Ikut Sang Suami Dinas di Wamena, Ibu Persit Ini Kesulitan Cara Menyalakan Kompor Minyak Tanah
Seorang ibu Persit yang ikut suaminya ke Wamena kesulitan menyalakan kompor minyak tanah.
Ikut Sang Suami Dinas di Wamena, Ibu Persit Ini Kesulitan Cara Menyalakan Kompor Minyak Tanah
Seorang istri prajurit TNI harus ikut tinggal di Wamena saat suaminya mendapatkan tugas di sana.
Ibu Persit tersebut perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang sama sekali berbeda dengan tempat tinggal sebelumnya, yaitu Bandung.
Momen itu diunggah dalam sebuah video di akun Tiktok @nda_cici. Pada video tersebut, ibu Persit membagikan momen ketika ia sampai di Wamena dan menjalani hari pertama di sana.
Hal yang membuat ibu Persit tersebut kesulitan adalah saat dirinya harus menggunakan kompor dari minyak tanah. Bagaimana momennya? Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Apa ciri khas kompor minyak tanah? Kompor yang diciptakan Soyer memiliki tekanan udara karena belum menggunakan sumbu. Kombinasi tekanan udara dan minyak tanah di dalamnya yang kemudian memicu adanya api.
-
Bagaimana kompor minyak tanah dibuat? Kompor minyak tanah produk Saiman dibuat dengan memanfaatkan limbah drum dan kaleng.
-
Dimana pusat pembuatan kompor minyak tanah? Bahkan, Desa Taman Harjo, Singosari, Malang, Jawa Timur, dikenal sebagai pusat industri kecil kompor dengan bahan bakar minyak tanah.
-
Siapa penemu kompor minyak tanah? Kompor minyak tanah pertama kali dikenalkan oleh Alexis Soyer, seorang warga berkebangsaan Perancis, pada tahun 1849.
-
Mengapa kompor minyak tanah dikonversi ke kompor gas? Tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.
-
Kapan kompor minyak tanah ditemukan? Kompor minyak tanah pertama kali dikenalkan oleh Alexis Soyer, seorang warga berkebangsaan Perancis, pada tahun 1849.
Warga Wamena Banyak Pakai Kompor Minyak Tanah
Masyarakat Wamena masih banyak yang memilih untuk menggunakan kompor minyak tanah daripada kompor gas. Hal itu karena di Wamena, gas LPG dijual dengan harga yang sangat tinggi. “Nah yang uniknya juga di Wamena adalah kompor minyak tanah. Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas. Tapi harga gas di Wamena itu lumayan tinggi,” kata ibu Persit tersebut.
Maka dari itu, ibu Persit tersebut juga memilih untuk menggunakan kompor minyak tanah alih-alih kompor listrik atau kompor gas.
Namun, ia mengatakan jika itu adalah pengalaman pertama kalinya. Meskipun pada saat kecil, ia sering melihat orang tuanya masih menggunakan kompor minyak tanah.
Kesulitan Menyalakan Kompor
Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas.
Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
“Ternyata nyalain kompor minyak tanah itu tidak semudah itu ya guys, beberapa kali aku nyoba dan mati lagi mati lagi,” ucap ibu Persit.
“Cuma memang kompor minyak tanah itu nggak asing, karena tahun 90-an lah mamaku juga masih masak pakai kompor minyak tanah. Tapi, kalau untuk aku masak pakai kompor minyak tanah ini pengalaman pertama banget,” lanjutnya.
Meskipun gagal berkali-kali menyalakan api di kompor minyak tanah, ibu Persit tersebut akhirnya berhasil menyalakan kompor dan melanjutkan aktivitas menggoreng ayam untuk makan bersama keluarga.