Danantara Resmi Diluncurkan, Begini Respons Konglomerat Asal Kalimantan Haji Isam
Haji Isam berahrap Danantara dapat mengkonsolidasikan dana investasi nasional untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan.

Presiden Prabowo Subianto merilis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara.
Danantara diharapkan dapat mengkonsolidasikan dana investasi nasional untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan di berbagai sektor strategis seperti energi terbarukan, manufaktur, hilirisasi sumber daya alam, dan ketahanan pangan.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari pengusaha nasional asal Kalimantan Selatan, Andi Syamsudin Arsyad, atau lebih dikenal sebagai Haji Isam.
Haji Isam mengungkapkan keyakinannya bahwa Danantara akan menjadi mesin kekuatan ekonomi baru Indonesia, baik untuk masa kini maupun masa depan. Ia berharap dengan adanya Danantara, pengelolaan aset BUMN akan semakin optimal, sehingga dapat menarik lebih banyak investasi berkualitas.
“Saya yakin Danantara ke depan akan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan perekonomian Indonesia,” ujar Haji Isam, yang juga pemilik Jhonlin Group.
Danantara akan mengelola total aset senilai USD900 miliar atau sekitar Rp14 ribu triliun, dengan modal awal dari pemerintah sebesar USD20 miliar atau sekitar Rp325,8 triliun. Diharapkan, seluruh proyek yang dikelola Danantara dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai 8 persen per tahun.
Menurut Haji Isam, target tersebut sangat realistis. Dengan mengkonsolidasikan aset-aset penting, Danantara dapat mengoptimalkan kekayaan negara dan meningkatkan kesejahteraan nasional serta daya saing Indonesia di kancah global.
“Danantara merupakan langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, didapuk untuk memimpin Danantara. Selain Rosan, nama-nama lain seperti Pandu Patria Sjahrir, Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk, dan Dony Oskaria, Wakil Menteri BUMN, juga dipertimbangkan untuk posisi di Danantara.
Peluncuran Danantara menandai awal dari pengelolaan BUMN yang lebih kuat dan terarah, serta menjadi bagian penting dari upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Prabowo menyatakan bahwa Danantara harus memaksimalkan kekayaan negara
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang ia dirikan bukan sekadar Badan Pengelola Investasi (BPI). Ia menegaskan bahwa Danantara harus berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan pengelolaan kekayaan Indonesia.
"Karena Danantara Indonesia bukan sekadar sebuah badan pengelola investasi, melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia," ungkap Prabowo saat peluncuran Danantara di Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Senin, 24 Februari 2025.
Ia menambahkan bahwa Indonesia sebenarnya kaya akan sumber daya alam (SDA), namun pengelolaannya selama ini kurang optimal sehingga tidak memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Prabowo menjelaskan bahwa Danantara akan berperan sebagai lembaga yang akan merombak cara pengelolaan kekayaan negara demi kesejahteraan rakyat.
"Jangan salah, apa yang kita luncurkan hari ini bukan sekadar sebuah dana investasi, melainkan instrumen, alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara kita mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.
Prabowo juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah berhasil mengamankan dana sebesar Rp300 triliun yang sebelumnya terhambat oleh masalah inefisiensi, korupsi, dan pengeluaran yang tidak tepat sasaran. Dana tersebut akan dikelola oleh Danantara untuk diinvestasikan dalam lebih dari 20 proyek nasional.
"Proyek-proyek yang berdampak tinggi, yang akan menciptakan nilai tambah yang signifikan untuk bangsa kita. Menciptakan manfaat nyata lapangan kerja yang bermutu, dan kemakmuran yang berjangka panjang bagi masyarakat Indonesia," jelas Prabowo.
