Demi Menghidupi Anak-anak, Cerita Umi si Sopir Truk Cantik Ini Berangkat Jam 4 Subuh ke Tambang
Begini cerita janda cantik sopir truk wanita yang rela banting tulang kerja di tambang demi nafkahi anaknya.
Begini cerita janda cantik sopir truk wanita yang rela banting tulang kerja di tambang demi nafkahi anaknya.
Demi Menghidupi Anak-anak, Cerita Umi si Sopir Truk Cantik Ini Berangkat Jam 4 Subuh ke Tambang
Sosok sopir truk cantik yang akrab disapa Umi menarik perhatian banyak warganet. Meski berstatus janda, ia tak mau pasrah dan mau banting tulang demi menghidupi anak-anaknya.
Pasca bercerai dengan sang Suami tahun 2015 lalu, Umi memilih menetap di Indonesia dan mulai menggeluti profesi sebagai sopir truk.
Seperti apa kisah selengkapnya? Melansir dari YouTube Syarifah Firdausi, Senin (29/1) berikut informasinya.
Berangkat Subuh ke Tambang
Umi memiliki prinsip untuk mendidik anaknya supaya mandiri. Terlebih sebagai seorang janda, ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anak-anaknya.
Tak jarang ia sampai meninggalkan anak-anaknya bekerja sejak pukul 4 subuh untuk pergi ke tambang.
"Sebenernya anaknya Umi yang paling kecil itu kelas dua, itu mandiri. Gak pernah nyusahin Umi maksudnya membuat pekerjaan Umi bertambah ringan di rumah ini gitu,"
"Masalahnya anak Umi itu udah diajarin mandiri semua. Karena sudah tahu ya aktivitas orang tuanya seperti apa dah di jalan. Dan gak ada di jamnya. Jadi kalau udah waktunya, Umi jam 7 harus bongkar, paginya harus bongkar ya sudah habis sembayang subuh harus ke tambang," kata Umi.
Sang anak senantiasa diajarkan untuk mandiri dan tidak mengandalkan orang lain termasuk dirinya.
"Kan gak mungkin ketemu anak-anak masih tidur. Anak-anak jam 5 baru bangun, Umi jam 4 sudah di tambang. Jadi saya ajarkan anak saya itu mandiri gak boleh ketergantungan sama orang lain," tambahnya.
Awal Mula Jadi Sopir Truk
Dikenal sebagai sopir truk wanita, perjuangannya untuk bisa membawa truk tak semudah membalikkan telapak tangan.
Umi yang berasal dari keluarga berada pun tak pernah kepikiran untuk bekerja sebagai seorang sopir truk.
Ia pun belajar mengendarai truk secara otodidak meski sempat dilarang oleh sopirnya sendiri.
"Sebenarnya kalo minat sama cita-cita itu gak ada, soalnya orang tua Umi ya mohon maaf orang ada. Cuma waktu itu ya 2015 kan saya baru pisah sama bapaknya anak-anak di Saudi Arabia terus saya lihat kok gak ada sopir perempuan di Indonesia."
"Ini kalau saya bisa bawa truk bakalan jadi gebrakan tersendiri buat wanita. Saya coba dulu kebetulan armadanya Umi itu ada dua jadi ada sopirnya semua dan kebetulan Umi itu bosnya. Umi belajar otodidak sama sopirnya Umi, kebetulan sopirnya Umi ini sepuh," ucap Umi.
Karena paham besarnya resiko yang akan dijalani, sopir Umi sempat menolak dan memintanya untuk tidak usah belajar.
Namun karena rasa penasarannya ia pun akhirnya memberanikan diri membawa truk tersebut tanpa beban. Namun seiring berjalannya waktu ia baru berani membawa muatan berat.
"Alhamdulillah dua bulan udah mahir Umi. Udah menguasailah. Ya udah saya memutuskan untuk langsung ke tambang,"
Beberapa sopir yang lain sempat kaget karena keputusannya untuk terjun langsung ke lapangan.
Tak sedikit yang mengira ia bosan di rumah sehingga ikut turun langsung ke tambang.
"Ya Umi coba sekali dua kali. Ya niatnya kita berjuang untuk menafkahi anak. Umi punya keyakinan gini kalau niat kita benar, insyaallah sama Allah pasti dilindungi,"
Sopir Truk Wanita Sampai Disorot Media
Perjuangannya pun tak sia-sia. Namanya sampai populer hingga ke Jember.
Selain itu, beberapa media mulai menyorot kisah hidupnya tersebut. Tak sedikit pula media luar negeri yang tertarik meliput dirinya.
"Bahkan sopir-sopir di Jember itu bangga semua. Weh ada cewek jadi sopir jadi ikonnya Jember. pertama kali diangkat sama IWJ, ada yang posting di IWJ."
