Identitas Satoshi Nakamoto Masih Misteri, Siapa Sebenarnya Pendiri Bitcoin ini?
Nama ini mencuat pertama kali lewat white paper berjudul Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System pada 31 Oktober 2008.

Lebih dari 15 tahun sejak kemunculan bitcoin, sosok pendirinya, Satoshi Nakamoto, masih menjadi teka-teki. Nama ini mencuat pertama kali lewat white paper berjudul Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System pada 31 Oktober 2008, namun hingga kini, identitas sebenarnya belum juga terungkap.
Menurut buku "The Mysterious Mr. Nakamoto" karya Benjamin Wallace yang dirilis 18 Maret 2025, Nakamoto kini dipandang sebagai figur mitologis dalam dunia kripto.
Bitcoin ciptaannya telah menjelma menjadi aset kesembilan paling bernilai di dunia, mengungguli Meta dan hanya berada satu tingkat di bawah Tesla.
Ketika pertama kali diperkenalkan, nilai satu bitcoin hanya sepersepuluh sen. Namun pada 2022, harganya melesat hingga menyentuh $42.000 per koin.
Dengan lebih dari 1 juta bitcoin di tangannya, Nakamoto diperkirakan memiliki kekayaan lebih dari $100 miliar, menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia — meski keberadaannya tetap misterius.
Mengutip NYPost, Kamis (27/3), kehilangan jejak terjadi sejak awal 2011, ketika Nakamoto berhenti berkomunikasi dan lenyap dari ruang publik. Tak ada yang tahu siapa dia, dari mana asalnya, atau apakah dia benar-benar individu tunggal.
Dalam profil daring, ia pernah mengklaim sebagai warga Jepang, namun gaya penulisan bahasa Inggrisnya menunjukkan latar belakang penutur asli.
Misteri ini bahkan disebut Wallace sebagai “fenomena tanpa preseden dalam sejarah sains modern,” di mana pencipta sebuah teknologi revolusioner memilih untuk tidak mengambil kredit atas ciptaannya.
Ketika miliarder teknologi seperti Peter Thiel tampil dalam konferensi Bitcoin di Miami pada 2022, ia menyebut Satoshi sebagai sosok yang “mungkin tidak pernah ada.” Tapi pengaruhnya jelas nyata.
Bitcoin menjadi simbol perlawanan terhadap sistem keuangan konvensional — tidak bisa dibekukan seperti rekening bank, tidak bisa disita seperti emas, dan tidak bisa didevaluasi oleh otoritas moneter.
Kini, nama Nakamoto telah diabadikan dalam bentuk patung perunggu di Budapest, hingga dijadikan nama kapal pesiar kripto “MS Satoshi”. Ia bahkan disebut layak menerima Penghargaan Nobel, meski dunia belum tahu siapa yang seharusnya menerima penghargaan itu.
Di era digital yang nyaris tak menyisakan ruang untuk kerahasiaan, Satoshi Nakamoto mungkin jadi misteri terakhir yang masih bertahan — atau justru bukti bahwa di balik teknologi yang paling transparan pun, selalu ada bayangan yang tak bisa dijangkau.