Potret Makam Putra Nabi Muhammad SAW yang Wafat Saat Masih Kecil, Dekat dengan Masjid Nabawi
Putra Nabi Muhammad SAW wafat saat usianya masih kecil. Almarhum kemudian dimakamkan di dekat Masjid Nabawi.
Putra Nabi Muhammad SAW wafat saat usianya masih kecil. Almarhum kemudian dimakamkan di dekat Masjid Nabawi.
Potret Makam Putra Nabi Muhammad SAW yang Wafat saat Masih Kecil, Dekat dengan Masjid Nabawi
Umat Islam tentu sudah mengetahui silsisah keluarga Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW memiliki tiga putra yang semuanya wafat di usia masih kecil. Salah satu putra Nabi SAW tersebut adalah Sayyid Ibrahim. Putra Nabi Muhammad SAW ini kemudian dimakamkan di dekat dengan Masjid Nabawi. Lantas bagaimana potret makam putra Nabi Muhammad SAW yang wafat saat masih kecil itu? Melansir dari berbagai sumber, Senin (31/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pemilik akun TikTok erwinismailkohler membagikan sebuah video yang memperlihatkan makam salah satu putra Nabi Muhammad SAW yang wafat saat masih kecil. Almarhum adalah Sayyid Ibrahim.
"Inilah makamnya putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Sayyidina Ibrahim," jelasnya.
Sayyid Ibrahim merupakan putra Nabi Muhammad dari pernikahannya dengan Sayyidina Mariya Qibthiyah. "Dari hasil pernikahan Nabi dengan istri Nabi yang bernama Mariya Al Qibthiyah," sambungnya.
Sayyid Ibrahim sendiri merupakan salah satu dari tiga putra yang semuanya wafat saat masih kecil. "Sayyidina Ibrahim ini wafatnya saat usianya masih kecil," lanjutnya.
Almarhum kemudian di makamkan di pemakaman Baqi yang terletak di dekat Masjid Nabawi. "Dan dimakamkan di pemakaman Baqi, tepatnya di dekat Masjid Nabawi," tutupnya.
Melansir dari NU Online, Sayyid Ibrahim wafat pada tanggal 29 Syawal 10 Hijriah atau bertepatan dengan 27 Maret 632 Masehi. Sebagaimana dikemukakan oleh Maumud Basya dalam kitab Natâijul Afhâm. Namun, terdapat versi lain yang berpendapat bahwa Sayyid Ibrahim wafat pada tanggal dan bulan yang berbeda. Meski ada perbedaan pendapat, para sejarawan sepakat bahwa Sayyid Ibrahim wafat pada tahun 10 Hijriah ketika usianya baru menginjak dua tahun.
Duka mendalam dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW. Air mata beliau deras membasahi pipi. Para sahabat menyaksikan sendiri betapa Nabi SAW merasa sangat kehilangan atas kepergian putra tercintanya. Dalam satu hadits dijelaskan,
إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، والقَلْبَ يَحْزَنُ، ولَا نَقُولُ إلَّا ما يَرْضَى رَبُّنَا، وإنَّا بفِرَاقِكَ يا إبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ
Artinya: "Sungguh mata ini meneteskan air mata dan hati ini sedang dirundung duka. Namun, kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rabb kami. Sungguh, kami bersedih atas kepergianmu, wahai Ibrahim." (HR Bukhari)
Semua putra-putra Nabi Muhammad SAW wafat saat masih balita.
Meski begitu ada hikmah dibalik ketetapan Allah SAW. Di mana agar setelah Nabi Muhammad SAW wafat nantinya tidak ada orang dari keturunan beliau yang 'dikultuskan' sebagai pewaris kenabian.
Hal tersebut sangat mungkin terjadi apabila putra-putra Nabi Muhammad SAW masih hidup hingga beliau wafat. Seperti diketahui, Rasulullah SAW merupakan Nabi terakhir. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 40, yang artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Ahzab [33]: 40)