3 Kelemahan Fatal Timnas Australia yang Bisa Dimanfaatkan Timnas Indonesia
Timnas Indonesia punya peluang besar menumbangkan Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, terlebih Socceroos sedang dilanda berbagai masalah.

Pertandingan lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia melawan Australia akan dihelat pada Kamis (20/3) di Sydney Football Stadium. Laga ini sangat krusial bagi kedua tim dalam perebutan tiket ke Piala Dunia tahun depan.
Timnas Indonesia, yang saat ini berada di posisi ketiga klasemen sementara Grup B dengan enam poin, hanya terpaut satu poin dari Australia. Menariknya, Timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan karena Australia sedang dilanda krisis cedera yang cukup parah di lini belakang.
Ada sejumlah kelemahan utama Timnas Australia yang bisa dimanfaatkan Timnas Indonesia. Bukan sekali dua kali terulang, kelemahan tersebut tampak jelas selama pertandingan mereka di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Fisik bagus pemain Australia nyatanya sering keteteran menghadapi pemain bertipe cepat seperti yang dimiliki Arab Saudi, Bahrain, dan Jepang. Selain itu Australia juga cukup lemah dalam penyelesaian akhir sehingga kesulitan untuk mencetak gol.
Timnas Indonesia perlu bermain tenang dan memanfaatkan situasi ini untuk mengganggu konsentrasi lawan. Absennya pemain-pemain kunci seperti Harry Souttar hingga Alessandro Circati membuka peluang bagi Timnas Indonesia untuk menembus pertahanan mereka. Lantas apa saja kelemahan fatal Australia yang perlu disiasati para punggawa Garuda? Simak informasi berikut ini.
Lini Belakang Lemah Hadapi Penyerang Cepat
Kondisi Timnas Australia saat ini jauh dari ideal. Krisis cedera yang melanda lini belakang menjadi ancaman serius bagi Socceroos. Absennya pemain-pemain kunci seperti Harry Souttar dan Alessandro Circati membuat pertahanan mereka rapuh. Meskipun Cameron Burgess kemungkinan akan dimainkan, namun ia bukanlah pilihan utama di klubnya dan fisiknya masih perlu dipertanyakan.
Kondisi tersebut akan sangat berpengaruh dengan kolektivitas pertahanan tim Kanguru. Apalagi sejauh ini mereka memiliki masalah ketika menghadapi pemain bertipikal cepat. Berkaca dari dua laga terakhir menghadapi Arab Saudi dan Bahrain, lini belakang Australia keteteran menghadapi serangan lawan yang selalu dimulai dari sisi sayap melalui umpan through pass.
Kelemahan tersebut akibat dari strategi memasang tiga bek tengah berpostur tinggi yang kerap kesulitan saat menghadapi penyerang yang memiliki kecepatan dan kelincahan. Apalagi dua sayap mereka tak jarang terlambat turun ketika terjadi transisi menyerang ke bertahan.
Timnas Indonesia yang diprediksi akan mengandalkan pemain cepat seperti Dean James, Marselino Ferdinan hingga Rafael Struick dapat memanfaatkan situasi tersebut untuk mencoba menusuk hingga ke jantung pertahanan Socceroos.
Transisi Menyerang dan Bertahan Lambat
Australia juga lemah dalam melakukan transisi menyerang ke bertahan maupun sebaliknya. Lini tengah mereka sering kali melakukan delay bola saat akan melakukan serangan dan sering telat menutup ruang saat melakukan skema bertahan.
Saat mendapatkan serangan balik, Australia biasanya akan langsung melakukan pressing dan menutup ruang umpan lawan. Cara tersebut mungkin efektif jika lawan tidak mampu membuat keputusan yang baik. Sebaliknya, strategi tersebut akan sangat riskan lantaran akan ada lubang di sisi lain akibat penumpukan pemain di posisi lainnya.
Timnas Indonesia perlu memanfaatkan kelemahan Australia dengan mengoptimalkan strategi serangan balik cepat. Kecepatan dan skill individu pemain Indonesia dapat menjadi kunci untuk membongkar pertahanan Australia yang sedang rapuh. Penting untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada dan memaksimalkan penyelesaian akhir.
Selain itu, disiplin dan ketenangan menjadi kunci penting untuk menghadapi Australia. Timnas Indonesia harus menghindari terpancing emosi dan fokus pada permainan. Patrick Kluivert perlu menginstruksikan pemain untuk bermain dengan cerdas dan efektif. Jangan terburu-buru dalam menyerang dan manfaatkan setiap kesempatan dengan bijak.
Mudah Terprovokasi
Kelemahan ketiga dan yang paling sering terjadi adalah Australia sering terpancing provokasi lawan. Berkaca dari 6 pertandingan terakhir, Australia telah mengoleksi 13 kartu kuning dan 1 kartu merah. Beberapa pelanggaran dilakukan akibat terprovokasi lawan sehingga melakukan pelanggaran tidak perlu.
Selain itu, karakter bermain Australia juga terbilang keras sehingga tak jarang mereka akan melakukan tackle maupun clearance dengan cara yang ekstrem. Bukan tidak mungkin, teknik tersebut akan berbuah kartu jika momentum yang dilakukan tidak tepat.
Seperti di laga menghadapi Bahrain dan Arab Saudi, Australia terbilang panen kartu di pertandingan tersebut. Bahkan mereka harus kehilangan penyerang andalan Kusini Yengi di laga perdana menghadapi Bahrain akibat pelanggaran tak perlunya.
Menyikapi cara tersebut, pemain Timnas Indonesia bisa mempermainkan mental dan psikis para pemain Australia. Kondisi tim Australia yang saat ini tidak prima diprediksi akan berpengaruh ke dalam lapangan. Jika mampu unggul jumlah pemain, peluang Timnas Indonesia meraih poin semakin besar. Sebaliknya, Australia akan semakin tertekan meski tampil di publik sendiri.