Awas Kejutan Arab Saudi! 3 Hal Ini Bisa Bikin Timnas Indonesia Kalah di Kandang
Timnas Indonesia akan hadapi Arab Saudi di matchday 6 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa (19/11) malam WIB.
Misi wajib menang akan dibawa oleh skuad asuhan Shin Tae-Yong kala menghadapi Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta.
Kemenangan akan membuka peluang skuad Garuda lolos ke ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Meski begitu, Timnas Indonesia wajib mewaspadai kebangkitan Arab Saudi di bawah asuhan pelatih anyar mereka, Herve Renard.
Kehadiran Renard diprediksi akan membawa era keemasan Arab Saudi seperti kala tampil di Piala Dunia 2026.
Beberapa ancaman Arab Saudi juga perlu diantisipasi oleh skuad Garuda demi menghindar dari kekalahan dan memaksimalkan 3 poin di kandang.
Lantas apa saja hal yang bisa membuat Timnas Indonesia terancam kalah dari Arab Saudi? Berikut ulasannya.
Kemistri di Bawah Asuhan Herve Renard
Arab Saudi belum lama ini memecat pelatih Roberto Mancini dan menggantinya dengan mantan pelatih mereka di Piala Dunia 2022, Herve Renard.
Kehadiran pelatih asal Prancis tersebut telah berdampak positif usai Saudi berhasil menahan imbang tuan rumah Australia di markasnya.
Hal tersebut tak mengherankan mengingat di bawah asuhan Herve Renard, Arab Saudi sempat menjadi salah satu raksasa di Asia.
Mantan pelatih Maroko tersebut juga terbilang berhasil dalam meracik komposisi pemain. Terbukti, para pemain Arab Saudi bisa tampil spartan selama tampil di Piala Dunia 2022 lalu.
Puncaknya, Arab Saudi berhasil menumbangkan juara dunia Argentina dengan skor 2-1.
Kembalinya Herve Renard menjadi ancaman nyata bagi Timnas Indonesia. Terlebih para pemain Arab Saudi mayoritas sudah paham dengan karakter bermain Renard.
Jika tak diantisipasi, bukan tak mungkin Indonesia akan kesulitan membongkar pertahanan tim Elang Hijau.
Strategi High Line-Direct Ball Arab Saudi
Berkaca dari pertandingan kontra Australia, Arab Saudi cukup efektif dalam menjebol pertahanan Socceross.
Herve Renard mengandalkan permainan direct ball serta high pressing saat lawan mulai menguasai bola.
Strategi itu didukung dengan struktur block-press dengan garis tinggi (high line) dan permainan menekan yang intensif.
Pada laga kontra Australia, Herve Renard memainkan pola 4-1-4-1 dengan mengepung lini tengah Australia.
Timnas Indonesia cukup kesulitan dalam melakukan serangan jika berhadapan lawan yang memiliki garis pertahanan yang tinggi.
Terbukti skuad Garuda harus menjaga pertahanan sangat dalam hingga dikepung oleh para pemain Timnas Jepang hingga setengah lapangan.
Meski demikian, kelemahan di sisi pertahanan Arab Saudi bisa dimanfaatkan dengan memanfaatkan kecepatan Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick.
Gagal Maksimalkan Peluang
Timnas Indonesia memiliki masalah dalam hal penyelesaian akhir sejak laga pertama di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tercatat dari lima laga yang telah dilakoni, Rafael Struick dan kolega hanya mampu mencetak 4 gol dan kebobolan 9 gol.
Meski minim gol, pada dasarnya Timnas Indonesia selalu memiliki banyak peluang mencetak gol. Total ada 22 tembakan ke arah gawang dan hanya menghasilkan 4 gol.
Shin Tae-Yong wajib menginstruksikan para pemainnya untuk lebih efektif dalam memaksimalkan peluang.
Apalagi Arab Saudi memiliki pertahanan yang cukup kuat dengan mengandalkan duet Al Bulayhi dan Hassan Al Tambakti di jantung pertahanan.
Misi mengamankan tiga poin di kandang bisa saja pupus jika tim Garuda gagal mengeksekusi peluang dan mencetak gol.
Satu-satunya cara memenangkan pertandingan adalah dengan mencetak sebanyak mungkin gol dan tidak kebobolan.