Karomah Sosok Habib Cikini, Ulama yang Makamnya Sulit Digusur Alat Berat Pembangunan Apartemen
Saat makam Habib Cikini mulai dikeruk menggunakan alat berat ekskavator muncul berbagai karomah. Bahkan, bagian pengeruk mesin tersebut dikabarkan patah.
Pada tahun 2010 lalu, sejumlah pengembang usaha properti memproyeksikan pembangunan apartemen di kawasan Jalan Sekolah Seni, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Berdasarkan perhitungan di lokasi, proyek ternyata mengenai makam seorang ulama terkenal berabad-abad silam bernama Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau yang biasa disebut Habib Cikini.
-
Kenapa Masjid Jami Al Makmur Cikini pernah digotong? Karena desakan dari pihak yayasan, akhimya musala itu dipindahkan beberapa meter dari tempat asalnya untuk menghindari konflik sosial.
-
Bagaimana Masjid Jami Al Makmur Cikini direnovasi? Pada 1932, musala berbahan dinding anyaman bambu dan kayu itu kemudian direnovasi. Pembangunan juga dikomandoi oleh Cokroaminoto (Ketua Sarekat Islam), Haji Agus Salim danAbikusno Cokrosuyoso yang tidak ingin masjid ini kembali digusur.
-
Di mana Masjid Jami Al Makmur Cikini berada? Masjid Jami Al Makmur yang berada di Jalan Raden Saleh, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat ini memiliki kisah yang unik.
-
Siapa yang mewakafkan tanah untuk Masjid Jami Al Makmur Cikini? Sejarah berdirinya Masjid Jami Al Makmur dimulai ketika mestro lukis kenamaan Indonesia Raden Saleh, mewakafkan tanah milik pribadinya.
-
Dimana makam tersebut berada? Situs yang terletak di kota bersejarah Huainan tersebut adalah makam terbesar, tingkat tertinggi, dan paling kompleks secara struktural dari Negara Bagian Chu kuno, dan berusia lebih dari 2.200 tahun, kata National Cultural Heritag.
-
Siapa pemilik makam? Melihat sifat benda-benda yang ditemukan itu, para arkeolog yakin barang-barang ini milik keluarga kelas atas.
Setelah berkomunikasi dengan keturunannya di wilayah setempat, akhirnya sepakat bahwa makam bisa dipindahkan ke daerah lain. Akhirnya di bulan Juli, pematokan dan pembongkaran area makam lantas dilakukan.
Namun, saat makam Habib Cikini mulai dikeruk menggunakan alat berat ekskavator muncul berbagai karomah. Dikabarkan bagian pengeruk mesin tersebut rusak dan patah.
Menurut keturunan sekaligus pengurus, ini merupakan isyarat dari sosok ulama tersebut bahwa makamnya tak ingin dipindahkan. Kejadian ini sempat menghebohkan masyarakat di tahun itu, hingga akhirnya pembangunan tidak menyentuh makam.
Sebenarnya siapa sosok ulama yang dikenal sebagai Habib Cikini ini? Berikut informasinya.
Generasi Kedua Keturunan Arab di Nusantara
Habib Cikini kabarnya merupakan keturunan kedua keturunan Arab di nusantara. Orang tuanya merupakan pendatang dari Hadhramaut di negeri Yaman, dan merupakan garis keturunan pertama keluarga yang lahir di Nusantara dan sempat berkiprah dalam menyebarkan agama Islam di masa itu.
Merujuk islamic-center.or.id, orang tua yang berasal dari Hadhramaut menjelajah ke wilayah Pontianak, lalu menyeberang ke pulau Jawa dan menetap di kampung Arab Semarang.
Kemudian, Habib Cikini pindah ke wilayah Jakarta dan menikah dengan perempuan setempat bernama Nyai Salmah. Keduanya lantas mendirikan langar (musala) kemudian keduanya menyebarkan agama Islam dan menjadi guru bagi Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad (Habib Kuncung) dan murid-murid yang istiqamah menjadi ulama besar di bidang tasawuf.
Punya Garis Keturunan dengan Nabi Muhammad SAW
Nasab beliau adalah sebagai berikut: Abdurahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Abdurahman bin Husein bin Abdurahman bin Alhadi bin Ahmad bin Muhammad bin Alwi bin Abubakar (al-Habsyi) bin Ali al-Faqih bin Ahmad al-Faqih bin Muhammad Assadilah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Alawiyyin bin Ubaidillah bin Ahmad Muhajir bin Isa Arrumi bin Nagieb bin Ali Uraidy bin Jafar ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal Abidin bin Al-Husein Sayyidusy-Syuhada bin Fathimah Az-Zahra binti Muhammad SAW.
Dengan demikian, nasab beliau menghubungkan garis keturunan yang panjang dari Abdurahman hingga Fathimah Az-Zahra, yang merupakan putri dari Nabi Muhammad SAW. Keturunan beliau secara langsung mengalir dari Sayyidusy-Syuhada Al-Husein dan melibatkan banyak tokoh penting dalam sejarah Islam.
Wafat di Jakarta 1879
Tidak diketahui secara utuh jejak dakwah beliau setelah menikah dan menyebarkan agama Islam di Jakarta. Di masa itu, ia pindah ke Batavia setelah sang ayah wafat dan keinginan berhijrahnya semakin kuat.
Bersama sang istri, ia juga melakukan kegiatan perdagangan dan juga membuka kegiatan pengajian dan dakwah.
Dari pernikahannya ini, lahirlah keturunan yang juga menjadi penyebar agama Islam di wilayah Batavia dan kampung Arab bernama Habib Ali Kwitang dan Habib Abdul Khadir. Habib Ali Kwitang diketahui sebagai pimpinan pertama pengajian Majelis Taklim Kwitang yang merupakan cikal bakal banyak organisasi Islam di Jakarta.
Habib Cikini diketahui wafat pada 1879 silam. Kemudian, jejak dakwahnya diteruskan oleh dua keturunannya yakni Habib Ali Kwitang dan Habib Abdul Khadir beserta para muridnya
Makamnya Tak Bisa Dipindahkan Alat Berat
Pada Juli 2010 silam, proyek pembangunan apartemen akan dibangun di tanah yang saat ini menjadi makam Habib Cikini. Saat itu, terjadi sejumlah keanehan saat pembongkaran menggunakan alat berat.
Kejadian pertama adalah ketika satu unit ekskavator mengalami patah pada bak pengeruknya saat menggali tanah di area makam Habib Cikini.Tak hanya sekali, tapi samai beberapa kali hingga sang pemimpin proyek sepakat menggeser proyek apartemen.
Kemudian, kejadian kedua adalah setelah gagalnya proses pemindahan. Saat itu, air yang mengalir deras tiba-tiba muncul dari batu nisan Habib Cikini dan langsung menimbulkan kehebohan di media massa.
“Jadi waktu alat beratnya gerak, itu tiba-tiba keluar air. Anehnya, air ini keluarnya tidak dari bawah, tapi dari batu nisannya,” kata keturunan generasi keempat, Abdurrahman Bin Mudhor, mengutip Youtube Trans7
Dibangun Tempat Ziarah Menyerupai Masjid
Setelah kejadian itu, para petinggi proyek sepakat untuk tidak jadi memindahkan makam. Mereka kemudian menggeser proyek, dan keberadaan makam tetap utuh sampai sekarang.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pengelola proyek akhirnya membuatkan tempat ziarah yang nyaman serupa masjid di lokasi makam. Terlihat makam juga diberi keramik, dan areanya diperluas.
Banyak warga yang datang untuk berziarah dan berdoa, serta mengenang kejayaannya di masa silam.