Daya beli masyarakat belum pulih, pendapatan sejumlah industri menurun
Merdeka.com - Center of Reform on Economics (CORE) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2018 belum menunjukan tanda-tanda pemulihan. Hal ini terlihat dari komposisi pengeluaran rumah tangga, di mana pendapatan yang dibelanjakan masih cenderung menurun.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal mengatakan proporsi pendapatan yang dibelanjakan pada kuartal I-2018 menurun menjadi 64,1 persen. Lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, di mana proporsi pendapatan yang dibelanjakan berada di angka 65,2 persen.
"Konsumsi swasta pada triwulan pertama 2018 belum menunjukan indikasi pemulihan," ujarnya dalam paparan di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (24/4).
-
Bagaimana kondisi rumah sekarang? Sayangnya, rumah mewah tersebut kini mulai termakan usia. Nampak teras mulai ditumbuhi tanaman liar hingga cat tembok di beberapa bagian yang nampak terkelupas. 'Di bagian dindingnya, ini sudah lepas-lepas gitu semen dan catnya,' ujarnya.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Bagaimana kondisi rumah? Meskipun demikian, menariknya beberapa perabotan masih tersusun rapi.
-
Kenapa harga rumah di Jakarta stagnan? Ada sejumlah alasan Jakarta mencatatkan stagnasi harga dibandingkan kota lainnya di Jabodetabek. Pertama, Jakarta merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia sehingga memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.Kedua, pengembangan properti di Jakarta pun telah tersaturasi sehingga tidak lagi banyak pengembangan di Jakarta, terutama untuk sektor perumahan.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa gaya hidup konsumtif bisa menyebabkan masalah keuangan? Gaya hidup konsumtif sering kali membuat seseorang mengeluarkan uang lebih banyak daripada yang mereka mampu, menggunakan kredit atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan konsumtif mereka. Penggunaan kartu kredit yang berlebihan dan pinjaman konsumtif tanpa perencanaan yang matang dapat menyebabkan tumpukan hutang yang sulit dilunasi.
Pada saat yang sama, proporsi untuk tabungan meningkat. Pada kuartal pertama 2018, proporsi pendapatan yang digunakan untuk menabung berada di angka 21,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 19 persen.
Belum pulihnya konsumsi, menurut dia, juga terlihat dari masih lemahnya pertumbuhan penjualan ritel pada triwulan 2018. Pada periode Januari hingga Februari 2017, penjualan ritel mengalami kontraksi -0,38 persen.
Bukan itu saja. Penjualan ritel barang-barang tersier juga mengalami perlambatan. Pada kuartal pertama 2018, tercatat pertumbuhan penjualan barang ritel tersier hanya sebesar cuma 7,3 persen. Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,8 persen.
Kelompok masyarakat menengah atas pun cenderung masih menahan konsumsinya. Hal tersebut tampak dari penjualan kendaraan bermotor pada kuartal pertama 2018 yang hanya tumbuh 2,88 persen.
Belum pulihnya daya beli masyarakat ini membuat sejumlah industri mengalami penurunan pendapatan. Seperti PT Delta Djakarta Tbk yang mencatat penjualan untuk industri bir turun sebanyak 20 persen di kuartal I-2018. Di tahun 2017, perusahaan mengalami penurunan penjualan low single digit pada tahun 2017 lalu.
"Untuk industri turun ya, tahun lalu ini agak berat. Nggak cuma industri bir saja tapi untuk industri barang dan konsumsi lainya," ungkap Marketing and Independent Director PT Delta Djakarta Tbk Ronny Titiheruw di paparan publik perseroan di Jakarta, Rabu (25/4).
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan penurunan penjualan ini, salah satunya ialah beralihnya masyarakat pada opsi pilihan industri lain seperti gaya hidup, atau memilih untuk menabung. "Selain itu faktor daya beli masyarakat juga turun ya, ditambah lagi dengan musim hujan berkepanjangan. Makanya ini ngaruh ke industri," tambah Ronny.
Meski demikian, Roony optimistis tahun ini penjualan bir Delta DKI Djakarta bisa lebih baik dari penjualan industri bir lainnya.
Tak hanya penjualan bir, industri rokok pun ikut terkena imbasnya. Presiden Direktur PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HM Sampoerna), Mindaugas Trumpaitis mengungkapkan, volume penjualan Sampoerna di Kuartal I-2018 belum membaik. Hal ini ditujukan adanya volume penurunan sebesar 2,3 persen pada industri rokok di Indonesia.
"Sebagian besar mencerminkan kondisi belanja konsumen yang menurun, ditambah dengan adanya kenaikan harga jual yang dipicu oleh kenaikan pajak cukai yang lebih tinggi dari tingkat lnflasi," kata Mindiagus, saat Pemaparan di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Jumat (27/4).
Bahkan sepanjang 2017, perusahaan juga sempat mengalami penurunan volume penjualan sebesar 2,6 persen yang diakibatkan oleh melemahnya konsumsi konsumen dan adanya pergeseran perilaku konsumen.
"Untuk tahun ini, Perusahaan terus mengantisipasi penurunan lndustri sebesar 1 persen hingga 3 persen," imbuhnya.
Meski volume penjualan belum cukup membaik, namun pangsa pasar Sampoerna di Kuartal I-2018 naik menjadi 33,2 persen dengan berhasil melakukan penjualan sebanyak 23 miliar batang rokok.
Dari segmentasi masing-masing rokok tersebut menunjukan bahwa pada Malboro Filter Black pangsa pasar Kuartal I 2018 mencapai 2,6 persen, dibanding periode yang sama sebelumnya pada 2017 sebesar 1,0 persen. Sedangkan Dji Sam Soe Magnum Mild juga mencapai pangsa pasar 4 persen.
Sementara SKM Dji Sam Soe juga memiliki pangsa pasar mencapai 46,1 persen pada Kuartal I 2018, hal tersebut meningkat bila dibanding periode sebelumnya tahun lalu yang hanya mencapai 42,8 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaErosi daya beli masyarakat kelas menengah ini tercermin dari peningkatan porsi pengeluaran untuk makanan.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca Selengkapnyapenurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dihadapi masyarakat kelas menengah juga tercermin dari indikator penduduk berdasarkan golongan pendapatan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, dari sisi komponen, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024.
Baca SelengkapnyaSoal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.
Baca SelengkapnyaMayoritas pengeluaran kelompok kelas menengah untuk sektor makanan. Disusul sektor perumahan dan barang jasa lainnya.
Baca Selengkapnya