2 Makanan ini Ternyata Memicu Kangker Payudara, Ketahui juga Pencegahnya
Dua jenis makanan ini dapat menjadi pemicu kanker payudara, oleh karena itu sebaiknya dihindari sebisa mungkin.
Kanker tetap menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang, terutama kanker payudara. Penyakit ini tidak hanya dipicu oleh faktor genetik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, termasuk pilihan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Menurut dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, yang menjabat sebagai Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, terdapat beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu lama.
-
Makanan apa yang meningkatkan risiko kanker payudara? Konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan rendah serat dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara.
-
Makanan apa yang memicu kanker? Makanan yang kita konsumsi setiap hari tidak hanya memberikan energi dan nutrisi, tetapi juga dapat memicu atau memperburuk kondisi kanker.
-
Kenapa gula berlebih bisa memicu kanker payudara? Kelebihan gula bisa menjadi penyebab munculnya kanker payudara. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan radang kanker di sel payudara.
-
Bagaimana cara mencegah kanker payudara? Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ada beberapa cara yang bisa anda coba untuk mendeteksi gejala kanker payudara di atas. Cara tersebut bernama SADARI yang digagas dari Yayasan Kanker Indonesia. Untuk melakukan SADARI, lakukan 7-10 hari pasca menstruasi:
-
Apa jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker? Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Advances in Nutrition pada tahun 2021, yang meninjau 210 studi mengenai 13 jenis makanan dan kaitannya dengan risiko kanker, menunjukkan bahwa terdapat dua jenis makanan yang memiliki korelasi kuat dengan peningkatan risiko kanker payudara.
-
Makanan apa yang bisa meningkatkan risiko kanker? Makanan seperti daging merah, mentega, gorengan, jeroan, dan kuning telur yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kanker.
Apa Saja Makanan yang Dapat Memicu Kanker Payudara?
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Advances in Nutrition pada tahun 2021, yang mengkaji 210 studi mengenai 13 jenis makanan dan hubungannya dengan risiko kanker, menunjukkan bahwa terdapat dua jenis makanan yang memiliki hubungan kuat dengan peningkatan risiko kanker payudara. Makanan tersebut adalah:
1. Daging Merah
Penggunaan daging merah lebih dari 150 gram setiap hari secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 10 persen. Dokter yang berkonsultasi mengenai kanker dan nutrisi, yang merupakan lulusan Universitas Atmajaya pada tahun 2001, menyatakan bahwa daging merah mengandung senyawa tertentu yang dapat memicu inflamasi di dalam tubuh.
Inflamasi ini pada akhirnya dapat merangsang perkembangan sel-sel kanker. Bagi mereka yang suka mengonsumsi daging merah, sangat penting untuk memperhatikan jumlah asupan harian dan mempertimbangkan sumber protein alternatif yang lebih sehat.
2. Daging Olahan
Risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh daging olahan patut menjadi perhatian, terutama dalam konteks penelitian ini. Mengonsumsi daging olahan sebanyak 50 gram per hari dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 10 persen.
Jenis daging olahan seperti sosis, nugget, dan bacon sering kali mengandung pengawet dan zat tambahan yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Dedyanto menjelaskan bahwa zat aditif ini bisa menjadi pemicu kanker jika dikonsumsi secara berlebihan.
Namun, penting untuk diingat bahwa pola makan bukanlah satu-satunya penyebab risiko kanker payudara.
"Kita juga harus memperhatikan faktor-faktor risiko lain, misalnya obesitas dan diabetes," ungkap Dedyanto dalam siaran langsung di akun @ptkalbefarmatbk.
Makanan Apa Saja yang Dapat Membantu Mencegah Kanker Payudara?
Pola makan berperan krusial dalam upaya pencegahan kanker payudara. Pada kesempatan tersebut, Dedyanto menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis makanan yang dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.
1. Buah Utuh, Bukan Jus
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal Advances in Nutrition pada tahun 2021, konsumsi buah utuh dapat menurunkan risiko kanker payudara. Mengonsumsi buah sebanyak 100 gram atau lebih per hari sangat disarankan.
Namun, perlu diingat bahwa buah-buahan yang dimaksud harus dalam bentuk utuh, bukan jus. Proses pembuatan jus atau blender dapat mengurangi kandungan serat dalam buah, sehingga manfaat yang diperoleh tidak seoptimal jika buah dikonsumsi secara utuh.
Apa alasan serat sangat penting? Dedyanto menjelaskan bahwa serat berperan dalam menghambat penyerapan gula dan lemak yang tidak sehat dalam tubuh.
Selain itu, serat juga berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik di usus. Keberadaan bakteri baik ini sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh kita, termasuk dalam mengurangi risiko kanker di saluran pencernaan.
2. Sayur Utuh Merupakan Sumber Nutrisi yang Sangat Baik
Sayuran merupakan salah satu makanan yang sangat penting dalam upaya mengurangi risiko kanker payudara. Sama seperti buah-buahan, sayuran sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk utuh dan tidak diolah menjadi jus atau diblender.
Dengan cara ini, kita dapat memperoleh serat secara utuh, dan proses mengunyah yang dilakukan di mulut akan membantu meningkatkan pencernaan. Mengonsumsi sayur utuh memberikan manfaat lebih bagi kesehatan tubuh kita, sehingga penting untuk memasukkan sayuran segar dalam pola makan sehari-hari.
Selain itu, sayuran juga kaya akan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Mengonsumsi sayuran yang beragam tidak hanya akan memberikan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan gizi.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan cara penyajian sayuran agar tetap mendapatkan manfaat maksimal.
3. Kedelai
Penelitian ini mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai manfaat dari konsumsi kedelai. Meskipun sering kali terdapat kekhawatiran terkait kandungan isoflavon yang mirip estrogen dalam kedelai dan produk olahannya, ternyata kedelai dapat berkontribusi dalam menurunkan risiko kanker payudara.
Salah satu penemuan mengejutkan dari penelitian ini adalah manfaat konsumsi kedelai. Meskipun penelitian tersebut tidak memberikan rincian spesifik mengenai jumlah kedelai yang sebaiknya dikonsumsi, hasilnya menunjukkan bahwa mengonsumsi kedelai dalam jumlah yang moderat dapat menjadi tambahan yang bermanfaat bagi pola makan sehari-hari.
Apa Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Risiko Seseorang Terkena Kanker Payudara?
Kita mungkin tidak menyadari bahwa terdapat hubungan yang kuat antara obesitas dan diabetes melitus dengan peningkatan risiko kanker payudara. Kelebihan kalori dalam pola makan yang melebihi kebutuhan tubuh dapat menyebabkan peningkatan berat badan, yang pada akhirnya berujung pada obesitas.
Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif atau yang dikenal sebagai sedentary lifestyle juga berperan dalam masalah ini. Diabetes melitus, yang sering kali disebabkan oleh konsumsi makanan yang tinggi gula dan rendah serat, juga berkontribusi pada peningkatan risiko kanker payudara.
Seiring dengan meningkatnya angka obesitas di masyarakat, penting untuk menyadari dampak pola makan dan gaya hidup terhadap kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami obesitas memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes melitus, yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Oleh karena itu, menjaga pola makan yang seimbang dan aktif bergerak sangat penting untuk mencegah kondisi-kondisi ini. Dengan memperhatikan asupan gizi dan meningkatkan aktivitas fisik, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit yang berbahaya ini.
Apa Tujuan Pemberian Diet kepada Pasien Kanker?
Pemberian nutrisi yang sesuai sangat krusial dalam perawatan pasien kanker. Dedyanto menjelaskan bahwa terdapat dua fase dalam penyediaan nutrisi untuk pasien kanker, yaitu ketika pasien menjalani terapi dan saat kondisi mereka mulai stabil.
Setiap fase memiliki fokus yang berbeda, tetapi secara umum, tujuannya adalah untuk menjaga kekuatan tubuh pasien agar mereka dapat menjalani pengobatan kanker dengan baik.
Selama proses terapi kanker seperti kemoterapi atau radiasi, pasien sering mengalami penurunan nafsu makan. Hal ini biasanya disebabkan oleh efek samping dari pengobatan, seperti mual, muntah, atau bahkan luka di mulut.
Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang optimal menjadi sangat penting, dan pemenuhan gizi sebaiknya dilakukan sebelum terapi dimulai agar tubuh pasien berada dalam kondisi yang baik dan siap menghadapi pengobatan.
"Tanyakan dahulu kepada para pejuang kanker, mereka mau makan apa. Libatkan mereka dalam pemilihan makanan agar mereka lebih semangat untuk makan," ujar Dedyanto.
Kisah Inspiratif dari Seorang Pejuang Kanker Payudara
Fenny, yang merupakan seorang Breast Cancer Warrior, mengungkapkan bahwa nasihat dari Dedyanto sangat memberikan rasa lega. Selama prosesnya menghadapi kanker, dia kerap kali mendengar berbagai larangan mengenai makanan dari orang-orang di sekitarnya.
Namun, di tengah tantangan untuk makan akibat terapi, dia memilih untuk 'menutup telinga' dan tetap mengonsumsi apa yang bisa dia makan.
"Kita bisa menelan makanan saja sudah bersyukur, jadi makan saja apa pun," kata Fenny.
Dia menyadari bahwa selama menjalani kemoterapi, hal yang terpenting adalah mendapatkan energi dari makanan untuk melawan kanker. Dengan cara pandang ini, dia merasa lebih kuat dan tidak terlalu terbebani oleh berbagai larangan makanan yang justru membuatnya semakin enggan untuk makan.