Bertemu PM Papua Nugini, Jokowi Senang Ekonomi di Perbatasan Kembali Menggeliat
Pertemuan bilateral Indonesia-Papua Nugini merupakan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Papua Nugini (PNG) James Marape.
Bertemu PM Papua Nugini, Jokowi Senang Ekonomi di Perbatasan Kembali Menggeliat
Presiden Joko Widodo atau (Jokowi) menyambut baik bergeliatnya kembali aktivitas perekonomian di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
Menurut dia, peningkatan ekonomi ini seiring dibukanya perbatasan Skouw-Wutung serta peluncuran penerbangan langsung Port Moresby-Denpasar.
"Saya juga gembira karena aktivitas perekonomian kembali meningkat sejak dibukanya perbatasan Skouw-Wutung dan diluncurkannya jalur langsung antara Port Moresby-Denpasar," kata Jokowi dalam sambutannya di Ruang Kakatua, JCC Senayan, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Merdeka.com
Dia juga mengapresiasi dukungan Papua Nugini terhadap kedaulatan dan integritas Indonesia.
Dukungan itu ditunjukkan juga pada saat KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) yang digelar di Port Vila, Vanuatu, 23-24 Agustus 2023 lalu.
"Saya sangat hargai dukungan Papua Nugini terhadap kedaulatan dan integritas Indonesia, termasuk yang ditunjukkan pada KTT MSG bulan lalu," ujarnya.
Sementara itu, PM Marape dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas kesuksesan Indonesia dalam keketuaan dan penyelenggaraan KTT ASEAN. PM Marape juga menyatakan dukungannya terhadap Indonesia sebagai tetangga dekat PNG.
"Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Anda atas keberhasilan pertemuan ASEAN yang Anda selenggarakan. Di belakang APEC dan di belakang G20, sekarang ASEAN, Papua Nugini mendukung Anda. Sangat bangga dengan tetangga terdekat kita," tutur PM Marape.
Merdeka.com
Diketahui, perbatasan Indonesia–Papua Nugini meliputi perbatasan darat dan maritim yang memisahkan Indonesia dan Papua Nugini sekaligus pulau Papua itu sendiri.
Di perbatasan tersebut, Tentara Nasional Indonesia melakukan penjagaan dan mengajar masyarakat sekitar.
Baik mata uang Rupiah maupun Kina sama-sama digunakan. Di perbatasan itu pula, sosis sebesar singkong dan lobster dijual.
Perbatasan tersebut juga merupakan tempat pelarian utama bagi para separatis untuk melarikan diri menuju ke Papua Nugini, dan juga kemudian ke Australia, termasuk Benny Wenda.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com