Bikin Dompet Menyala, Persit Ini Kaget Harga Bakso Mahal Banget di Wamena
Wanita yang pernah bekerja di stasiun TV ini, membagikan momen Ketika belanja dan makan bakso di Kota Wamena.
Bikin Dompet Menyala, Persit Ini Kaget Harga Bakso Mahal Banget di Wamena
Seorang istri prajurit TNI harus ikut tinggal di Wamena saat suaminya mendapatkan tugas di sana.
Ibu persit tersebut perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang sama sekali berbeda dengan tempat tinggal sebelumnya di Bandung, Jawa Barat.
Wanita yang pernah bekerja di stasiun TV ini, membagikan momen Ketika belanja dan makan bakso di Kota Wamena. Penasaran, berikut ulasannya seperti dikutip dari akun TikTok @nda_cici, Senin (29/07).
Sebelum berangkat jalan-jalan, ibu persit ini membeli bahan bakar minyak (BBM) terlebih dahulu untuk kendaraan roda duanya.
"Kita isi bensin dulu, jadi aku sama pak Gading (suami) isi bensinnya di kios saja enggak di pom bensin, soalnya kalau beli di pom bensin bisa ngantri sampai berjam-jam, makanya kita kebanyakan orang sini lebih memilih beli bensin eceran di kios-kios, harga satu liter bensin mencapai Rp20 ribu mahalkan," ujarnya.
Setelah mengisi BBM ibu persit ini Bersama sang suami sebelum belanja ia makan bakso dulu.
"Sebelum belanja, aku sama pak Gading mampir makan bakso dulu, kebanyakan yang jualan di sini itu pendatang ada dari Jawa, Makassar, macam-macam pokoknya, di sini harga baksonya satu porsi mahal. Ini aku beli satu porsi harganya Rp35 ribu, karena pak Gading makanya mi ayam harganya Rp40 ribu, jadi untuk satu porsi bakso dan mi ayam serta dua es jeruk plus dua kerupuk kami membayar Rp120 ribu,kali ini aku makan bakso yang harganya lumayan bikin menyala isi dompet,"ungkapnya.
Usai makan bakso ibu persit ini langsung belanja sayuran untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Jadi selesai makan bakso, aku langsung belanja sayuran, tahu, tepung dan sebagainya, kurang lebih aku habis Rp85 ribu," ucapnya.
Sudah bukan rahasia kalau harga bahan-bahan kebutuhan pokok, termasuk makanan, di Papua jauh lebih mahal dibandingkan daerah lain di Indonesia, sebab untuk kebutuhan masyarakat banyak diangkut menggunakan pesawat.
"Tapi setelah tinggal di Wamena aku ngerti sih kenapa harga jual di sana sangat tinggi, ya karena semua barang harus diterbangkan pake pesawat. Semoga kedepannya jalan di Papua lebih di perhatikan lagi supaya bisa memudahkan pengiriman bahan dan barang-barang ke Papua," kata dia.
Sebelumnya, ia menceritakan jika dia merupakan seorang mantan karyawan televisi.
Melalui tulisannya, pemilik akunnya menyebut jika dia sangat bangga bisa bekerja menjadi crew tv selama lima tahun.
Namun, karena ada beberapa hal dia terpaksa harus resign dari pekerjaannya dan pulang ke kampung halamannya di Bandung, Jawa Barat.
"Selama 5 tahun semua baik-baik aja, selalu menyenangkan, sampai akhirnya ada sesuatu terjadi yang mengharuskan aku resign dan pulang ke Bandung," tulisnya.
Setelah pulang ke Bandung, ia tidak memiliki pekerjaan.
Dia sempat mencari kegiatan dengan mengikuti kursus make-up hingga mencari sopir pribadi sang ibunda.
"Pulang ke Bandung. Setelah beberapa bulan jadi pengangguran. Akhirnya memutuskan ikut kursus ngerias. Jadi supir mama, tiap hari jemput mama pulang dari toko," katanya.
Bertemu Prajurit TNI AD
Hingga pada suatu hari, dia diminta oleh sang kakak untuk mengantar makanan pada ponakannya yang sedang mengikuti pelatihan disiplin di Secapa TNI AD.
"Sampai suatu hari diminta kakak nganterin makanan buat ponakan yang kepilih jadi U16, dan lagi dilatih disiplin di Secapa AD," ujarnya.
Ternyata, keluarga wanita tersebut sengaja menyuruhnya datang dengan dalih mengantar makanan agar dia bisa bertemu dengan pelatih keponakannya yang merupakan prajurit TNI.
"Ternyata ponakan, kaka & mama udah niat mau ngenalin aku sama si pelatih. Padahal kondisi ku waktu itu enggak mau sama TNI soalnya kapok," ungkapnya.
Sekitar dua hari setelah pertemuan, wanita tersebut langsung dihubungi oleh prajurit TNI pelatih keponakannya.
"Meskipun dijutekin, ditolak. Tapi dia ga menyerah. Malah makin deket sama keluarga aku," ungkapnya.
Setelah melewati proses yang singkat, wanita tersebut pun semakin dekat dengan prajurit pelatih keponakannya. Hingga akhirnya keduanya memutuskan melaju ke pelaminan.
"Akhirnya sampai saat ini. Dari karyawan tv berseragam hitam-hitam, jadi ibu Persit dengan seragam hijau-hijau. Kedua seragam yang selalu aku banggakan," katanya.