Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BPS: Harga Pangan Terus Melambung Akibat Indonesia Masih Bergantung Impor

BPS: Harga Pangan Terus Melambung Akibat Indonesia Masih Bergantung Impor Gedung BPS. ©2018 wordpress.com

Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono menyebut komoditas bahan pangan menjadi salah satu pendorong utama kenaikan inflasi Januari 2023. Kenaikan inflasi tersebut dipicu masih banyaknya bahan pangan yang didatangkan dari luar negeri atau harus impor.

"Terkait imported inflation ini karena sebagian bahan pangan kita masih tergantung suplai global," kata Margo di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/2).

Akibatnya harga pangan di Indonesia tergantung pada kondisi ekonomi global. Saat kondisi global sedang baik, rantai pasok, harga komoditas terkendali dan nilai tukar terkendali, maka kontribusinya minim.

"Kalau semua terkendali, maka pengaruh ke inflasi bisa minim," kata dia.

Sebaliknya, jika salah satu komponen tersebut terganggu, maka bisa berdampak terhadap inflasi. Jika rantai pasok terganggu, nilai tukar mata uang tinggi, maka harga pangan akan naik. Bila dalam kondisi tersebut permintaan barang tinggi, maka akan langsung berimbas kepada harga pangan.

"Impor bahan pangan yang tinggi ini bisa dorong inflasi harga pangan," kata dia.

Sebagai informasi, inflasi pada Januari 2023 sebesar 0,34 persen (mtm) dan 5,28 persen (yoy). Secara bulanan, kenaikan inflasi didorong komoditas beras (0,07 persen), cabai merah dan ikan segar masing-masing 0,04 persen, serta cabai rawit dan rokok kretek masing-masing 0,03 persen.

Sementara itu, penyumbang inflasi tahunan antara lain bensin (1,07 persen), bahan bakar rumah tangga (0,24persen), beras (0,24 persen), tarif angkutan udara (0,19 persen) dan rokok kretek filter (0,1 persen).

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP