Modal Pede Profesor Stella Calon Menteri Prabowo Ilmuwan Lulusan Harvard, Ternyata Dulu Bahasa Inggrisnya Blepotan
Cerita Guru Besar Tsinghua University China tak lancar bahasa Inggris namun pede daftar beasiswa ke luar negeri.
Sosok Profesor dan Guru Besar Tsinghua University China bernama Stella Christie, tengah ramai jadi sorotan usai ia dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, Prabowo sendiri memang memanggil sejumlah tokoh yang disebut-sebut akan bergabung di kabinetnya sebagai menteri, wakil menteri, ataupun kepala lembaga. Pemanggilan dilakukan beberapa hari menjelang pelantikannya sebagai Presiden ke-8 RI pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Dari puluhan tokoh yang datang, sosok Stella Christie cukup mencuri perhatian publik. Tak banyak yang tahu jika dia ternyata merupakan seorang ilmuwan asal Indonesia yang memiliki segudang pengalaman di luar negeri.
Lewat wawancara di Podcast Merdeka, Stella sempat memperkenalkan diri dan menceritakan bagaimana awal mula dirinya bisa meniti karirnya. Dia mengaku sudah mendapat beasiswa sejak duduk di bangku SMP.
"Saya lahir di Medan tapi besar di Jakarta dan saya dari kecil sekolahnya di Jakarta. Sebenarnya saya tidak pernah ada cita-cita sekolah di luar negeri. Tapi pada saat sekolah saya melihat ada informasi di koran," kata Stella dikutip dari Youtube MerdekaDotCom (17/10).
Stella menyebut jika dirinya nekat mencoba peruntungan dengan mendaftar beasiswa ke luar negeri. Padahal, pada saat itu ia mengaku masih belum lancar berbahasa Inggris. Namun, keberuntungan berpihak padanya. Dia pun dinyatakan lolos dan mendapat beasiswa.
"Ada berita ada beasiswa dari pemerintah Singapura namanya Asean Scolarship ya sudah saya coba-coba aja daftar. Saya ingat waktu interview saya ditanyain (katanya) kamu ini bahasa Inggrisnya belepotan banget," kata Stella.
"Tapi (katanya) nilai kaya IPA, matematika bagus gitu jadi boleh lah untuk diterima. Jadi waktu itu saya beruntung dapat beasiswa itu dari pemerintah Singapura untuk O level tingkat SMA lah ya dan harusnya diberikan sampai kuliah," tambahnya.
Meski kemampuan berbahasa Inggrisnya kurang baik, Stella mengaku tetap percaya diri tetap mengambil kesempatan beasiswa tersebut. Hingga akhirnya dia pun berhasil menorehkan prestasi selama menjalankan studi.
"Saya ke Singapura terus harus setengah tahun dulu belajar bahasa Inggris. Karena saya bahasa Inggrisnya parah banget. Jadi saya modal pede dan kemauan, percaya semua itu bisa dipelajari hahaha," katanya.
Diketahui, Stella Christie sendiri merupakan seorang ilmuwan di bidang cognitive science. Dia merupakan lulusan Harvard University dengan gelar Magna Cum Laude wit Highest Honor tahun 2004.
Stella kemudian mendapat gelar pascasarjana dan doktoralnya di Northwestern University pada 2010. Sebelum menjadi guru besar di China, ia juga pernah menjadi guru besar di Swarthmore College, Amerika Serikat, dari 2012-2018.
Saat ini, dia diketahui menjadi salah satu staf penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Stella juga menyebut, jika Luhut lah yang memperkenalkan dirinya kepada Prabowo Subianto. Sejak saat itu dia menjadi ilmuwan 'pembisik' yang menganalisa tentang program makan bergizi gratis yang dicetuskan Prabowo.
Sebagai informasi, jika makan bergizi gratis merupakan salah satu program unggulan di pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang. Program ini terlihat semakin nyata setelah dibentuknya Badan Gizi Nasional.
Semula, Prabowo-Gibran selalu menggembar-gemborkan program ini dengan nama 'makan siang gratis'. Nama program tersebut kemudian berubah pada Mei 2024 menjadi 'makan bergizi gratis'.
Pemerintahan Prabowo sudah berencana mengalokasikan Rp71 triliun untuk program makan bergizi gratis (MBG) 2025.
Anggaran itu masuk dalam anggaran pendidikan pada APBN 2025 yang dianggarkan Rp722,6 triliun. Rencana awalnya program ini hanya akan diberikan kepada anak sekolah.
Namun seiring dengan persiapannya, program MBG diperluas dengan menyasar anak di rumah dan ibu rumah tangga. Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi anak.