Analis : Saham BUKA Bakal Naik, Aksi Ambil Untung Hanya Sementara
Merdeka.com - Bukalapak menjadi unicorn pertama di Indonesia yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar saham. Mal online raksasa yang bernaung di bawah Group Emtek itu mulai melantai di bursa pada Jumat, 6 Agustus lalu.
Kedatangan emiten baru ini langsung diserbu oleh para investor dari dalam dan luar negeri. Pada perdagangan perdana itu, harga per lembar melonjak 24,71 persen dan mendorong saham dengan kode BUKA ini ikut nangkring di jajaran top gainers.
Keberhasilan Bukalapak melantai di bursa, tentu saja menjadi kabar baik, bagi ekonomi Indonesia. Dan bisa mendorong sekian unicorn serupa di tanah air melaju ke pasar saham.
-
Apa itu unicorn dalam dunia startup? Unicorn adalah istilah yang dipakai dalam industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
-
Bagaimana perusahaan startup mencapai status unicorn? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Kapan BNI pertama kali IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Kenapa istilah unicorn digunakan untuk startup? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Kapan UMKM mulai beralih ke marketplace? Saat pra pandemi, para pelaku UMKM merasa belum perlu membuka toko online di e-commerce. Tapi ketika pandemi merebak dan pasar mereka berkurang, salah satu opsi yang mereka miliki adalah membuka toko di marketplace. Dengan toko di marketplace, pangsa pasar mereka yang baru bisa tercipta, bahkan bisa diperluas.
-
Kapan saham BBRI pertama kali diperdagangkan? Jumat (10/11), saham milik PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI genap 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). BRI melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003 dan menawarkan 3.811.765 juta saham biasa (common shares) dengan harga Rp875/saham.
"IPO ini akan menjadi tonggak penting bagi pasar modal untuk mempromosikan listing atau pencatatan perusahaan Unicorn ke depan di Indonesia," ujar Kepala Riset PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo dilansir dari yahoo finance, Sabtu, 7 Agustus 2021.
Dalam dua hari belakangan ini, harga saham Bukalapak memang sempat terkoreksi, sehingga terkena Auto Reject Bawah (ARB). Apakah fenomena ini terhitung wajar dan apakah saham Bukalapak masih punya prospek ke depannya?
Tentu saja sekian pertanyaan itulah yang hinggap di kepala publik dan terutama para investor. Ada baiknya mungkin kita mendengar pendapat para pelaku pasar dan analis yang terbiasa mengamati fenomena di pasar bursa itu.
Sejumlah analis menilai bahwa koreksi terhadap harga saham Bukalapak itu wajar-wajar saja, oleh karena pada harga yang sudah melonjak, para investor melakukan profit taking. Aksi ambil untung itu wajar dalam perdagangan di bursa saham.
Vice President Corporate Affairs PT Bukalapak.com Tbk, Siti Sufintri Rahayu menjelaskan bahwa pergerakan naik turunnya harga saham ini murni karena mekanisme pasar.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai, wajar jika terjadi penurunan terhadap saham BUKA. Penurunan ini ditenggarai akibat tekanan jual asing sejak hari pertama listing.
"Pelemahan akan terhenti apabila net sell asing ini bisa berakhir mencapai kondisi jenuh jual," kata dia kepada merdeka.com, Kamis (12/8).
Direktur Equilbrim Komoditi Berjangka, Ibrahim mengatakan, saham BUKA ke depan masih akan tumbuh positif. Menurutnya penurunan ini hanya bersifat sementara.
Dia mengatakan, dengan kondisi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Bukalapak masih akan tumbuh positif baik secara kinerja maupun lainnya. Hal ini dikarenakan masyarakat cenderung masih akan melakukan transaksi secara e-commerce dibandingkan langsung.
"Untuk investor dalam negeri mereka akan cenderung mendiamkan sahamnya di BUKA," jelasnya.
Deretan Produk Paling Banyak Diserbu Masyarakat di Bukalapak Awal 2021
AVP Marketplace Strategy & Merchant Policy Bukalapak, Baskara Aditama membeberkan sejumlah produk yang laris manis diburu konsumen Bukalapak di awal tahun ini. Dia menyebut, sejumlah produk itu masih berkaitan erat dengan dampak pembatasan sosial di tengah Covid-19.
"Memasuki awal 2021, barang-barang yang berhubungan dengan pandemi masih menjadi pencarian yang populer dan laku di Bukalapak. Utamanya dengan hobi yang menunjang kegiatan di rumah saja, seperti tanaman hias dan console gaming," ungkapnya dalam acara "Ngobrol Virtual: Strategi Baru Bukalapak Bantu UMKM Di Masa Sulit Pandemi", Kamis (4/2).
Baskara mengungkapkan, larisnya penjualan tanaman hias dan console gaming ini menyusul mayoritas orang membutuhkan kegiatan yang dapat memberikan kesenangan tersendiri selama berada di dalam rumah dalam waktu yang panjang. Sehingga, aktivitas untuk melakukan kegiatan bercocok tanam dan bermain game menjadi paling digandrungi.
Oleh karena itu, seluruh pelapak diminta jeli dalam memantau tren pasar yang bersifat dinamis. Selain itu, Bukalapak juga berharap mitra pelapak mampu memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia.
"Sehingga ini dapat untuk makin memaksimalkan penjualan para pelapak. Tren ini harus dimanfaatkan," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan membuka e-commerce di Indonesia, setelah TikTok Shop ditutup beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaPT Sinar Eka Selaras Tbk melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 20 persen saham.
Baca SelengkapnyaInarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaCinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.
Baca SelengkapnyaSinar Eka Selaras berhasil meraup dana segar sebesar Rp404,62 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Baca SelengkapnyaIHSG juga tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun.
Baca SelengkapnyaTikTok akan memulai uji coba di platform Tokopedia melalui kampanye Beli Lokal.
Baca SelengkapnyaOpsi saham AS menawarkan tiga manfaat utama, termasuk kemampuan untuk menghasilkan keuntungan baik saat pasar naik maupun turun
Baca SelengkapnyaTransaksi akuisisi Tiktok terhadap Tokopedia bukan semata-mata demi pelaku usaha kecil-menengah dan produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaAstra International Tbk mengakuisisi 100 persen kepemilikan saham OLX Indonesia per Juli 2023.
Baca Selengkapnya