3 Cara Mengetahui Karakter Seseorang Lewat Kebiasaan Belanja
Karakter asli seseorang akan terlihat dari cara mereka berbelanja dan menabung.
Di tengah tekanan ekonomi dan sosial saat ini, umumnya karakter asli seseorang akan terlihat dari cara mereka berbelanja dan menabung. Sebagian orang mungkin ingin berbelanja atau memanfaatkan momen PayDay atau diskon akhir tahun yang masif ditawarkan.
Dilansir dari CNBC, para ahli berpendapat, belanja karena stres adalah salah satu cara seseorang mencoba untuk merasa memegang kendali atas hidup.
-
Gimana cara tahu kepribadian orang dari tas? Rupanya menurut Jagran Josh, dari tas yang dipakai setiap hari, bisa diketahui kepribadian seseorang lho.
-
Bagaimana cara mengenali sifat seseorang melalui gerakan saat berjalan? Gerakan seseorang saat berjalan dapat mengungkapkan banyak tentang cara berpikir dan karakter mereka.
-
Bagaimana cara mengetahui kepribadian seseorang dari makanan favoritnya? Berikut adalah beberapa contoh hubungan antara makanan favorit dan kepribadian seseorang:
-
Bagaimana adab berbelanja di pasar? Dalam Islam, diajarkan beberapa etika atau adab saat masuk pasar, yaitu sebagai berikut:1. Tidak berlama-lama di pasarAdab masuk pasar menurut Islam yang pertama adalah tidak berlama-lama di pasar. Hal ini dikarenakan pasar bukanlah tempat yang seharusnya dihabiskan waktu secara berlebihan. Sebagai seorang muslim harus menggunakan waktu dengan bijak di pasar dan tidak terlalu lama berada di sana agar tidak terjebak dalam godaan atau berbuat dosa.
-
Apa prinsip orang Tionghoa dalam berbelanja? Mereka membeli barang yang diperlukan saja, sebab bagi mereka nilai guna jauh lebih penting daripada memiliki barang yang mahal akan tetapi tidak begitu dibutuhkan.
-
Bagaimana cara mengetahui kepribadian seseorang dari cokelat favoritnya? Namun, tahukah Anda, ternyata kepribadian seseorang bisa diketahui dari cokelat favoritnya? Hal tersebut bisa diketahui lewat Tes Kepribadian Cokelat.
Para ahli tidak tahu pasti mengapa seseorang memiliki kecenderungan untuk berfoya-foya atau menabung. Akan tetapi profesor madya di Sekolah Bisnis Michigan Ross, Scott Rick mengatakan kebiasaan belanja bisa jadi dampak dari pola asuh keluarga.
Data awal menunjukkan, orang cenderung meniru kebiasaan belanja ibu mereka dibandingkan anggota keluarga lainnya. Rick juga mengatakan, pengalaman hidup seseorang uga memiliki kontribusi dalam kebiasaan belanja.
Berikut 3 cara mengetahui kepribadian seseorang dilihat cara mereka berbelanja.
Jika menghabiskan uang membuat stress
Orang yang kesulitan membelanjakan uang mengalami banyak tekanan saat mempertimbangkan untuk membelanjakan uang.
“Jadi, mereka tidak membeli barang yang menurut mereka harus dibeli atau ingin dibeli," kata Rick.
Mereka juga cenderung memiliki pengendalian diri yang lebih baik, bertindak lebih rasional, dan lebih banyak membuat rencana. Mereka cenderung terlalu banyak berpikir, selain juga merasa gelisah jika memikirkan uang.
“Bagi orang-orang tersebut, menghabiskan uang menjadi hal yang menyiksa karena mereka merasa seperti membuat diri mereka rentan,” kata pakar kepribadian karakter, Klontz.
Beberapa orang yang kesulitan berbelanja tidak memberi diri mereka kesempatan untuk menikmati apa yang mereka hasilkan.
Klontz menyampaikan, orang yang kesulitan membelanjakan uang mungkin sedikit kurang bahagia dalam hidup mereka, karena mereka telah mengorbankan beberapa pembelian atau pengalaman yang akan membuat mereka bahagia.
Jika suka berbelanja dan menghabiskan uang
Sebaliknya, orang yang kesulitan membatasi pengeluaran mereka cenderung lebih riang dan fokus pada masa kini. Mereka tidak merasakan hal yang sama saat melakukan pembelian, itulah sebabnya mereka sering membeli lebih banyak dari yang seharusnya.
Pakar keuangan Cryder juga menilai ada hubungan antara menjadi boros dan bosan serta lebih materialistis.
Namun, kecenderungan seseorang untuk berbelanja, lebih dalam dari sekadar mengikuti gaya hidup orang lain.
"Membeli barang bisa menyenangkan, dan membantu kita terhubung dengan orang lain. Seiring waktu, Anda mungkin mengembangkan rasa bangga atau status dalam membeli barang yang sepenuhnya terkait dengan kebutuhan psikologis kita untuk diterima oleh kelompok sebaya,” kata Klontz.
Jika berhemat dan ketat dalam menabung
"Orang yang hemat senang menabung; mereka pikir itu hal yang benar untuk dilakukan,” kata Rick.
Secara teknis, ada perbedaan antara berhemat dan benar-benar kesulitan membelanjakan uang. Orang yang hemat mungkin berusaha keras untuk menabung dan tidak menyia-nyiakannya. Mereka mungkin memperbaiki pakaian mereka alih-alih membeli yang baru atau senang berbelanja di toko barang bekas, misalnya. Orang yang stres karena berbelanja tidak selalu memiliki kebiasaan yang sama; mereka hanya tidak suka menghabiskan uang.
“Hemat itu baik. Dan jika Anda hemat dan pengeluaran membuat Anda stres, orang tersebut kemungkinan besar akan memiliki tabungan yang besar dan utang kartu kredit yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali,” kata Cryder.
“Sedangkan jika Anda bertemu seseorang yang boros dan tidak mendapatkan sedikit pun kesenangan dari menabung, maka mereka cenderung akan lebih banyak menghabiskan uang.”
Namun, ada status yang dikaitkan dengan berhemat, yang dapat menambahkan unsur kompetitif yang membatalkan beberapa manfaat, kata Klontz.
″ Kita selalu berpikir tentang status yang berkaitan dengan pengeluaran berlebihan atau jam tangan yang sangat cantik,” katanya. “Yah, ada sekelompok orang yang mencoba mengalahkan satu sama lain dalam hal berhemat.”