BI Soal ULN Triwulan III Melambat: Sumbangan Kepada PDB Kita Itu Positif

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat pada akhir triwulan III-2018. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan III 2018 tercatat USD 359,8 miliar, yang terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 179,2 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar USD 180,6 miliar.
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan meski posisi ULN mengalami pelambatan namun secara rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan III 2018 masih berada diposisi yang baik. Tercatat posisi ULN terhadap PDB berada di level aman yakni dikisaran 34 persen.
"Lihat rasionya untuk utang, rasio kita di kisaran 34-35 persen sangat baik. Ini artinya dari sisi pengelolaan utang kita, sumbangannya kepada PDB kita itu positif. Yang perlu kita lihat bagaimana pemerintah bersama BI menjaga dari sisi kemampuan pembayarannya," kata Dody, saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/21).
Dody mengatakan, mengenai ULN sendiri seharusnya jangan dilihat dari nilainya. Namun dilihat bagaimana sumbangan pinjaman tersebut terhadap pembentukan ouputnya secara nasional.
Di sisi lain, Dody meyakini pengelolaan ULN sendiri akan terjaga dengan baik. Sebab, beberapa pertimbangan sudah dilakukan oleh bank sentral dengan baik. Misalnya saja pada non bank, BI sudah memiliki ketentuan untuk melakukan mandatory seperti harus menjaga hedging, likuiditas, dan memenuhi rating tertentu.
Sedangkan ULN perbankan, kata Dody sudah melalui saringan yang ketat dari BI maupun pemerintah. Termasuk juga BUMN juga ada tim Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) yang menyaring dari sisi kesehatan utang BUMN.
"Artinya kami tetap melihat ULN tetap diperlukan untuk perekonomian bisa tumbuh karena saving rasio kita di bawah investment rasio. Kita butuh investasi untuk menggerakan ekonomi dan itu perlu pembiayaan dari luar salah satunya dengan utang," katanya.
Sementara itu, terkait dengan ULN swasta pada triwulan III 2018 yang mengalami peningkatan, Dody menilai itu suatu pilihan bagi pihak swasta untuk pembiayaan, apakah nantinya ke domestik atau ke luar, dengan cots yang lebih baik. " Tentu pilihan akan ditentukan oleh mereka," imbuhnya.
Perlu diketahui, posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan III-2018 tercatat USD 176,1 miliar atau tumbuh 2,2 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,1 persen (yoy). Selain tumbuh melambat, posisi ULN Pemerintah tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan II-2018 karena turunnya posisi Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki oleh investor asing. Hal ini turut dipengaruhi oleh kondisi pasar SBN dalam negeri yang terimbas tingginya ketidakpastian global.
Sementara itu, ULN swasta pada triwulan III 2018 mengalami peningkatan. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan III-2018 tumbuh 6,7 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,8 persen (yoy).
Adapun ULN swasta tersebut terutama dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya