Berebut Tiket Piala Dunia 2026, Ini Perbedaan Mencolok Ekonomi Indonesia dan Australia
Saat ini, Timnas Indonesia berada di posisi ketiga klasemen Grup C dengan 6 poin, sementara Australia berada di posisi kedua dengan 7 poin.

Timnas Indonesia akan berjuang melawan Australia dalam lanjutan babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Kamis, 20 Maret 2025. Pertandingan ini dijadwalkan kick-off pukul 16.10 WIB dan akan digelar di Sydney Football Stadium, Australia.
Saat ini, Timnas Indonesia berada di posisi ketiga klasemen Grup C dengan 6 poin, sementara Australia berada di posisi kedua dengan 7 poin. Pertandingan ini adalah kesempatan penting bagi Indonesia untuk meraih poin demi peluang lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
Selain laga di lapangan hijau. Data perekonomian kedua negara juga menarik untuk di simak. Berikut perbandingan ekonomi antara Indonesia dan Australia:
Dikutip dari laman Trading Economics.com, Kamis (20/3), perekonomian Australia tumbuh sebesar 0,6 persen secara kuartalan pada triwulan IV-2024. Secara tahunan, ekonomi Negeri Kanguru itu hanya mampu tumbuh 1,3 persen secara year on year (yoy).
Sedangkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,03 persen di sepanjang 2024. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi di 2023 yang mencapai 5,05 persen.
Sementara itu, angka pengangguran di Australia mencapai 612.599 jiwa per Februari 2025. Jumlah orang menganggur tersebut sekitar 4,1 persen dari total populasi penduduk.
Di Indonesia, BPS melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,47 juta orang per Agustus 2024. Realisasi ini lebih rendah 0,39 juta orang dibandingkan periode Agustus 2023.
Indeks Korupsi dan Utang Negara
Dari pemeringkatan korupsi, Australia masuk dalam kategori 10 besar negara minim korupsi. Negeri Kanguru memperoleh skor 77 dari 100 dalam Indeks Persepsi Korupsi tahunan Transparency International.
Dari pemeringkatan korupsi, Indonesia menempati urutan ke-99. Berbeda dengan Australia, Indonesia memperoleh skor lebih rendah angka 37 dari 100 dalam Indeks Persepsi Korupsi tahunan Transparency International.
Selanjutnya, Utang Luar Negeri di Australia berkisar Rp1.615 triliun. Porsi utang ini setara 43,80 persen dari PDB.
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2025 naik 5,1 persen secara year on year (yoy) sebesar USD427,5 miliar. Nilai utang ini setara Rp6.995,87 triliun.
Beralih ke angka kemiskinan, Australia melaporkan sebanyak 3,3 juta penduduk berada dalam kategori miskin. Sedangkan, jumlah penduduk miskin Indonesia pada September 2024 sebesar 24,06 juta orang. Angka ini menurun 1,16 juta orang dibanding Maret 2024.