Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Daya beli masyarakat belum pulih, pendapatan sejumlah industri menurun

Daya beli masyarakat belum pulih, pendapatan sejumlah industri menurun Belanja Lebaran. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Center of Reform on Economics (CORE) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2018 belum menunjukan tanda-tanda pemulihan. Hal ini terlihat dari komposisi pengeluaran rumah tangga, di mana pendapatan yang dibelanjakan masih cenderung menurun.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal mengatakan proporsi pendapatan yang dibelanjakan pada kuartal I-2018 menurun menjadi 64,1 persen. Lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, di mana proporsi pendapatan yang dibelanjakan berada di angka 65,2 persen.

"Konsumsi swasta pada triwulan pertama 2018 belum menunjukan indikasi pemulihan," ujarnya dalam paparan di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (24/4).

Pada saat yang sama, proporsi untuk tabungan meningkat. Pada kuartal pertama 2018, proporsi pendapatan yang digunakan untuk menabung berada di angka 21,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 19 persen.

Belum pulihnya konsumsi, menurut dia, juga terlihat dari masih lemahnya pertumbuhan penjualan ritel pada triwulan 2018. Pada periode Januari hingga Februari 2017, penjualan ritel mengalami kontraksi -0,38 persen.

Bukan itu saja. Penjualan ritel barang-barang tersier juga mengalami perlambatan. Pada kuartal pertama 2018, tercatat pertumbuhan penjualan barang ritel tersier hanya sebesar cuma 7,3 persen. Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,8 persen.

Kelompok masyarakat menengah atas pun cenderung masih menahan konsumsinya. Hal tersebut tampak dari penjualan kendaraan bermotor pada kuartal pertama 2018 yang hanya tumbuh 2,88 persen.

Belum pulihnya daya beli masyarakat ini membuat sejumlah industri mengalami penurunan pendapatan. Seperti PT Delta Djakarta Tbk yang mencatat penjualan untuk industri bir turun sebanyak 20 persen di kuartal I-2018. Di tahun 2017, perusahaan mengalami penurunan penjualan low single digit pada tahun 2017 lalu.

"Untuk industri turun ya, tahun lalu ini agak berat. Nggak cuma industri bir saja tapi untuk industri barang dan konsumsi lainya," ungkap Marketing and Independent Director PT Delta Djakarta Tbk Ronny Titiheruw di paparan publik perseroan di Jakarta, Rabu (25/4).

Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan penurunan penjualan ini, salah satunya ialah beralihnya masyarakat pada opsi pilihan industri lain seperti gaya hidup, atau memilih untuk menabung. "Selain itu faktor daya beli masyarakat juga turun ya, ditambah lagi dengan musim hujan berkepanjangan. Makanya ini ngaruh ke industri," tambah Ronny.

Meski demikian, Roony optimistis tahun ini penjualan bir Delta DKI Djakarta bisa lebih baik dari penjualan industri bir lainnya.

Tak hanya penjualan bir, industri rokok pun ikut terkena imbasnya. Presiden Direktur PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HM Sampoerna), Mindaugas Trumpaitis mengungkapkan, volume penjualan Sampoerna di Kuartal I-2018 belum membaik. Hal ini ditujukan adanya volume penurunan sebesar 2,3 persen pada industri rokok di Indonesia.

"Sebagian besar mencerminkan kondisi belanja konsumen yang menurun, ditambah dengan adanya kenaikan harga jual yang dipicu oleh kenaikan pajak cukai yang lebih tinggi dari tingkat lnflasi," kata Mindiagus, saat Pemaparan di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Jumat (27/4).

Bahkan sepanjang 2017, perusahaan juga sempat mengalami penurunan volume penjualan sebesar 2,6 persen yang diakibatkan oleh melemahnya konsumsi konsumen dan adanya pergeseran perilaku konsumen.

"Untuk tahun ini, Perusahaan terus mengantisipasi penurunan lndustri sebesar 1 persen hingga 3 persen," imbuhnya.

Meski volume penjualan belum cukup membaik, namun pangsa pasar Sampoerna di Kuartal I-2018 naik menjadi 33,2 persen dengan berhasil melakukan penjualan sebanyak 23 miliar batang rokok.

Dari segmentasi masing-masing rokok tersebut menunjukan bahwa pada Malboro Filter Black pangsa pasar Kuartal I 2018 mencapai 2,6 persen, dibanding periode yang sama sebelumnya pada 2017 sebesar 1,0 persen. Sedangkan Dji Sam Soe Magnum Mild juga mencapai pangsa pasar 4 persen.

Sementara SKM Dji Sam Soe juga memiliki pangsa pasar mencapai 46,1 persen pada Kuartal I 2018, hal tersebut meningkat bila dibanding periode sebelumnya tahun lalu yang hanya mencapai 42,8 persen.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP