Membaca Doa Qunut saat Salat Witir di Pertengahan Ramadan, Apa Hukumnya?
Perdebatan mengenai hukum membaca doa qunut saat salat witir di pertengahan Ramadan masih berlanjut di kalangan ulama.

Pada pertengahan bulan Ramadan, umat Islam biasanya mulai menyesuaikan diri dengan pola ibadah yang lebih intens. Salah satu amalan yang sering dilakukan pada malam-malam terakhir Ramadan adalah pembacaan doa qunut saat salat witir. Namun, masih banyak yang mempertanyakan apakah doa qunut dalam salat witir di separuh akhir Ramadan memiliki dasar hukum yang kuat dalam ajaran Islam.
Tradisi membaca qunut witir pada separuh akhir Ramadan telah ada sejak zaman para sahabat, seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka'ab. Beberapa ulama dari mazhab Syafi'i merekomendasikan pembacaan qunut pada rakaat terakhir salat witir mulai malam ke-16 Ramadan hingga akhir bulan. Namun, terdapat juga pendapat dari ulama lain yang menyatakan bahwa membaca qunut dalam salat witir tidak perlu dilakukan secara rutin.
Lalu, bagaimana sebenarnya hukum membaca doa qunut dalam salat witir? Apakah benar hanya dilakukan pada separuh akhir Ramadan, ataukah boleh dilakukan sepanjang tahun? Artikel ini akan mengulas berbagai pendapat ulama beserta dalil yang mendukungnya.
Dalil tentang Doa Qunut dalam Salat Witir
Pembacaan doa qunut dalam salat witir memiliki landasan dari berbagai riwayat yang berasal dari sahabat dan ulama terdahulu. Salah satu referensi yang sering dijadikan acuan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud mengenai kebiasaan Umar bin Khattab yang memimpin salat tarawih bersama Ubay bin Ka'ab:
"Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar salat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka'b, maka beliau salat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadan hingga seterusnya)" (HR. Abu Dawud).
Selain itu, Imam asy-Syafi'i dalam kitab Ma'rifatus Sunan wal Atsar (4/44) juga menyatakan bahwa pembacaan doa qunut dalam salat witir pada separuh akhir Ramadan merupakan sunnah yang dianjurkan, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu'adz al-Qari.
Di sisi lain, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa doa qunut dalam salat witir dapat dibaca sepanjang tahun. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ahmad, Hasan bin Ali menyampaikan:
"Rasulullah SAW mengajariku beberapa kalimat yang aku ucapkan dalam witir: Allahummah dina fiman hadait, wa a'fina fiiman aafaita...." (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i).
Pendapat Ulama tentang Qunut Witir di Separuh Akhir Ramadan

Dalam mazhab Syafi'i, pelaksanaan doa qunut dalam salat witir disunnahkan hanya pada separuh terakhir bulan Ramadan. Pendapat ini diperkuat oleh Imam an-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar, yang menyatakan bahwa qunut dalam salat witir dilaksanakan mulai malam ke-16 hingga akhir bulan Ramadan.
"Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafiiyyah) yang berpendapat, disunnahkan Qunut di sepanjang Ramadhan. Namun, yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu Qunut pada separuh akhir Ramadan." (Imam an-Nawawi, Al-Adzkar).
Di sisi lain, mazhab Hanafi berpendapat bahwa doa qunut dalam salat witir seharusnya dibaca sepanjang tahun, tanpa terbatas pada bulan Ramadan saja. Berbeda dengan itu, mazhab Maliki beranggapan bahwa doa qunut hanya dibaca dalam salat subuh dan tidak dalam salat witir. Sementara itu, mazhab Hanbali memperbolehkan pelaksanaan doa qunut dalam salat witir sepanjang tahun, meskipun mereka tidak menganggapnya sebagai kewajiban.
Cara Membaca Doa Qunut dalam Salat Witir
Dalam berbagai sumber sejarah, qunut witir dapat dilaksanakan baik sebelum maupun setelah rukuk. Namun, umumnya di kalangan pengikut mazhab Syafi'i, doa qunut dibaca setelah rukuk pada rakaat terakhir dari salat witir. Hal ini menunjukkan bahwa praktik ini telah menjadi tradisi yang diikuti dalam pelaksanaan salat.
Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Hasan bin Ali, berikut adalah bacaan doa qunut yang sering dibaca:
اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
"Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan."
Apakah Qunut Witir Wajib?
Menurut mayoritas ulama, hukum membaca doa qunut dalam salat witir adalah sunnah dan bukan kewajiban. Dengan demikian, seseorang yang tidak melakukannya tetap dianggap sah salat witirnya.
Dalam mazhab Syafi'i, disarankan untuk melaksanakan qunut hanya pada separuh akhir bulan Ramadan, sedangkan mazhab Hanafi dan Hanbali mengizinkan pelaksanaannya sepanjang tahun. Dalam pandangan Muhammadiyah, berdasarkan fatwa Majelis Tarjih, qunut witir tidak disyariatkan karena tidak terdapat riwayat yang kuat yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melakukannya secara rutin.
Ibnu Taimiyah dalam karyanya yang berjudul Majmu' Al-Fatawa menyatakan:
"Hakekatnya, qunut witir adalah sejenis do’a yang dibolehkan dalam shalat. Siapa yang mau membacanya, silakan. Dan yang enggan pun dipersilakan."
Pendapat Lain soal Baca Doa Qunut saat Salat Witir
Di sisi lain, Majelis Tarjih Muhammadiyah menyatakan bahwa membaca qunut saat salat witir, baik di tengah maupun di akhir bulan Ramadan, tidak termasuk dalam syariat. Mereka berpendapat bahwa hadits-hadits yang menjadi acuan untuk melakukan qunut memiliki derajat yang lemah (dhaif) dan tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar. Jika qunut pada salat witir adalah amalan rutin Nabi Muhammad SAW, seharusnya banyak sahabat yang meriwayatkannya.
Oleh karena itu, mereka menegaskan bahwa tidak ada kewajiban untuk melaksanakan doa qunut, dan bagi yang memilih untuk tidak melakukannya, itu pun tidak menjadi masalah. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam memiliki kebebasan untuk menentukan cara beribadah sesuai dengan pemahaman masing-masing.
Kesimpulannya, hukum membaca doa qunut pada salat witir di pertengahan Ramadan adalah mubah, yang berarti boleh dilakukan atau tidak. Bagi mereka yang ingin melaksanakan, hal tersebut diperbolehkan berdasarkan beberapa pendapat ulama. Namun, bagi yang tidak melakukannya, juga tidak menjadi masalah, karena ada pendapat ulama yang berargumen bahwa hal tersebut tidak disyariatkan. Penting untuk menyadari bahwa perbedaan pendapat ini mencerminkan kekayaan dan dinamika dalam memahami ajaran Islam.
Yang paling utama adalah niat yang tulus dalam beribadah dan selalu berusaha menjaga kesucian hati. Dengan memahami berbagai pandangan ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah dengan lebih baik dan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
People Also Ask
Apa itu doa qunut?
Doa qunut adalah doa yang dibaca dalam shalat, khususnya pada shalat subuh dan witir, sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT.
Apakah membaca doa qunut di salat witir itu wajib?
Tidak ada kewajiban untuk membaca doa qunut di salat witir, ini tergantung pada pemahaman masing-masing ulama.
Siapa saja ulama yang mendukung doa qunut saat witir?
Ulama seperti Imam Syafi'i dan Imam Nawawi mendukung pelaksanaan doa qunut pada salat witir di pertengahan Ramadan.
Apa sanksi jika tidak membaca doa qunut saat witir?
Tidak ada sanksi, karena membaca doa qunut adalah sunnah, bukan kewajiban.