Sejarah dan Seluk Beluk Gelar Habib di Indonesia
Habib merujuk pada sebuah gelar bangsawan untuk menyebut orang yang memiliki garis keturunan Rasulullah SAW
Habib merujuk pada sebuah gelar bangsawan untuk menyebut orang yang memiliki garis keturunan Rasulullah SAW
Sejarah dan Seluk Beluk Gelar Habib di Indonesia
Gelar Habib menjadi sebuah gelar yang terpandang dalam komunitas masyarakat Indonesia. Terlebih banyak tokoh-tokoh tersohor yang menyandang menyandang gelar Habib, seperti Habib Luthfi bin Yahya (Tokoh Nahdlatul Ulama), Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf (ulama sekaligus vokalis sholawat), Habib Husein Ja'far Al Hadar (pendakwah terkenal), dan masih banyak lagi.
Namun, tidak sedikit juga kontroversi yang menyeret figur dengan gelar habib. Sebut saja Habib Rizieq Shihab yang sempat ditahan atas kasus kerumunan saat pandemi dan Habib Bahar Smith yang pernah terjerat kasus penganiayaan santri di bawah umur.
Belakangan ini gelar Habib juga ramai diperbincangkan karena kasus lisensi gelar Habib palsu.
Yang berujung pada pelaporan organisasi Rabithah Alawiyah ke Kepolisian.
Lalu, bagaimana awal kemunculan gelar Habib di Indonesia?
Dikutip dari berbagai sumber, secara istilah Habib bermakna 'kekasih'. Dalam bahasa Arab kata habib ditulis dengan 'habeeb' memiliki makna 'yang tercinta' atau 'yang terhormat'.
Sumber lain juga menyebutkan Habib berasal dari kata habaib yang artinya keturunan Rasulullah SAW yang dicinta.
Habib digunakan untuk menyebut keturunan Rasulullah SAW yang menempati lembah Hadramaut (Yaman), Asia Tenggara, dan Pesisir Afrika Timur. Terdapat juga istilah Syarif (keturunan dari Hasan), dan Sayyid (keturunan dari Husein).
Di Indonesia sendiri lebih familiar dengan gelar Habib. Habib merujuk pada sebuah gelar bangsawan untuk menyebut orang yang memiliki garis keturunan Rasulullah SAW.
Awal Kemunculan
Kemunculan gelar Habib erat kaitannya dengan proses perdagangan sebelum kemerdekaan di wilayah Nusantara. Para pedagang Arab yang berasal dari Hadhramaut (Yaman) datang.
Berdasarkan tulisan Haji Ali bin Khairuddin dalam bukunya berjudul 'Keterangan-keterangan Kedatengan Bongso Arab Ing Tanah Jawi Saking Hadramaut', tertulis bangsa Arab datang ke Indonesia sejak abad ke 7 masehi.
Kata 'Habib' merujuk pada keturunan Alwi bin Ubaidillah, keturunan Ahmad bin Isa (keturunan ke-8 dari anak Rasulullah, Fatimah Az-Zahra), dimana keturunannya datang ke Indonesia untuk berdagang yang hingga sekarang dikenal dengan marga Al-Attas, Assegaf, Al-Habsyi, Al-Jufri, Syihab, Syahab, Alaydrus, mulakhela, Al Basri, a Hadi, bin Yahya, Al Bahar, Al Bahusein, Al bin Sumait (Smith).
Hingga saat ini gelar habib terus digunakan untuk memanggil keturunan Alwi. Sejatinya panggilan Habib merupakan nama panggilan, sementara panggilan resminya adalah Sayyid untuk laki-laki, dan Sayyidah untuk perempuan.
Rabithah alawiyah menjadi organisasi yang menghimpun warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki keturunan Arab. Awalnya organisasi ini dibentuk sebagai wadah dan payung perlindungan dakwah para keturunan Rasulullah SAW, setelahnya organisasi ini juga melakukan pencatatan bagi keturunan Rasulullah SAW untuk menghindari pihak yang mengaku-ngaku sebagai Habib, yang dapat mencoreng citra keturunan Rasulullah di Indonesia.
Diaspora Bangsa Arab keturunan nabi semakin menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan di Bondowoso Jawa Timur terdapat perkampungan Arab yang hampir semua penduduknya keturunan Rasulullah. Yaitu Kampung Arab yang juga menjadi kampung halaman dari Habib Husein Ja’far Al Hadar atau yang dikenal Habib Ja’far.
Dikutip merdeka.com dari akun channel @The Leonardo’s, Habib Ja’far menjelaskan kampung halamannya.
"Gua lahir di komunitas Arab, di Kampung Arab, yang seluruh masyarakat di kampung itu tu adalah Arab keturunan nabi, jadi ada Arab non keturunan nabi di kampung kota lain, di kota gua (Bondowoso) ini yang keturunan nabi," jelasnya dalam channel tersebut.
Reporter magang: Antik Widaya Gita Asmara