3 Uskup Roma yang Gelar Lawatan ke Indonesia, Terbaru Paus Fransiskus Usai 35 Tahun Berlalu
Berikut sosok 3 Uskup Roma yang gelar lawatan ke Indonesia.
Lawatan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus ke Indonesia mendapatkan atensi luar biasa dari masyarakat luas. Bukan hanya umat Katolik saja, namun juga masyarakat dari berbagai elemen beragama. Bagaimana tidak, lawatan Paus Fransiskus kali ini menjadi salah satu momen bersejarah.
Tercatat dalam sejarah, Paus Fransiskus adalah Uskup Roma ketiga yang menggelar lawatan di Indonesia. Sebelumnya, Uskup Roma yang pertama kali menggelar lawatan ke Indonesia pada tahun 1970. Kemudian, Uskup Roma lainnya menggelar lawatan ke Indonesia pada tahun 1989.
-
Siapa yang menerima kunjungan Paus Fransiskus? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa yang Paus Fransiskus temui di Indonesia? Tanggal 4 September, Paus akan mulai menjalani sejumlah agenda dan di hari ini akan menghadiri empat acara. Dua acara berlangsung di Istana Merdeka, bertemu secara khusus dengan Presiden Joko Widodo.
-
Dimana Paus Fransiskus bertugas? Terpilih sebagai Paus, Paus Fransiskus bertugas di Vatikan.
-
Kapan Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa yang diundang Paus Fransiskus? Sosok Paus begitu berharga dan dihormati oleh umat Katolik di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Itu artinya, sudah sekitar 35 tahun Uskup Roma berikutnya tidak menggelar lawatan ke Indonesia. Tidak heran apabila lawatan Paus Fransiskus ke Indonesia ini berhasil mencuri perhatian publik.
Lantas bagaimana sosok 3 Uskup Roma yang gelar lawatan ke Indonesia? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
1. Paus Paulus VI - 1970
Uskup Roma yang menggelar lawatan ke Indonesia pertama adalah Paus Paulus VI. Pada tahun 1970, saat Vatikan dipimpin oleh Paus Paulus VI, beliau menggelar lawatan ke Indonesia. Lawatannya itu dalam rangka perjalanan menuju Konferensi Uskup-uskup Pan-Asia di Manila, Filipina, serta Konferensi Uskup-uskup Australia dan Oceania di Sydney, Australia.
Lawatan Paus Paulus VI ini sontak menjadi momen bersejarah. Sebab, lawatannya menandai persinggahan seorang Paus di Indonesia. Dalam perjalanannya menuju kedua koferensi, Paus Paulus VI memutuskan bermalam satu malam di Jakarta, Indonesia.
Meskipun lawatan ini tidak direncanakan sebagai kunjungan resmi kenegaraan, akan tetapi pemerintah Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soeharto, menyambut kedatangan Paus Paulus VI dengan penuh kehormatan dan hangat.
Bahkan, Presiden Soeharto bersama Ibu Negara secara pribadi menjemput Paus Paulus VI di Lapangan Terbang Kemayoran, Jakarta pada bulan September 1970.
Usai tiba di Indonesia, Paus Paulus VI langsung menuju Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta. Di Kedutaan inilah, Paus Paulus VI mengadakan pembicaraan dengan Presiden Soeharto dan sejumlah pejabat penting lainnya.
Pada pertemuan tersebut, Paus Paulus VI menyampaikan niatnya untuk kembali mengunjungi Indonesia. Janji ini kemudian terealisasi pada tanggal 3-4 Desember 1970, saat Paus Paulus VI kembali ke Indonesia dalam kunjungan resmi yang menjadi yang pertama kalinya oleh seorang Paus ke negeri ini.
2. Paus Yohanes Paulus II - 1989
Uskup Roma yang menggelar lawatan ke Indonesia berikutnya adalah Paus Yohanes Paulus II. Beliau menggelar lawatan ke Indonesia pada tahun 1989. Pada saat itu, Paus Yohanes Paulus II dikenal sebagai 'Paus Musafir'. Hal ini lantaran beliau tercatat sering kali melakukan perjalanan apostolik ke berbagai negara. Salah satu negara yang masuk dalam rangkaian kunjungan pastoral adalah Indonesia.
Paus Yohanes Paulus II sendiri merupakan pemimpin Vatikan yang sangat aktif dalam menjalankan tugas-tugas kepausan di seluruh dunia. Dalam bukunya yang berjudul Paus Yohanes Paulus II, Musafir Dari Polandia, Trias Kuncahyono menyebutkan bahwa tidak ada dalam sejarah Gereja maupun kepausan seorang Paus yang melakukan perjalanan sebanyak Paus Yohanes Paulus II. Baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Selama masa kepausannya, beliau sudah melakukan 104 perjalanan pastoral ke luar negeri. Selain itu, beliau juga telah melakukan lebih dari 146 perjalanan di Italia dan mengunjungi 301 paroki. Diketahui, jarak yang ditempuh Paus Yohanes Paulus II selama perjalanan-perjalanan tersebut setara dengan mengelilingi bumi sebanyak 31 kali atau melakukan tiga setengah kali perjalanan dari bumi ke bulan.
Pada tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II memutuskan untuk mengunjungi Indonesia. Akan tetapi, sebelum kunjungan terlaksana, Paus sempat mempertimbangkan untuk menunda kunjungannya.
Hal ini karena kekhawatiran mengenai pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur. Di mana pada saat itu sedang menjadi isu panas akibat pengiriman tentara Indonesia untuk meredam gerakan kemerdekaan di wilayah tersebut.
Meskipun situasi cukup serius, pemerintah Indonesia melalui Menteri Pertahanan dan Keamanan L.B. Moerdani, berhasil melakukan dialog dengan Vatikan. Hingga pada akhirnya membuahkan hasil positif.
Sebagai bagian dari kesepakatan antara Vatikan dan Indonesia, Keuskupan Timor Timur ditempatkan langsung di bawah yurisdiksi Vatikan, menggantikan posisi sebelumnya di bawah Keuskupan Portugal. Keputusan ini juga dianggap sebagai pengakuan de facto atas integrasi Timor Timur ke Indonesia.
Usai kesepakatan tercapai, Paus Yohanes Paulus II melanjutkan rencana untuk lawatan ke Indonesia. Pada 9 Oktober 1989, Sri Paus tiba di Indonesia untuk melakukan kunjungan yang berbeda dari pendahulunya, Paus Paulus VI, yang lebih bersifat informal.
Kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Indonesia pada tahun 1989 dilakukan dengan status ganda, yakni sebagai Pemimpin Tertinggi Umat Katolik Sedunia dan sebagai Kepala Negara Vatikan, sehingga agendanya lebih padat dan mencakup berbagai kegiatan penting.
Selama kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II tidak hanya bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintahan Indonesia, tetapi juga menyempatkan diri untuk bertemu dengan rohaniwan dan rohaniwati Katolik di Indonesia.
Salah satu momen penting dalam kunjungannya adalah perayaan misa di Stadion Utama Senayan, Jakarta, yang dihadiri lebih dari 100.000 umat Katolik dari seluruh penjuru Indonesia. Dalam perayaan Ekaristi tersebut, Paus Yohanes Paulus II didampingi oleh tokoh-tokoh gereja seperti Mgr. Leo Soekoto, Mgr. Julius Darmoatmodjo, Kardinal Casaroli, dan Kardinal Tomko dari Vatikan.
3. Paus Fransiskus - 2024
Setelah 35 tahun berlalu, pada tahun 2024, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus kembali menggelar lawatan ke Indonesia. Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian tur Paus Fransiskus ke Asia-Pasifik. Paus Fransiskus dijadwalkan berada di Indonesia sejak tanggal 3-6 September 2024.
Pada kunjungan kali ini, Paus Fransiskus hanya akan mengunjungi Jakarta. Di mana beliau akan melaksanakan tugasnya dalam dua kapasitas yang berbeda.
Pertama, sebagai Pemimpin Gereja Katolik, beliau datang untuk menyapa dan memperkuat umat Katolik di Indonesia dalam perannya sebagai seorang gembala rohani. Kedua yaitu sebagai Kepala Negara Vatikan. Kunjungan ini juga mencerminkan hubungan diplomatik dan kerja sama antara Vatikan dan Indonesia.