Kenali Kelompok Rentan TBC dan Cara Mencegah Penularannya
Kelompok rentan TBC, yaitu orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi penyakit ini.
Kelompok rentan TBC penting untuk kita waspadai, karena bisa jadi mereka ada di sekitar kita.
Kenali Kelompok Rentan TBC dan Cara Mencegah Penularannya
Tuberkulosis (TBC) adalah musuh yang menyerang tanpa pandang bulu. Meski begitu tetap ada kelompok rentan TBC, yaitu orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi penyakit ini.Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menginfeksi bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.
Mengenali siapa saja kelompok rentan TBC ini akan membantu kita mempersiapkan diri untuk mencegah penyakit TBC.
Dalam artikel ini, kami akan jelaskan siapa saja kelompok rentan TBC, gejala, dan bagaimana cara mencegah penularannya.
-
Siapa saja yang berisiko terkena TBC? Menurut Dr. dr. Raden Rara Diah Handayani, Sphi.P(K), seorang Dokter Spesialis Paru di RSPI Bintaro, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah sangat rentan terhadap TBC.
-
Siapa yang berisiko tertular TBC? Wahyuni mengatakan tuberkulosis yang diderita Ibu bisa menular ke anak tergantung kapan waktu terinfeksinya. Jika TBC mengenai paru, maka akan menularkan dari ibu ke anak saat lahir. Namun jika kuman TBC masuk ke pembuluh darah, ditakutkan bayi bisa terinfeksi sejak dalam kandungan karena adanya hubungan ibu dan janin melalui plasenta.
-
Siapa yang berisiko terkena TBC? Orang yang mengidap HIV/AIDS dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis dibandingkan orang dengan sistem kekebalan tubuh normal. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan anak-anak Anda. Pasalnya, anak-anak juga memiliki risiko tinggi terkena TBC, bahkan cenderung lebih serius terjadi pada mereka.
-
Bagaimana cara mencegah TBC? Untuk mencegah TBC berkembang menjadi bentuk aktif, WHO merekomendasikan pemberian Terapi Pencegahan TB (TPT) kepada kontak serumah yang telah terinfeksi TBC laten.
-
Siapa yang paling berisiko terkena TBC? Terdapat beberapa kelompok anak yang dinilai berisiko tinggi tertular penyakit TBC, yaitu: (Foto: pixabay.com) 1. Anak-anak yang berusia kurang dari 4 tahun, atau remaja yang sudah mulai pubertas 2. Anak-anak yang memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuhnya (termasuk yang terinfeksi HIV, atau minum obat yang akan menurunkan sistem kekebalan tubuhnya)
Kelompok Rentan TBC
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi juga bisa mempengaruhi bagian tubuh lain.
TBC dapat menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah. Berikut ini adalah kelompok-kelompok yang rentan terinfeksi TBC:
- Orang dengan Imunitas Tubuh Rendah: Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi TBC. Ini termasuk orang dengan HIV/AIDS, pengidap kanker yang menjalani kemoterapi, penderita diabetes, dan mereka yang mengalami malnutrisi.
- Anak-anak: Sistem imun anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, belum sepenuhnya berkembang. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi TBC.
- Lansia: Dengan bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif, sehingga orang lanjut usia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi TBC.
- Perokok Aktif dan Pasif: Merokok dapat merusak paru-paru dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko terkena TBC. Perokok pasif, terutama anak-anak yang tinggal dengan perokok, juga berisiko.
- Orang yang Tinggal atau Bekerja di Lingkungan Berisiko Tinggi: Ini termasuk penjara, rumah sakit, tempat penampungan tunawisma, dan fasilitas perawatan jangka panjang, di mana penularan TBC lebih mungkin terjadi.
- Orang yang Memiliki Kontak Dekat dengan Penderita TBC: Tinggal serumah atau memiliki kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi TBC meningkatkan risiko penularan.
- Pengguna Narkoba: Penggunaan narkoba, terutama melalui injeksi, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi TBC.
- Pekerja Kesehatan: Mereka yang bekerja di sektor kesehatan sering berinteraksi dengan pasien TBC, sehingga memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar.
- Penduduk atau Pendatang dari Area dengan Prevalensi TBC Tinggi: Orang-orang yang tinggal atau berasal dari negara dengan tingkat penularan TBC yang tinggi juga berisiko.
Penting untuk memahami bahwa meskipun kelompok-kelompok ini memiliki risiko yang lebih tinggi, TBC bisa menyerang siapa saja.
Gejala TBC
Gejala-gejala TBC (Tuberkulosis) dapat bervariasi tergantung pada apakah seseorang memiliki TBC aktif atau laten. Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala dan tidak menular. Namun, TBC aktif dapat menimbulkan gejala yang signifikan dan dapat menular. Berikut adalah penjelasan panjang tentang gejala-gejala TBC:
Gejala TBC Aktif Paru-Paru:
- Batuk Berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu, seringkali disertai dengan dahak dan kadang-kadang batuk darah.
- Nyeri Dada: Nyeri yang terjadi saat bernapas atau batuk.
- Berkeringat di Malam Hari: Keringat berlebih saat tidur tanpa aktivitas fisik yang berat.
- Hilang Nafsu Makan: Penurunan minat terhadap makanan.
- Penurunan Berat Badan: Kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas.
- Demam dan Menggigil: Suhu tubuh yang meningkat disertai rasa dingin.
- Kelelahan: Rasa lelah yang tidak biasa atau kekurangan energi.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Terjadi pada TBC kelenjar.
- Kencing Berdarah: Terjadi pada TBC ginjal.
- Nyeri Punggung: Terjadi pada TBC tulang belakang.
- Sakit Kepala dan Kejang: Terjadi pada TBC otak.
- Sakit Perut Hebat: Terjadi pada TBC usus.
- Batuk Persisten: Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu.
- Berat Badan Menurun: Penurunan berat badan atau gagal tumbuh dalam 2 bulan.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Dikenal juga sebagai limfadenopati.
- Demam Terus-menerus: Demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu.
- Lemas dan Kurang Aktif: Anak tampak tidak berenergi dan kurang aktif.
Cara Mencegah Penularan TBC
Mencegah penularan TBC (Tuberkulosis) sangat penting untuk menghentikan penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan TBC:
- Hindari Kontak Dekat dengan Penderita TBC: Jika seseorang batuk, bersin, atau berbicara, mereka dapat menyebarkan droplet yang mengandung bakteri TBC ke udara. Hindari berada di ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC untuk waktu yang lama.
- Gunakan Masker: Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau saat bekerja di fasilitas kesehatan dapat membantu mencegah penularan TBC.
- Cuci Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 40 detik dapat membantu menghilangkan kuman, termasuk bakteri TBC.
- Jaga Daya Tahan Tubuh: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, cukup tidur, mengelola stres, dan menghindari merokok serta alkohol.
- Vaksinasi BCG: Vaksin BCG dapat memberikan perlindungan terhadap TBC, terutama pada anak-anak.
- Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin untuk mencegah penyebaran kuman.
- Pengobatan TBC yang Berkualitas: Memberikan pengobatan yang tepat dan teratur pada pasien TBC hingga sembuh sangat penting untuk mencegah penularan kepada orang lain.
- Ventilasi Udara yang Baik: Memastikan ventilasi udara yang baik di rumah dan tempat kerja dapat mengurangi risiko penularan TBC.
- Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang cara penularan dan pencegahan TBC sangat penting, terutama di negara-negara dengan tingkat penularan TBC yang tinggi.
- Pemeriksaan Rutin: Jika Anda memiliki risiko tinggi atau gejala TBC, lakukan pemeriksaan medis secara rutin.