Penyebab Hiperhidrosis, Kondisi yang Membuat Penderitanya Selalu Berkeringat Berlebih
Penyebab dari hiperhidrosis dan cara mengatasinya yang penting diketahui.
Penyebab hiperhidrosis ternyata bisa dikarenakan oleh beberapa hal. Hiperhidrosis sendiri adalah kondisi ketika produksi keringat berlebihan, dan tidak berkaitan dengan aktivitas fisik atau suhu udara.
Pengidap penyakit ini selalu merasa berkeringat meski tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Selain mengganggu kegiatan sehari-hari, hiperhidrosis juga dapat menurunkan kualitas hidup pengidapnya karena rasa cemas dan malu.
-
Apa yang menyebabkan keringat berlebihan? Amelia juga menekankan bahwa produksi keringat setiap individu berbeda, tergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah proporsi tubuh. Orang dengan proporsi tubuh berlebih memiliki risiko keringat yang lebih tinggi daripada orang dengan proporsi tubuh lebih kecil.
-
Apa itu Hiperhidrosis? Hiperhidrosis adalah masalah kesehatan yang sebabkan keringat berlebihan, bahkan saat suhu normal atau tidak beraktivitas.
-
Apa itu hiperhidrosis? Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal dengan nama hiperhidrosis yang bikin seseorang bisa berkeringat kapan saja meskipun cuaca tidak panas atau bahkan ketika tidak melakukan kegiatan apapun.
-
Bagaimana cara mengatasi keringat berlebih? 'Kalau keringat banyak bawa baju ganti. Jangan dibiarkan kering sendiri, keringat itu harus dikeringkan. Setelah itu ganti baju. Itu akan lebih baik dibandingkan pakai bedak,' tutur dia yang kini berpraktik di Klinik Pramudia itu.
-
Kenapa keringat berlebih di tangan dan kaki mengganggu? Kondisi ini tidak hanya memengaruhi rasa percaya diri, tetapi juga bisa membuat aktivitas sehari-hari menjadi tidak nyaman. Masalah keringat berlebih pada telapak tangan ini bahkan bisa menimbulkan masalah percaya diri.
-
Kenapa pakaian yang ketat bisa bikin ketiak cepat berkeringat? Hindari pakaian yang terlalu ketat karena dapat memerangkap panas dan meningkatkan produksi keringat.
Dalam banyak kasus, hiperhidrosis tidak diketahui secara jelas penyebabnya dan dianggap sebagai bagian gangguan dari sistem saraf yang mengontrol berkeringat.
Kondisi tersebut dikenal sebagai hiperhidrosis primer. Hiperhidrosis yang memiliki penyebab yang dapat teridentifikasi dikenal sebagai hiperhidrosis sekunder. Simak ulasan selengkapnya dilansir dari laman halodoc dan berbagai sumber, Senin (18/11/2024):
Penyebab Hiperhidrosis
Penyebab hiperhidrosis tergantung pada jenisnya. Seperti disebutkan di atas untuk hiperhidrosis primer, belum diketahui secara pasti. Tetapi faktor genetik memiliki peranan penting. Hiperhidrosis primer umumnya terjadi pada telapak tangan, telapak kaki, dan terkadang di wajah.
Sedangkan penyebab hiperhidrosis sekunder adalah kondisi medis, seperti penggunaan obat-obatan tertentu, diabetes, menopause, kadar gula darah rendah, hipertiroid, serangan jantung, penyakit infeksi, kanker, tuberkulosis, Parkinson, dan stroke. Hiperhidrosis sekunder dapat menyebabkan timbulnya keringat di hampir seluruh tubuh.
Faktor Risiko Hiperhidrosis
Orang dengan kondisi saraf sensitif biasanya lebih besar risikonya mengalami hiperhidrosis primer. Saat merasa stres atau gugup, ini akan meningkatkan produksi keringat pada telapak tangan, telapak kaki dan terkadang wajah.
Sedangkan untuk hiperhidrosis sekunder faktor risikonya biasanya karena kondisi penyakit tertentu, seperti:
- Diabetes
- Menopause
- Masalah tiroid
- Gula darah rendah
- Beberapa jenis kanker
- Serangan jantung
- Gangguan sistem saraf
- Infeksi tertentu
- Konsumsi obat-obatan tertentu
Ada berbagai gejala hiperhidrosis, antara lain:
- Hiperhidrosis primer
Hiperhidrosis primer biasanya terjadi pada satu atau beberapa bagian tubuh, terutama di ketiak, tangan, kaki, atau dahi. Keringat berlebih tidak muncul saat tidur, tetapi bisa terjadi segera setelah bangun. Umumnya, hiperhidrosis primer terjadi sejak masa kanak-kanak atau remaja.
- Hiperhidrosis sekunder
Hiperhidrosis sekunder biasanya menyebabkan seluruh tubuh berkeringat secara berlebihan, bahkan saat sedang tidur. Hiperhidrosis sekunder biasanya baru muncul setelah usia dewasa.
Diagnosis Hiperhidrosis
Untuk memastikan penyebab hiperhidrosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
Tes darah dan urine
Dokter akan mengambil sampel darah atau urine pasien untuk diperiksa di laboratorium. Tes ini digunakan untuk memastikan ada tidaknya kondisi medis yang bisa menyebabkan hiperhidrosis, seperti hipertiroidisme atau gula darah rendah (hipoglikemia).
Tes keringat
Tes ini dilakukan untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang mengalami hiperhidrosis dan seberapa berat tingkat keparahannya.
Cara Mengatasi Hiperhidrosis
Melansir dari laman rspondokindah, berikut beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk menangani masalah hiperhidrosis:s
1. Terapi Konservatif
Terapi konservatif bisa dilakukan untuk memastikan bahwa gejala klinis bukan disebabkan dari fungsi endokrin atau ketidakseimbangan hormon.
2. Terapi Bedah
Pasien dengan gejala berat yang gagal merespon pengobatan dapat diatasi dengan tindakan operasi. Tujuan dari operasi adalah untuk menghilangkan rangsangan saraf otonom kelenjar keringat dan tetap menjaga fungsi saraf simpatik lainnya.
Selain itu juga untuk meminimalkan trauma pada jaringan sekitarnya. Hal ini paling baik dilakukan dengan endoskopik torasik simpatektomi (ETS).
ETS dilakukan melalui dua sayatan kecil pada ketiak. Kemudian dimasukkan dua instrumen kecil ke dalam rongga dada, teleskop dengan kamera pembesar dan instrumen bedah. Tujuannya adalah saraf simpatis yang mempersarafi daerah kelenjar keringat.
Pencegahan Hiperhidrosis
Hiperhidrosis dapat dicegah tergantung dari penyebabnya. Jika hiperhidrosis dikarenakan kondisi kesehatan tertentu seperti mengidap penyakit diabetes, penanganan akan penyakit diabetes bisa membantu mencegah hiperhidrosis.
Jika hiperhidrosis disebabkan karena kondisi psikologis, seperti mudah gugup dan cemas, terapi perilaku bisa membantu mengurangi produksi keringat berlebih.
Hiperhidrosis bisa menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain:
- Infeksi akibat kulit sering mengeluarkan banyak keringat.
- Perasaan malu, karena baju atau tangan yang basah, sehingga mengganggu aktivitas.
- Bau badan yang memengaruhi aktivitas sosial dan performa saat bekerja.
Jika dirasa mengganggu, segeralah hubungi dokter jika merasakan gejala seperti di atas. Penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah pengobatan dan mempercepat proses penyembuhan.