Dalil Naqli adalah Dalil yang Berdasarkan Ayat Alquran, Begini Contohnya
Dalil Naqli adalah dalil yang berdasarkan firman Allah dan tercantum dalam kitab suci Alquran.
Dalil Naqli adalah dalil yang berdasarkan firman Allah dan tercantum dalam kitab suci Alquran.
Dalil Naqli adalah Dalil yang Berdasarkan Ayat Alquran, Begini Contohnya
Dalil Naqli adalah dalil yang berdasarkan firman Allah dan tercantum dalam kitab suci Alquran. Singkatnya, dalil naqli merupakan sumber ajaran agama Islam yang berasal langsung dari perintah Allah SWT.Sementara itu, dalil sendiri adalah salah satu petunjuk yang tak kalah penting dalam agama Islam. Dalil menjadi penentu benar atau tidaknya suatu pernyataan dalam agama Islam.
Selain itu, dalil pun dapat digunakan untuk menghilangkan keraguan atas suatu kejadian atau peristiwa. Sebab, ada berbagai kondisi atau situasi yang memungkinkan umat Islam merasakan keraguan mengenai hukum sesuatu hal.
Dalil tersebut yang kemudian dapat memperjelas mengenai sesuatu hal. Selain Alquran, dalil dapat diambil dari hadist, ijma', hingga qiyas.
Namun pada dasarnya, penting bagi kita untuk mengetahui dalil naqli. Sebab, dalil naqli rasanya begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari jika menjadikan Alquran sebagai bacaan yang rutin.
Lantas apa sebenarnya yang disebut dengan dalil naqli? Dan apa saja contoh dari dalil naqli yang bisa dipahami? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (14/11), berikut merdeka.com ulas mengenai dalil naqli.
-
Dimana dalil ikhlas di Al-Qur'an? Dalil tentang ikhlas yang pertama tertuang dalam QS Az-Zumar: 11-14.
-
Bagaimana hadis memperjelas isi Alquran? Dalam hal ini sebagai contoh hadits yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim terkait perintah berwudhu, yakni:'Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima salat seseorang yang berhadats sampai ia berwudhu' (HR.Bukhori dan Abu Hurairah) Hadits di atas mentaqrir dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:'Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki' - (QS.Al-Maidah:6)
-
Bagaimana cara menilai kebenaran Hadis? Mengutip NU Online, hadis sahih ialah hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang berkualitas dan tidak lemah hafalannya, di dalam sanad dan matannya tidak ada syadz dan illat.
-
Apa topik utama dakwah singkat yang ada dalilnya? Dakwah singkat yang ada dalilnya dapat menjadi sarana berbagi ilmu dengan sesama.
-
Apa fungsi utama hadis terhadap Alquran? Hadis sebagai sumber Islam tentunya untuk menjelaskan lebih detail apa yang dijelaskan dalam Alquran. Hadis memiliki fungsi utama untuk menegaskan, memperjelas, dan menguatkan hukum-hukum dan hal lain yang ada di Alquran.
-
Dimana ditemukannya ayat dalam Alquran? Ayat adalah bagian terkecil dalam Al Quran yang berisi kalimat-kalimat Allah SWT.
Pengertian Dalil Naqli
Pengertian dalil naqli dapat dilihat secara bahasa. Dalil naqli adal dalil yang berdasarkan Alquran. Hal tersebut merujuk pada maknanya secara bahasa.
Sementara itu, lain halnya pengertian dalil naqli menurut istilahnya. Dalam hal ini, dalil naqli dimaknai sebagai bukti atau alasan mengenai kebenaran dan ketidakbenaran atas sesuatu hal yang bersumber pada Alquran dan sunnah Rasulullah SAW.
Kebenaran dari dalil naqli bersifat mutlak dan pasti. Sehingga, kebenaran dari sesuatu hal yang bersumber dari ayat suci Alquran tidak dapat terbantahkan lagi.
Dalil naqli diriwayatkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selain itu, dalil naqli juga ditetapkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Maknanya, ayat Alquran dan sunnah Rasulullah dituliskan dari satu tempat ke tempat lainnya. Lalu disalin dari sumber-sumber aslinya.
Hal ini membuat dalil naqli menjadi sumber dan pedoman dalam bersikap yang benar. Meskipun dalil naqli bersumber pada Al-Quran dan hadits, namun masing-masing mujtahid mempunyai penafsiran yang berbeda-beda atas teks yang ada.
Contoh Dalil Naqli
Adapun contoh dalil naqli adalah sebagai berikut:
1. Surat Al Ikhlas
"Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia'."
2. Perintah Puasa
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S. Al Baqarah: 183)
3. Jodoh Cerminan Diri
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula).
Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga),” (QS An-Nur : 26).
4. Menghargai Waktu
“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian.” (QS Al-Asr: 1-2)
5. Perintah Menimba Ilmu
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah ayat: 11).
6. Ilmu Dari Allah SWT
"Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran ayat 7).
7. Menikah Adalah Ibadah
"Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. An Nur ayat 32).