Surat Al Hujurat Ayat 12 Latin dan Tafsirnya, Ayat Larangan untuk Berprasangka Buruk
Merdeka.com merangkum informasi tentang surat Al Hujurat ayat 12, asbabun nuzul, dan tafsirnya yang penting untuk diketahui.
Merdeka.com merangkum informasi tentang surat Al Hujurat ayat 12, asbabun nuzul, dan tafsirnya yang penting untuk diketahui.
Surat Al Hujurat Ayat 12 Latin dan Tafsirnya, Ayat Larangan untuk Berprasangka Buruk
Surat Al Hujurat adalah termasuk dalam surat Madaniyah karena diturunkan di kota Madinah. Surat Al Hujurat memiliki makna yang sangat mendalam bagi kehidupan manusia. Surat Al Hujurat secara bahasa berarti kamar-kamar. Artinya, surat ini diartikan sebagai kamar tempat persinggahan Rasulullah bersama istrinya.
Dari 18 ayat surat Al Hujurat ada satu ayat yang sering menjadi pembahasan karena isinya yang sangat dalam.
Ayat itu adalah ayat ke-12. Surat Al Hujurat ayak 12 membicarakan tentangan larangan Allah kepada orang yang suka berprasangka buruk. Hal itu tentu dapat menjadi pembelajaran bagi semua orang untuk tidak melakukan hal tersebut.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang surat Al Hujurat ayat 12, asbabun nuzul, dan tafsirnya yang penting untuk diketahui. Simak ulasannya sebagai berikut.
Surat Al Hujurat Ayat 12
Berikut ini adalah bacaan surat Al Hujurat ayat 12 arab dan artinya: Ya ayyuhallazina amanujtanibu katsiram minaz-zanni inna ba'daz-zanni itsmuw wa la tajassasu wa la yagtab ba'dukum ba'da, a yuhibbu ahadukum ay ya'kula lahma akhihi maitan fa karihtumuh, wattaqullah, innallaha tawwabur rahim.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Asbabun Nuzul Surat Al Hujurat Ayat 12
Setelah mengetahui bacaan surat Al Hujurat ayat 12, maka selanjutnya adalah asbabun nuzul surat Al Hujurat ayat 12. Asbabun nuzul adalah sebab turunnya surat. Dikisahkan oleh seorang mundzir yang bersumber dari ibnu juraij, terdapat seseorang bernama Salman Al-Farisi.
Salman memiliki kebiasaan untuk tidur usai selesai menyantap makan. Selain itu, ia juga seringkali mendengkur. Saat itu, ada seseorang yang turut menggunjing perbuatan Salman.
Maka dari itu, Allah menurunkan surat Al Hujurat ayat 12 yang melarang manusia untuk saling menggunjingkan orang lain. Berdasarkan surat Al Hujurat ayat 12, terdapat satu kata yakni “ijtanibu” yang diambil dari kata “janb” yang bermakna samping.
Maka “ijtanibu” dapat diartikan sebagai mengesampingkan sesuatu atau menjauhkan dari jangkauan tangan. Kata ta' di dalam kalimat tersebut berarti bersungguh-sungguh atau dapat diartikan sebagai upaya untuk menghindari sesuatu.
Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 12
Surat Al Hujurat ayat 12 memiliki makna yang mendalam tentang larangan untuk membicarakan hal buruk dari orang lain. Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, Allah melarang manusia untuk berprasangka buruk. Larangan berprasangka buruk tidak hanya kepada orang lain, tapi juga kepada sanak saudara. Hal tersebut karena prasangka buruk merupakan perbuatan dosa dan dibenci Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda dari malik dari Abu Hurairah:
"Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah cerita yang paling dusta dan janganlah kamu saling mamatai, saling mencari kesalahan, saling membanggakan, saling beriri, saling membenci dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Abu Ya'la dari Barra bin Aazib menerangkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah khutbah:
"Wahai orang-orang yang beriman dengan lidahnya, janganlah kamu menggunjingi orang-orang Islam dan janganlah kamu mencari-cari hal yang dirahasiakan mereka, karena barangsiapa mencari-cari aurat saudaranya, Allah akan mencari auratnya dan siapa yang dicari auratnya oleh Allah pasti akan terbukalah auratnya itu walaupun ia di tengah-tengah rumahnya."
Maka dari itu, surat Al Hujurat ayat 12 ditafsirkan sebagai larangan prasangka buruk yang tidak berdasarkan fakta. Sementara menggunjing sendiri merupakan menceritakan hal buruk dari seseorang saat dirinya tidak ada.
Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12
Setelah tafsir surat Al Hujurat ayat 12, maka selanjutnya Anda perlu mengetahui kandungan di dalam surat tersebut. Adapun kandungan di dalam surat Al Hujurat ayat 12 tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Menjauhi Prasangka Buruk
Pertama, kandungan surat Al Hujurat ayat 12 yaitu perintah dari Allah SWT untuk menjauhi prasangka buruk. Hal tersebut yakni seperti mencurigai sesama manusia dengan tuduhan tanpa bukti.
2. Tidak Mencari Keburukan
Kandungan surat Al Hujurat ayat 12 yang kedua adalah untuk tidak mencari keburukan dari orang lain. Hal ini berdasarkan kata “tajasssasuu” atau “jassa” yang berarti upaya mencari tahu dengan sembunyi-sembunyi.
-
Apa makna Surat Al Hujurat ayat 13? Artinya:'Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.'
-
Apa makna utama dari Surat Al Hujurat ayat 13? Pada ayat ke-13, berisikan prinsip dasar dalam hubungan antar manusia. Pada ayat itu pula ditegaskan kesatuan asal usul umat manusia dengan menunjukkan derajat kemanusiaan yang selalu sama di sisi Allah SWT. Tujuan diturunkannya Surat Al Hujurat ayat 13 juga agar setiap manusia bisa saling mengenal.
-
Mengapa Surat Al Hujurat ayat 13 diturunkan? Tujuan diturunkannya Surat Al Hujurat ayat 13 juga agar setiap manusia bisa saling mengenal.
-
Kapan Surat Al Hujurat ayat 13 diturunkan? Surat Al Hujurat termasuk ke dalam golongan surat Madaniyah. Di mana surat ini diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
-
Bagaimana Surat Al Hujurat ayat 13 menghapuskan diskriminasi? Ayat inilah yang digunakan Rasulullah SAW untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi. Dalam khutbah fathu Makkah, sebelum menyampaikan surat Al Hujurat ayat 13 ini beliau bersabda:'Hai manusia, sesungguhnya Allah telah melenyapkan dari kalian keaiban masa jahiliyah dan tradisinya yang selalu membangga-banggakan orang tua.
-
Bagaimana cara menerapkan isi Surat Luqman? Untuk menerapkan ajaran surat Luqman dalam kehidupan sehari-hari, lakukan beberapa hal berikut:Mengucapkan la ilaha illallah (tidak ada tuhan selain Allah) setiap hari dan mengamalkan syariat Islam dengan sebaik-baiknya. Ini adalah cara untuk mengesakan Allah dan menjauhi syirik.Menghormati dan menyayangi kedua orang tua, terutama ibu, dengan cara menuruti perintah mereka yang sesuai dengan syariat, membantu keperluan mereka, mendoakan mereka, dan tidak menyakiti atau membantah mereka. Ini adalah cara untuk berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua dengan cara mengakui nikmat-nikmat yang mereka berikan, menghargai usaha dan pengorbanan mereka, dan tidak mengeluh atau mengingkari mereka. Ini adalah cara untuk mengucapkan hamdalah dan syukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua.Mengembalikan segala urusan kepada Allah dengan cara bertawakkal kepada-Nya, berdoa kepada-Nya, dan memohon pertolongan-Nya dalam segala hal. Ini adalah cara untuk mengakui bahwa hanya Allah-lah tujuan akhir kita dan hanya dari-Nya-lah kita mendapatkan balasan.
3. Menjauhi Perilaku Buruk untuk Melakukan Ghibah
Di masa lampau, perbuatan ghibah dapat menimbulkan bau yang sangat busuk. Hal itu disampaikan dalam riwayat Imam Ahmad ketika Jabir bin Abdullah dan sahabat bersama Rasulullah Saw, terciumlah bau bangkai yang sangat busuk. Hal itu membuat Rasulullah bersabda:
"Tahukah kalian bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang suka menggunjingkan orang lain." (HR. Ahmad)