Google Terpaksa Harus Akui Kekalahannya dari Samsung, Penyebabnya Soal Ini
Ini penyebab Google harus akui kekalahannya dari Samsung.
Ini penyebab Google harus akui kekalahannya dari Samsung.
Google Terpaksa Harus Akui Kekalahannya dari Samsung, Penyebabnya Soal Ini
Teknologi yang semakin canggih sering memaksa brand-brand HP untuk berlomba menjadi yang pertama dalam menciptakan fitur-fitur baru. Begitu juga dengan keberadaan Embedded SIM Card atau sering disebut eSIM.
eSIM adalah pengganti kartu SIM dalam bentuk fisik ke bentuk digital. Dengan eSIM, tidak perlu lagi membeli dan memasang SIM card pada badan HP.
eSIM biasanya sudah terintegrasi sebagai modul dan langsung terhubung ke HP. Pengguna eSIM cukup memindai kode batang atau barcode untuk mengaktifkannya.
Meski begitu, pengaktifan eSIM masih cenderung sulit dilakukan saat akan berganti HP ke perangkat yang baru. Biasanya, harus menonaktifkan eSIM di perangkat lama terlebih dahulu untuk dapat mengaktifkannya di perangkat yang baru.
Brand-brand pun mulai berlomba-lomba untuk mengatasi masalah ini. Seperti Google yang diketahui telah bekerja keras untuk menciptakan proses yang nyaman untuk mentransfer eSIM dari satu perangkat ke perangkat lainnya dengan versi beta dari Android 14. Namun belum juga fitur ini dirilis, Samsung keburu menikungnya dengan perilisan One UI 5.1.
Dilansir dari website Android Police (2/9), sebenarnya Samsung sudah membuat program transfer eSIM yang mudah di Amerika Serikat dengan Verizon. Namun One UI 5.1 memperluas dukungan operatornya secara signifikan.
Fitur ini masih sangat terbatas, karena hanya berlaku bagi perangkat Samsung yang kompatibel. Kedua perangkat yang digunakan untuk transfer harus menjalankan sistem One UI 5.1 atau versi yang lebih baru.
Saat ini, daftar perangkat yang kompatibel masih sangat sedikit, yaitu seri Galaxy S21, S22, dan S23 bersama dengan Z Fold 3, Flip 3, Fold 4, dan Flip 4, juga model Note 20.
Kelemahan lainnya adalah sebuah protes dari seorang pengguna di X (sebelumnya dikenal dengan Twitter) bahwa pengguna belum dapat mengatur satu eSIM untuk panggilan dan satunya lagi untuk data seluler.
Akun tersebut mengklaim bahwa Samsung memaksa pengguna untuk menggunakan satu eSIM untuk kedua fungsi tersebut.
Tetapi segi positifnya, pengguna yang sama juga mengklaim bahwa Auto Data Switching belum tersedia di Amerika Serikat, tetapi dokumentasi dukungan malah menunjukkan bahwa One UI secara otomatis menggunakan SIM sekunder untuk data jika eSIM yang utama tidak terhubung ke jaringan.
Terlepas dari kelebihan dan kelemahannya, Samsung tetap berhasil dalam merancang proses transfer eSIM yang lebih mudah. Ke depannya, sangat mungkin fitur-fitur ini dikembangkan dan kelemahan-kelemahan yang disebutkan dapat teratasi. Brand-brand HP lain juga diharapkan dapat mendukung fitur ini setelah Google meluncurkan Android 14 pada tahun ini.