Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui
Aksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.
Aksara kuno rupanya tak hanya dikenal di Suku Jawa saja, melainkan Suku Batak juga memiliki aksaranya sendiri.
Sudah Mulai Terlupakan, Ini Sejarah dan Asal-usul Aksara Batak yang Jarang Diketahui Orang
Sebelum mengenal tulisan yang kita lihat saat ini, dulunya terdapat tulisan tradisional yang berkembang serta digunakan untuk menulis pada sebuah objek berupa batu, atau kulit kayu.
Banyak orang yang mengenal tulisan-tulisan tradisional atau biasa disebut aksara ini hanya berkembang di masyarakat Suku Jawa saja.
Akan tetapi, tulisan aksara tersebut rupanya juga berkembang di Pulau Sumatera tepatnya pada Suku Batak di masa lampau.
-
Kenapa nama Batak modern populer? Nama bayi bernuansa Batak modern dapat menjadi referensi bagi para orang tua. Khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga keturunan Batak. Dengan memberikan nama ini, diharapkan si kecil mampu menjadi sosok yang sesuai dengan arti nama itu sendiri.
-
Dimana teks kuno ini ditemukan? Gulungan kertas ini salah satu dari ratusan papirus yang digali dari sebuah vila mewah Romawi abad ke-18 di Herculaneum, Italia.
-
Siapa yang menjaga tradisi Batak? Desa ini adalah tempat di mana tradisi adat Batak masih dijaga dengan baik.
-
Di mana penemuan pahatan batu kuno tersebut? Terletak sekitar 55 km di tenggara ibu kota Sarawak, Kuching, situs ini dikelola oleh suku Bidayuh (suku pribumi lokal) bekerja sama dengan Departemen Museum Sarawak.
-
Apa bukti arkeologi tentang bahasa purba? Bukti arkeologi juga mendukung perkiraan bahwa manusia mulai berbicara sekitar 1,6 juta tahun yang lalu.
-
Kenapa Batik Terogong hampir punah? Batik Terogong mengalami masa terakhir kejayaannya hingga sebelum tahun 2000. Ini karena perubahan tata ruang kota yang memengaruhi pelestarian batik Terogong.
Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia. Secara umum, aksara ini merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi.
Lantas, bagaimana sejarah dan asal-usul dari Aksara Batak? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Perkembangan Aksara Batak
Awalnya Aksara Batak berkembang di daerah Angkola hingga Mandailing yang tidak jauh dari perbatasan Sumatera Barat.
Kemudian, aksara ini menyebar hingga ke bagian utara hingga membentuk aksara purba Toba-Timur-Simalungun.
Daerah Karo menjadi satu-satunya daerah yang paling terlambat menerima tulisan Aksara Batak.
Akan tetapi, di daerah ini Aksara Batak sangat berkembang pesat. Buktinya, adanya naskah-naskah kuno dari Karo bahwa mereka sudah mampu membaca dan menulis meskipun medianya bermacam-macam.
Umumnya, Aksara Batak ini banyak ditulis oleh para pria Karo dalam bentuk ratapan percintaan di ruas-ruas bambu.
Tak ayal jika tulisan-tulisan ini terus berkembang dan populer. Beberapa di antaranya sampai sekarang masih terus digunakan.
Mirip Aksara India
Melansir dari beberapa sumber, Aksara Batak ini masih termasuk dalam keluarga tulisan India.
Kemudian dalam aksara tersebut terdiri dari dua perangkat huruf yang disebut ina ni surat dan anak ni surat.
Kedua sistem tulisan yang ada di Aksara Batak ini rupanya juga digunakan dalam abjad India beserta abjad-abjad turunannya. Sama seperti aksara yang berkembang di Pulau Jawa yang berasal dari turunan India.
Apabila melihat dari silsilahnya, Aksara Batak ini masih cukup dekat aksara-aksara yang berkembang di Sumatera bagian Selatan, seperti Kerinci, Lampung, hingga bugis yang disebut dengan Surat Ulu.
Media Penulisan
Perbedaannya dengan aksara lainnya, Aksara Batak ini lebih sering ditulis pada media yang mudah rusak atau lapuk, seperti bambu, kulit kayu, hingga lontar. Kekurangannya, bukti-bukti arkeologis dari tulisan ini bisa termakan usia dan rusak dengan sendirinya.
Berbeda dengan Aksara Jawa yang ditulis pada lempengan tembaga emas, sehingga bukti-buktinya sampai sekarang masih bisa terus diperdalam karena bahannya yang tidak mudah rusak.
Orang-orang Batak dulunya memang tidak terlalu mengenal teknologi berupa lempengan logam atau emas.
Maka dari itu, mereka masih mengandalkan dengan hasil alam untuk media penulisannya.
Masuknya Paham Agama
Aksara Batak sendiri mulai muncul sejak abad ke-18.
Semua itu berubah ketika ajaran agama masuk ke daerah Sumatera dan mempengaruhi banyak orang.
Di saat momen inilah Aksara Batak mulai mengalami pemudaran.
Tradisi tulis menulis ini semakin memudar saat para misionaris kristani yang menolak penggunaan Aksara Batak dalam penyebaran agama mereka. Bahkan, beberapa aksara ada yang dimusnahkan.
Hal yang serupa juga terjadi saat agama Islam tiba di Pulau Sumatera. Aksara Batak ini mulai ditinggalkan dan hanya bertahan di daerah pedalaman saja.
Seiring berjalannya waktu, tepat pada abad 20, orang-orang Batak mulai mengenali tulisan modern, sehingga eksistensi Aksara Batak ini sudah memudar dan dilupakan.