Jadi Buronan Polisi, Wanita ini Sampai Rela Wajahnya Dioperasi Plastik
Xie melakukan prosedur bedah plastik agar penampilannya tidak lagi dikenali.
Seorang wanita dari China, yang menjadi buronan polisi, berhasil mengelabui aparat selama lebih dari dua tahun setelah menjalani operasi plastik pada wajahnya. Wanita berusia 30 tahun dengan nama belakang Xie ini melarikan diri ke Thailand pada akhir tahun 2022 setelah menipu enam orang dengan total kerugian mencapai 1,5 juta yuan, yang setara dengan Rp 3,2 miliar.
Xie dikenal sering menutupi wajahnya dan melakukan operasi plastik untuk menyembunyikan identitasnya. Operasi tersebut berhasil membuat pihak kepolisian kesulitan mengenalinya, hingga akhirnya ia ditangkap saat menunggu pengantaran makanan di depan flat tempat tinggalnya.
Dalam proses penyelidikan, ia mengungkapkan bahwa modus operandi yang digunakannya adalah menjanjikan posisi pramugari di maskapai besar.
Diduga, wanita ini telah melakukan aksinya sejak tahun 2014 dan menggunakan sebagian dari hasil kejahatannya untuk membiayai operasi plastik agar bisa menghindar dari penangkapan polisi. Xie telah melampaui masa tinggal legalnya di Thailand selama lebih dari 650 hari dan saat ini sedang menjalani proses deportasi kembali ke China.
Pihak berwenang Thailand menemukan keberadaan Xie sebagai buronan setelah melakukan investigasi yang melibatkan Interpol.
Perubahan wajah yang sangat mencolok setelah operasi plastik membuat banyak orang kesulitan untuk mengenali dirinya. Berikut adalah ulasan dari Liputan6.com mengenai aksi nekat wanita yang menjalani operasi plastik demi menghindari penangkapan polisi, seperti yang dilansir dari South China Morning Post, pada Jumat (24/10/2024).
Hasil Operasi Plastik Membuat Orang-Orang Terkejut
Xie mengambil keputusan untuk menjalani operasi plastik ketika ia sedang dikejar oleh aparat hukum. Dengan penampilan barunya, ia berhasil menghindari pengawasan polisi di China dan Thailand selama dua tahun.
Ketika akhirnya ditangkap, polisi sempat terkejut melihat perubahan wajahnya yang sangat mencolok. Dalam pernyataannya, Xie mengungkapkan bahwa mengubah penampilannya merupakan bagian dari strategi pelariannya. Ia menggunakan uang hasil penipuan yang mencapai Rp 3,2 miliar untuk membiayai operasi tersebut.
Namun, identitas asli Xie akhirnya terungkap setelah pihak kepolisian Thailand melakukan penyelidikan yang mendalam berdasarkan laporan dari masyarakat. Kini, Xie harus menghadapi ancaman hukuman dari dua negara, yaitu Thailand dan China, terkait serangkaian tindakan kriminal yang telah dilakukannya.
Situasi ini menunjukkan betapa sulitnya bagi seseorang untuk melarikan diri dari kejahatan yang telah diperbuat, meskipun dengan berbagai upaya untuk mengubah identitasnya.
Xie Mengelabui Polisi dan Korbannya
Xie dikenal sebagai individu yang sangat manipulatif dan mampu menipu banyak orang dengan berbagai janji yang tidak pernah ditepati. Ia menawarkan kesempatan kerja sebagai pramugari dengan imbalan yang sangat menggiurkan, sehingga banyak yang terpedaya.
Antara tahun 2016 hingga 2019, setidaknya enam orang menjadi korban dari tipu muslihatnya. Dengan memanfaatkan identitas palsu sebagai pramugari, Xie berhasil menarik perhatian orang-orang yang bercita-cita untuk bekerja di maskapai besar.
Namun, uang yang berhasil ia kumpulkan tidak digunakan untuk tujuan yang baik, melainkan untuk kepentingan pribadi, termasuk membiayai operasi plastiknya.
Investigasi oleh pihak kepolisian menunjukkan bahwa Xie telah merencanakan aksinya sejak tahun 2014. Penyelidikan yang dilakukan secara mendalam mengungkap berbagai cara yang digunakan oleh Xie untuk memperdaya korbannya dengan rencana yang sangat terperinci.
Ia juga berhasil menyembunyikan jejaknya selama bertahun-tahun, membuatnya semakin sulit untuk ditangkap. Keahlian Xie dalam menipu dan manipulasi menunjukkan betapa cerdiknya ia dalam menjalankan aksinya, sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi korban dari penipuan yang terencana dengan baik.
Identitas Xie Terbongkar di Thailand
Keberadaan Xie di Thailand akhirnya terungkap setelah warga setempat curiga dengan perilakunya. Dengan wajah yang selalu tertutup topeng dan tindakan yang mencolok, warga melaporkannya kepada pihak kepolisian.
Polisi imigrasi pun segera melakukan penyelidikan yang mendalam. Penangkapan Xie berlangsung di sebuah flat di Bangkok pada 7 Oktober 2024, setelah pihak kepolisian menerima informasi dari masyarakat sekitar. Penangkapan terjadi ketika Xie sedang menerima pengiriman makanan di depan flatnya.
Setelah mengajukan permohonan untuk memeriksa paspor, polisi menemukan bahwa Xie telah melanggar batas waktu tinggalnya selama lebih dari 650 hari.
Saat ini, Xie menghadapi kemungkinan untuk dideportasi kembali ke China dan akan mendapatkan hukuman atas kejahatan yang dilakukannya, termasuk pelanggaran izin tinggal di Thailand dan penipuan besar-besaran. Kasus ini menjadi pelajaran bahwa penegakan hukum tidak dapat dihindari, dan tindakan ilegal akan selalu mendapatkan konsekuensi.
"Kasus ini menjadi pelajaran bahwa penegakan hukum tetap tidak bisa dihindari," ungkap seorang pejabat kepolisian.
Dengan demikian, penting bagi setiap orang untuk mematuhi peraturan yang berlaku di negara manapun mereka berada.