Voyager 2, satelit pengelana di antara planet raksasa
Merdeka.com - Hampir 37 tahun pesawat luar angkasa nirawak atau satelit milik NASA, Voyager 2, diluncurkan untuk meneliti bagian luar sistem tata surya kita. Beragam penemuan penting berhasil diungkap satelit berbobot 721 kilogram ini. Salah satunya, penemuan bekas bulan milik Neptunus.
Ya, pada tanggal 11 Agustus tahun 1989 atau tepat 25 tahun yang lalu, Voyager 2 berhasil mendekati planet Neptunus dan menemukan 'cincin arc' yang terletak di antara Neptunus dan satelit-satelitnya. Cincin tersebut berisi awan dan debu-debu luar angkasa yang terdiri dari meteor dan asteroid berukuran sebesar kerikil hingga gedung bertingkat.
Berdasarkan kamera yang dibawa oleh Voyager 2, terdapat tiga lapisan 'cincin arc' yang memerangkap benda-benda langit akibat medan gravitasi. Ahli astronomi pun beranggapan bila batuan-batuan dan awan yang mengisi 'cincin arc' berasal dari satelit atau bulan milik Neptunus yang telah lama hancur.
-
Dimana Voyager 2 sekarang? Voyager 2 saat ini berada sekitar 20,9 miliar kilometer dari Bumi.
-
Kapan Voyager 2 diluncurkan? Voyager 2 diluncurkan pada 20 Agustus 1977 dari Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Titan-Centaur.
-
Dimana Voyager 1 saat ini? Saat ini, jarak Voyager dari Bumi mencapai 160,18 Astronomical Unit (AU) atau sekitar 23,96 miliar kilometer, menjadikannya wahana antariksa terjauh yang pernah ada.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas Voyager 2? Tim NASA yang bertanggung jawab atas Voyager 2 telah mengirimkan instruksi untuk menonaktifkan eksperimen Plasma Science pada 26 September 2024 melalui Deep Space Network.
-
Apa yang ditemukan Voyager 2 di Uranus? Pengukuran dari instrumen di pesawat ruang angkasa tersebut menunjukkan bahwa planet dan bulan-bulannya tidak aktif, berbeda dengan bulan-bulan lain di bagian luar tata surya.
-
Kapan Voyager 2 melintasi Neptunus? Pesawat luar angkasa yang diluncurkan oleh NASA ini menjadi yang pertama mengamati planet Neptunus, terbang sejauh sekitar 4.950 kilometer di atas kutub utara Neptunus pada tahun 1977.
Voyager 2 juga dikenal sebagai satelit pertama yang mampu berkelana di antara planet-planet raksasa, mulai dari Jupiter hingga Neptunus. Satelit ini sampai di planet Jupiter pada tahun 1979, planet Saturnus pada tahun 1981, dan planet Uranus tiga tahun setelah meneliti cincin Saturnus yang terkenal.
Perjalanan Voyager 2 pun masih berlanjut hingga saat ini. Setelah berhasil mengamati planet Neptunus di jarak terdekat (hingga 4828 kilometer tahun 1989, Voyager 2 masih terus mentransfer data untuk NASA, pada minggu kemarin (10/08/14). Meskipun untuk sekali pengiriman data dibutuhkan waktu hingga lebih dari 24 jam karena jarak yang sangat jauh dari Bumi.
Angin luar angkasa yang disebabkan oleh badai matahari pun masih terus mendorong Voyager 2 menuju ruang antar galaksi dengan kecepatan 15.428 kilometer per jam. NASA yakin bila satelit buatannya itu masih mempunyai bahan bakar yang cukup untuk melanjutkan penelitian hingga tahun 2025. (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa wahana antariksa berhasil melanjutkan misi hingga saat ini. Pesawat antariksa tengah menjelajahi ruang antar bintang, miliaran kilometer dari Bumi.
Baca SelengkapnyaBukan perkara mudah melepaskan pesawat tua luar angkasa ini. Ada beragam data yang dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaNASA berhasil menyalakan thruster Voyager 1, memastikan misi antariksa ini tetap berjalan meski daya dan usia pesawat semakin menua.
Baca SelengkapnyaRobot Perseverance milik NASA catat rekor terbaru. Robot ini dinilai lebih canggih dari sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPlanet ini masuk dalam kategori planet orbit pendek yang berada di luar tata surya Bima Sakti.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba benda misterius itu terdeteksi melewati Bulan. NASA mencoba mengamatinya. Ternyata hasilnya adalah ini.
Baca SelengkapnyaSemakin besar massa yang dimiliki roket, semakin besar gaya dorong yang dibutuhkan untuk menggerakkan roket ke kecepatan yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaPernah gagal, bukan berarti membuat Amerika Serikat (AS) kapok untuk mengirim robot penjelajah ke Bulan.
Baca SelengkapnyaAstroscale, perusahaan asal Jepang, telah menandatangani kontrak senilai USD90 juta dengan JAXA untuk misi pembersihan sampah antariksa.
Baca SelengkapnyaBulan yang satunya bukanlah sungguhan. Itu adalah asteroid yang mengelilingi Bumi.
Baca SelengkapnyaSatelit Starlink menyebabkan gangguan signifikan pada penelitian astronomi dengan memancarkan radiasi elektromagnetik yang menghambat teleskop radio dan optik.
Baca SelengkapnyaBumi Ini Berputar, Tapi Mengapa Kopi yang Kita Minum Tidak Tumpah?
Baca Selengkapnya