SBY Akui Pernah Jaga Jarak dengan Megawati Usai Jadi Rival di Pemilu 2004 'Yang Jelas saya Menghormati Beliau'
Sadar mendapat banyak sorotan, SBY mengaku jika dirinya memang memiliki hubungan yang dingin dengan Megawati.

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara mengejutkan membeberkan soal hubungan pribadinya dengan Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Sadar mendapat banyak sorotan, SBY pun mengaku jika dirinya memang memiliki hubungan yang dingin dengan Presiden ke-5 RI itu. Bahkan, dia menegaskan jika satu-satunya penyebab yang membuat renggangnya hubungan dengan Megawati ialah ajang Pemilu 2004.
Mengaku hubungannya belum juga pulih usai upaya berbagai komunikasi, SBY pun seolah menyerahkan segalanya kepada takdir. Dia menegaskan soal penghormatan pribadinya ke Megawati. Berikut ulasan selengkapnya.
SBY Ungkap Hubungan dengan Megawati
Dalam sebuah wawancara seperti yang ditayangkan di akun Instagram @liputan6.sctv, SBY mengungkap kondisi hubungan pribadinya dengan Megawati Soekarnoputri. Dia secara terus terang membeberkan situasi aslinya hingga kini usai mendapat pertanyaan langsung dari presenter wanita.
Dia bahkan mengamini jika hubungan dirinya dan putri Presiden pertama RI, Soekarno itu belum juga pulih lantaran kontestasi Pemilu Presiden pada tahun 2004 silam. Banyaknya anggapan yang memandang dirinya dan Megawati begitu dingin disebutnya memang tak sepenuhnya salah. Namun, dia memastikan jika sesekali bertegur sapa saat bertemu dengan Megawati dalam acara-acara formal ataupun kenegaraan.
“Jujur, kalau ada yang berpandangan seperti itu, tidak salah. Meskipun berarti bukan tidak dapat bertemu sama sekali, tidak bisa berjabat tangan, tidak bisa berbicara secukupnya. Tidak seburuk itu sebenarnya. Tapi memang benar belum cair sekali,” ungkapnya.
Meski demikian, SBY mengaku jika dirinya berusaha memahami amarah Megawati dan membuat hubungan keduanya retak bahkan hingga saat ini. SBY menduga, ketatnya persaingan politik di dua periode Pemilu membuat Megawati memanas.
“Kalau saya berusaha memahami ya. Mungkin kontestasi kami dulu juga keras. Tahun 2004, 2009. Barangkali itu adalah berasal dari sisa-sisa kontestasi yang keras ya,” imbuhnya.

Tetap Menghormati
Terlepas dari hal itu, SBY mengungkap jika dirinya masih menaruh penghormatan tertinggi kepada Megawati. Dia menghormati sebagai sosok Presiden senior hingga sepak terjang Megawati sendiri di kancah politik tanah air.
Kabar dinginnya hubungan SBY dan Megawati pun sempat membuat mendiang Taufik Kiemas cemas. Suami dari Megawati itu diunngkap SBY turut berusaha membuka komunikasi agar permasalahan itu segera berakhir. Nyatanya, panasnya hubungan SBY dan Megawati tak kunjung Kembali seperti sedia kala.
“Sebetulnya ada (usaha komunikasi), banyak ya. Paling tidak, mendiang Pak Taufik Kiemas yang bersahabat sampai akhir hayat dengan saya itu ingin betul. Dan Pak Taufik juga sering berbincang-bincang dengan almarhumah istri tercinta Ibu Ani agar kedua keluarga ini bisa menjalin lagi hubungan keluarga dengan baik, tapi sekali lagi memang Tuhan belum menakdirkan,” jelasnya.
SBY pun terdengar pasrah. Dia bakal menyerahkan hubungannya sendiri dengan Megawati kepada waktu dan takdir.
“Yang jelas, saya menghormati beliau sebagai presiden pendahulu. Ya mungkin time will tell, sejarah menakdirkan nanti seperti apa hubungan saya dengan beliau ke depan,” ujarnya.

SBY jadi Rival Megawati di Pemilu 2004
Sekadar informasi, SBY menjadi lawan politik Megawati Soekarnoputri pada ajang Pemilu 2004 dan 2009. Diduga, Megawati merasa terkhianati oleh sang jenderal yang justru memutuskan maju dalam pemilihan presiden dan kemudian menang.
Padahal, Megawati disebut sempar mengajak SBY untuk menjadi pasangannya sebagai cawapres. Tapi SBY, menurut Mega menolak sambil menyampaikan ucapan terima kasih.
SBY beralasan dia cukup ingin menjadi anggota kabinet (Menteri) saja. Di saat yang hampir bersamaan Jenderal (Purn) AM Hendropriyono selaku Kepala BIN (Badan Intelejen Negara) memberi laporan bahwa ada tanda-tanda SBY sedang membangun partai baru. Partai ini akan dijadikannya sebagai kendaraan politik dalam Pilpres 2004.
Mega kemudian memanggil SBY dan menanyakan langsung atas laporan tersebut. Tapi SBY membantah. Nyatanya, SBY memang maju sebagai calon presiden mewakili Partai Demokrat, partai yang baru didirikan.
Megawati pun terkesan selalu menghindari SBY dalam berbagai kesempatan atau acara kenegaraan hingga saat ini.
Meski tak pernah diungkapkan secara terbuka, cerita Megawati kesal terhadap SBY sudah menjadi rahasia umum yang tak lagi terbantahkan di kalangan public.