Tak Cuma Indonesia, Singapura pun Dipusingkan dengan Judi Online
Secara perjudian di Kasino menurun, tapi berpindah ke online.
Pemerintah Singapura berhasil menekan angka perjudian di negaranya. Kini hanya sedikit warga negara sana yang bertaruh duit dalam semalam. Menurut survei National Council On Problem Gambling (NCPG) Singapura 4 dari 10 warga Singapura tercatat pernah berjudi setidaknya sekali dalam setahun terakhir Survei terbaru ini dilakukan terhadap lebih dari 3.000 orang. Tujuannya untuk mengukur tingkat perjudian di negara tersebut.
Menurut NCPG, angka itu merupakan yang terendah sejak survei yang dilakukan setiap tiga tahun sekali yang pertama kali dimulai pada 2005. Pada survei 2023 menemukan bahwa 40 persen responden pernah berjudi setidaknya sekali dalam setahun terakhir, turun dari 52 persen pada survei 2017 dan 44 persen pada survei 2020. Pada 2005, angkanya mencapai 58 persen.
Lalu, apa yang dilakukan negara itu menekan angka perjudian?
Mengutip The Straits Times, Senin (2/12), Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, Masagos Zulkifli, mengatakan penurunan tingkat partisipasi perjudian secara keseluruhan menunjukkan bahwa langkah-langkah perlindungan sosial yang ada tetap efektif.
Langkah-langkah tersebut mencakup pungutan masuk kasino sebesar USD150 per hari atau Rp 2.250.000 bagi warga Singapura. Juru bicara NCPG menyebut penurunan persentase warga Singapura yang berjudi selama bertahun-tahun bisa jadi dipengaruhi oleh berbagai inisiatif, seperti kampanye edukasi publik yang ekstensif mengenai dampak negatif masalah perjudian serta perlindungan sosial yang diterapkan.
Meski begitu, Singapura juga tak luput dari pusingnya perubahan judi offline ke online. Jika melihat adanya penurunan perjudian di Singapura yang signifikan itu, ternyata tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Justru mereka yang biasanya berjudi di kasino, berpindah ke online. Hal ini yang membuat pemerintah Singapura pusing.
“Singapura telah berhasil menerapkan langkah-langkah permainan yang bertanggung jawab dan pengamanan untuk mengurangi risiko perjudian kasino. Namun, saatnya untuk lebih fokus mengatasi risiko perjudian online ilegal,” kata Direktur Klinis dari We Care Community Services, Singapura, Tham Yuen Han.
Sejak 2015, Kementerian Dalam Negeri dan Otoritas Pengatur Perjudian telah memblokir lebih dari 3.800 situs judi ilegal, lebih dari 270 rekening bank, dan lebih dari USD36 juta pembayaran yang terkait dengan layanan judi online ilegal. Pada 2023, polisi menangkap lebih dari 450 orang karena aktivitas perjudian ilegal, di mana sepertiga dari penangkapan tersebut terkait dengan judi online ilegal.