Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Saparinah Sadli

Profil Saparinah Sadli | Merdeka.com

Prof. Dr. Saparinah Sadli, lahirkan di Tegalsari, Jawa Tengah, 24 Agustus 1927, merupakan putri dari pasangan Bapak R.M. Soebali, Bupati Kudus, dengan Ibu R.A. Mintami. Ia dikenal sebagai seorang akademisi, motivator, mediator dan penggerak masyarakat, sekaligus pejuang HAM, bagi perempuan khususnya, dan bagi seluruh umat manusia pada umumnya.

Totalitas dedikasinya, baik sebagai seorang akademisi maupun aktivis yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan dan isu gender, serta Hak Asasi Manusia, telah memperoleh beberapa penghargaan. Diantaranya adalah “Cendekiawan Berdedikasi Harian Kompas” pada tahun 2009, “The Asia Special Lifetime Achievement Award” pada tahun 2008 dan “Anugerah Hamengkubuwono IX” dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tahun 2004.

Sejak tahun 2002 nama Saparinah diabadikan sebagai nama satu award yang diberikan kepada perempuan mumpuni yang telah berkiprah dalam berbagai bidangnya, yang oleh juri kiprahnya dinilai sekuat dan sedalam apa yang dilakukan Saparinah Sadli dalam kerja aktivisnya yang tidak kenal lelah. Sejauh ini, “Anugerah Saparinah Sadli” telah tiga kali diselenggarakan, masing-masing di tahun 2004, 2007 dan 2010.

Saparinah menikah di tahun 1954 dengan Mohammad Sadli, seorang dosen muda Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang kemudian menjadi pendamping hidupnya di seumur hidupnya. Prof. Dr. Moh. Sadli M.Sc. pernah menjabat Menteri Tenaga Kerja (1971-1973) dan Menteri Pertambangan (1973-1978), yang kemudian meneruskan karirnya selaku Guru Besar FE UI.

Mula-mula Saparinah dikenal sebagai psikolog, dosen dan peneliti dengan minat pada penelitian perilaku menyimpang. Topik ini kemudian diangkatnya sebagai disertasinya, serta dipertahankannya di usianya yang ke-49.

Ia memulai karir di bidang akademik di Fakulatas Psikologi, tempat ia meraih gelar Doktor. Setelah berkiprah sampai jabatan tertinggi di fakultas, pada tahun 1990 ia mendirikan dan memimpin Program Studi Kajian Wanita, Program Pascasarjana Universitas Indonesia selama 10 tahun. Karirnya di dalam disiplin ilmu yang digelutinya semakin meningkat. Pada tahun 1976-1981 Saparinah diberi amanat untuk menjadi Dekan Fakultas Psikologi UI. Empat tahun setelah meraih gelar doktor, Saparinah dikukuhkan menjadi Guru Besar di almamaternya, dengan pidato pengukuhan yang berjudul Psikologi di Indonesia: Sumbangannya kepada Masyarakat serta Masalah-masalah dalam Perkembangannya.

Sepeninggal suaminya di tahun 2008, Saparinah masih tetap energik dan aktif mengajar, juga menulis tulisan ilmiah, artikel di koran serta melakukan pembimbingan tesis. Selain itu dia juga masih membagikan ilmunya di Kajian Wanita dan Kajian Ilmu Kepolisian, keduanya di Pascasarjana UI, serta di beberapa institusi pendidikan tinggi lainnya di seluruh Indonesia.

Riset dan Analisa oleh Nur Laila

Profil

  • Nama Lengkap

    Saparinah Sadli

  • Alias

    Ibu Sap

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Tegalsari, Jawa Tengah

  • Tanggal Lahir

    1927-08-27

  • Zodiak

    Virgo

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Ayah

    R.M. Soebali

  • Ibu

    R.A. Mintami

  • Suami

    Mohammad Sadli

  • Biografi

    Prof. Dr. Saparinah Sadli, lahirkan di Tegalsari, Jawa Tengah, 24 Agustus 1927, merupakan putri dari pasangan Bapak R.M. Soebali, Bupati Kudus, dengan Ibu R.A. Mintami. Ia dikenal sebagai seorang akademisi, motivator, mediator dan penggerak masyarakat, sekaligus pejuang HAM, bagi perempuan khususnya, dan bagi seluruh umat manusia pada umumnya.

    Totalitas dedikasinya, baik sebagai seorang akademisi maupun aktivis yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan dan isu gender, serta Hak Asasi Manusia, telah memperoleh beberapa penghargaan. Diantaranya adalah “Cendekiawan Berdedikasi Harian Kompas” pada tahun 2009, “The Asia Special Lifetime Achievement Award” pada tahun 2008 dan “Anugerah Hamengkubuwono IX” dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tahun 2004.

    Sejak tahun 2002 nama Saparinah diabadikan sebagai nama satu award yang diberikan kepada perempuan mumpuni yang telah berkiprah dalam berbagai bidangnya, yang oleh juri kiprahnya dinilai sekuat dan sedalam apa yang dilakukan Saparinah Sadli dalam kerja aktivisnya yang tidak kenal lelah. Sejauh ini, “Anugerah Saparinah Sadli” telah tiga kali diselenggarakan, masing-masing di tahun 2004, 2007 dan 2010.

    Saparinah menikah di tahun 1954 dengan Mohammad Sadli, seorang dosen muda Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang kemudian menjadi pendamping hidupnya di seumur hidupnya. Prof. Dr. Moh. Sadli M.Sc. pernah menjabat Menteri Tenaga Kerja (1971-1973) dan Menteri Pertambangan (1973-1978), yang kemudian meneruskan karirnya selaku Guru Besar FE UI.

    Mula-mula Saparinah dikenal sebagai psikolog, dosen dan peneliti dengan minat pada penelitian perilaku menyimpang. Topik ini kemudian diangkatnya sebagai disertasinya, serta dipertahankannya di usianya yang ke-49.

    Ia memulai karir di bidang akademik di Fakulatas Psikologi, tempat ia meraih gelar Doktor. Setelah berkiprah sampai jabatan tertinggi di fakultas, pada tahun 1990 ia mendirikan dan memimpin Program Studi Kajian Wanita, Program Pascasarjana Universitas Indonesia selama 10 tahun. Karirnya di dalam disiplin ilmu yang digelutinya semakin meningkat. Pada tahun 1976-1981 Saparinah diberi amanat untuk menjadi Dekan Fakultas Psikologi UI. Empat tahun setelah meraih gelar doktor, Saparinah dikukuhkan menjadi Guru Besar di almamaternya, dengan pidato pengukuhan yang berjudul Psikologi di Indonesia: Sumbangannya kepada Masyarakat serta Masalah-masalah dalam Perkembangannya.

    Sepeninggal suaminya di tahun 2008, Saparinah masih tetap energik dan aktif mengajar, juga menulis tulisan ilmiah, artikel di koran serta melakukan pembimbingan tesis. Selain itu dia juga masih membagikan ilmunya di Kajian Wanita dan Kajian Ilmu Kepolisian, keduanya di Pascasarjana UI, serta di beberapa institusi pendidikan tinggi lainnya di seluruh Indonesia.

    Riset dan Analisa oleh Nur Laila

  • Pendidikan

    • Europeesche Lagere School (ELS) di Purwokerto (1933-1940)
    • SMP di Semarang dan Yogyakarta (1942-1945)
    • SMA Sekolah Asisten Apoteker (AA) di Yogyakarta
    • Psikologi di Universitas Indonesia (UI)

  • Karir

  • Penghargaan

    • Anugerah Hamengkubuwono IX dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2004)
    • The Asia Special Lifetime Achievement Award (2008)
    • Cendekiawan Berdedikasi Harian Kompas (2009)

     

Geser ke atas Berita Selanjutnya