BRISyariah umumkan pertumbuhan kinerja tahunan 2016
Merdeka.com - Bank BRISyariah telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2017, di Kantor Pusat BRISyariah, Jakarta Pusat, Rabu (18/4). Pelakasanaan tersebut menghasilkan pertumbuhan kinerja secara siginfikan tahunan di 2016.
Pertumbuhan tersebut terlihat dari total laba sebelum pajak melonjak 38,20 persen dari Rp 169,07 di tahun 2015 menjadi 233,66 pada tahun 2016.
"Total aset juga bertumbuh 14,27 persen dari Rp 24,23 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 27,69 trliun pada tahun 2016," ungkap Direktur Utama BRISyariah, Mochamad Hadi Santoso.
-
Bagaimana Bank Jatim tingkatkan kinerja syariah? Dalam kegiatan tersebut, juga ada sharing session dari Ust. Ahmad Ifham Sholihin dengan topik Logika Bisnis Keuangan Syariah. Dalam diskusi tersebut dipaparkan secara lengkap tentang pemahaman Bank Syariah dan perilaku pegawai di Bank Syariah. Sehingga diharapkan semua karyawan Bank Jatim dapat memahami pola kerja Bank Syariah demi akselerasi bisnis.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Apa yang menjadi faktor utama pertumbuhan kinerja BRI? Menurut analis emiten dari PT Verdhana Sekuritas Indonesia yaitu Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih menyebutkan kinerja konsolidasian BRI di semester I 2023 lebih tinggi dari proyeksi pihaknya untuk tahun penuh 2023.
Hadi menuturkan, pertumbuhan pembiayaan juga meningkat 10,18 persen dari Rp 16,37 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 22,05 triliun pada tahun 2016. Hal itu, kata Hadi, diimbangi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,41 persen dari Rp 20,15 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 22,05 triliun pada tahun 2016.
"Pertumbuhan aset terjadi seiring dengan tambahan modal yang berasal dari suksesnya penjualan Sukuk Mudharabah Subordinasi I BRISyariah yang oversubscribed sebesar 200persen. kondisi tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari nasabah dan para investor terhadap masa depan BRISyariah," ujarnya.
Selain itu, BRISyariah juga menyetujui Laba Bersih Perseroan yang dibagi penggunaannya adalah Laba Bersih periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp 170,209 miliar, dengan pembagian penyisihan cadangan perseroan sesuai Pasal 70 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebesar 10 persen dari Laba Bersih Tahun Buku 2016, dan sisanya sebesar 90persen ditetapkan sebagai Laba Ditahan.
Kemudian, menyetujui pembayaran Zakat Perseroan sebesar 2,5 persen dari Laba Bersih Tahun Buku 2016 serta menyetujui Pemberian kuasa dan wewenang kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku wakil Pemegang Saham Perseroan untuk menetapkan Tantiem bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku 2016.
Pada pelakasanaan RUPS itu juga, BRISyariah mengumumkan perubahan susunan Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank BRISyariah yang baru akan berlaku setelah mendapatkan persetujuan OJK. Berikut susunannya:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama: Eko B. Suharno
Komisaris: Hermanto Siregar
Komisaris: Komaruddin Hidayat
Komisaris: Anggito Abimanyu
Direksi:
Direktur Utama: Moch. Hadi Santoso
Direktur : Hilman Purakusumah
Direktur : Indra Praseno
Direktur : Wildan
Direktur : Agus Katon Eko S
Dewan Pengawas Syariah:
Ketua: KH. Didin Hafidhuddin
Anggota: M. Gunawan Yasni (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci BSI dapat menjaga kinerja positif
Baca SelengkapnyaBSI menyabet penghargaan sebagai 'Bank Dengan Pertumbuhan Laba Tertinggi'.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba bersih dipicu dengan perkuat pondasi bisnis oleh BTN Syariah.
Baca SelengkapnyaSaham BBRI diprediksi terus mengalami tren kenaikan di tahun 2023 ini.
Baca SelengkapnyaHal tersebut membuktikan kehadiran BSI sejak 2021 yang diproyeksikan sebagai lokomotif ekonomi syariah tumbuh secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaAset BTN Syariah juga tercatat terus bertumbuh hingga 14,69 persen yoy dari Rp40,35 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp46,27 triliun.
Baca SelengkapnyaSetelah merger, BSI berhasil mencapai target return on equity (ROE) di atas 18 persen, tepatnya 18,30 persen per Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPasca publikasi Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2024, harga saham BRI terpantau mengalami koreksi signifikan.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 3 bulan, Bank Syariah Indonesia mampu meraup untung Rp1,71 triliun.
Baca SelengkapnyaDewan Komisaris juga memuji upaya efisiensi yang telah dilakukan dan berharap agar upaya ini terus ditingkatkan baik di perusahaan induk maupun anak perusahaan.
Baca SelengkapnyaKali ini, BSI mendapatkan apresiasi sebagai “The Best Financial Performance Bank in 2022 (KBMI 3) Asset
Baca Selengkapnya