Nama Jakarta Ternyata Diilhami dari Alquran, Ini Artinya

Merdeka.com - Nama Jayakarta atau Jakarta rupanya diilhami dari Al-Quran. Seperti diketahui, Jayakarta merupakan nama yang diberikan oleh Syarif Hidayatullah dan Fatahillah setelah keduanya berhasil membumihanguskan wilayah Sunda Kalapa.
Sebelumnya, nama Jayakarta merupakan Sunda Kalapa. Lantas apa arti nama Jakarta yang ternyata diilhami dari Al-Quran?
Melansir dari laman dinaskebudayaan.jakarta.go.id, Selasa (24/1), simak ulasan informasinya berikut ini.
Asal Mula Nama Jayakarta
Gabungan armada Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah dalam rangka mencegah upaya orang Portugis yang berkedudukan di Malaka. Hal ini sebagaimana tertuang dalam perjanjian persahabatan dan kerjasama bidang ekonomi serta keamanan antara Sunda-Portugis tanggal 22 Agustus 1522.
Pada tahun 1526, Demak dibantu Cirebon mengirim armada ke Banten dan Kalapa untuk menyebarkan agama Islam. Selain menyebarkan agama Islam, mereka berhasil merebut dua kota pelabuhan dari tangan pasukan Sunda dan memukul mundur armada Portugis dari Kalapa yang datang untuk mendirikan benteng di sana pada tahun 1527.
Kota Jayakarta ini sendiri terbentang dari utara ke selatan. Di mana terdapat dua anak sungai yang melintang dan di sebelah barat juga ada anak sungai lainnya. Di sisi timur, terdapat aliran sungai besar Ciliwung. Pusat kota Jayakarta ditandai dengan alun-alun, di sebelah utaranya adalah pasar.
Diilhami dari Al-Quran
Nama Jayakarta adalah nama pengganti kota pelabuhan Kalapa. Pergantian nama ini dilakukan pasca kota tersebut dikuasai oleh gabungan armada Demak dan Cirebon pada 22 Juni 1527 di bawah pimpinan Fatahillah.Siapa sangka, nama Jayakarta ini diberikan yang diilhami oleh Al-Quran Surat Al Fath ayat 1 yang berbunyi,Inna fatahna laka fathan mubinanArtinya:"Sesungguhnya Kami telah memberi kemenangan padamu, kemenangan yang tegas." (QS. Al Fath: 1)Kemenangan yang tegas serta sempurna tersebut lantas dialih bahasakan menjadi 'Jayakarta'.
Tata Letak Kota Jayakarta
Pada dasarnya, tata kota dengan sistem penempatan bangunan seperti Kota Jayakarta ini tidak berbeda dengan tata kota lainnya di pesisir utara Jawa. Berdasarkan sumber Belanda pada abad ke-16 dan 17, mengenai kependudukan Kota Jayakarta pada masa Tubagus Angke dan Pangeran Wijayakrama disebutkan bahwa penduduk kota utama Jayakarta diperkirakan mencapai 3.000 Kartu Keluarga. Jika jumlah anggota keluarga diperkirakan 5 orang per Kartu Keluarga, maka jumlah penduduk seluruhnya sekitar 15.000 jiwa.Letak kota inti sejak masa pemerintahan Fatahillah kemungkinan berada di muara Sungai Ciliwung atau Kalibesar bagian barat. Sehingga tata letak kota masa pemerintahan Tubagus Angke dan Pangeran Wijayakrama tidak begitu berbeda, yakni sekitar 300 meter dari pantai, seperti yang diperkirakan JW Ijzerman.Tempat lainnya, baik itu di sebelah barat maupun sebelah timur muara Ciliwung atau bahkan di bagian arah ke udik, telah dijadikan tempat-tempat pemukiman yang mengitari pusat kota atau inti pemerintahan. Batas wilayah kekuasaan berdasarkan Babad Banten, Jayakarta dengan kota intinya mempunyai wilayah kekuasaan yakni di sebelah barat Cisadane yang berbatasan dengan wilayah Kerajaan Banten. Sementara di sebelah timur, batas wilayah sampai Citarum. Kemudian di sebelah selatan, berbatasan dengan daerah Bogor. Terakhir di sebelah utara, Teluk Jakarta dengan pulau-pulaunya. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya