Voyager 2, satelit pengelana di antara planet raksasa

Merdeka.com - Hampir 37 tahun pesawat luar angkasa nirawak atau satelit milik NASA, Voyager 2, diluncurkan untuk meneliti bagian luar sistem tata surya kita. Beragam penemuan penting berhasil diungkap satelit berbobot 721 kilogram ini. Salah satunya, penemuan bekas bulan milik Neptunus.
Ya, pada tanggal 11 Agustus tahun 1989 atau tepat 25 tahun yang lalu, Voyager 2 berhasil mendekati planet Neptunus dan menemukan 'cincin arc' yang terletak di antara Neptunus dan satelit-satelitnya. Cincin tersebut berisi awan dan debu-debu luar angkasa yang terdiri dari meteor dan asteroid berukuran sebesar kerikil hingga gedung bertingkat.
Berdasarkan kamera yang dibawa oleh Voyager 2, terdapat tiga lapisan 'cincin arc' yang memerangkap benda-benda langit akibat medan gravitasi. Ahli astronomi pun beranggapan bila batuan-batuan dan awan yang mengisi 'cincin arc' berasal dari satelit atau bulan milik Neptunus yang telah lama hancur.
Voyager 2 juga dikenal sebagai satelit pertama yang mampu berkelana di antara planet-planet raksasa, mulai dari Jupiter hingga Neptunus. Satelit ini sampai di planet Jupiter pada tahun 1979, planet Saturnus pada tahun 1981, dan planet Uranus tiga tahun setelah meneliti cincin Saturnus yang terkenal.
Perjalanan Voyager 2 pun masih berlanjut hingga saat ini. Setelah berhasil mengamati planet Neptunus di jarak terdekat (hingga 4828 kilometer tahun 1989, Voyager 2 masih terus mentransfer data untuk NASA, pada minggu kemarin (10/08/14). Meskipun untuk sekali pengiriman data dibutuhkan waktu hingga lebih dari 24 jam karena jarak yang sangat jauh dari Bumi.
Angin luar angkasa yang disebabkan oleh badai matahari pun masih terus mendorong Voyager 2 menuju ruang antar galaksi dengan kecepatan 15.428 kilometer per jam. NASA yakin bila satelit buatannya itu masih mempunyai bahan bakar yang cukup untuk melanjutkan penelitian hingga tahun 2025. (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya