanya membeli daging di rumah potong hewan (RPH) resmi.
"Jangan membeli daging bukan di RPH resmi," kata Nadia.
Setali tiga uang dengan Nadia, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sulit mengenali ciri-ciri daging terkontaminasi bakteri antraks. Masyarakat hanya bisa mewaspadai antraks dengan mengenali gejala hewan terjangkit antraks. Tjandra meminta masyarakat tidak mengonsumsi daging dari hewan yang sudah terkonfirmasi terpapar antraks. "Kalau daging dari hewan sakit maka jangan dikonsumsi," ujar Tjandra.