Hanif dorong perguruan tinggi bikin pusat studi hubungan industrial

Merdeka.com - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meminta perguruan tinggi konsisten menjalankan salah satu fungsi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama bidang penelitian dan pengembangan. Langkah tersebut dinilai sebagai wujud semangat nasionalisme.

Hanif meminta perguruan tinggi mampu merespons isu lokal dan global serta menjadi problem solver. Salah satunya terkait ketenagakerjaan.

Hanif beranggapan penelitian dan pengembangan hubungan industrial saat ini menjadi sangat relevan di tengah tantangan hubungan industrial yang semakin beragam, seiring berkembangnya teknologi dan perubahan cara kerja.

Saat ini, hubungan industrial masih banyak berkutat di isu konvensional seperti masalah upah. Padahal, untuk mencapai kesejahteraan, bukan hanya masalah upah melainkan kebijakan sosial negara, akses pekerja terhadap pendidikan, akses pekerja terhadap kesehatan, jaminan sosial, perumahan buruh, transportasi, dan lainnya.

"Kajian-kajian itu penting dilakukan misalnya apakah tuntutan buruh untuk dorong kenaikan upah itu benar atau tidak, mengganggu atau tidak, relevan atau tidak," ujar Menaker Hanif saat berkunjung ke Universitas Jember beberapa waktu lalu.

Ia mendorong kontribusi positif pusat studi perguruan tinggi salah satunya, Unej bisa membantu disnaker, serikat pekerja, pengusaha dalam menghadapi persoalan-persoalan di daerah seperti upah, status kerja, tantangan pekerjaan.

"Hal-hal seperti itu bisa dikontribusikan oleh pusat studi ini, " ujarnya.

Hanif mengapresiasi perguruan tinggi yang terus melakukan berbagai terobosan dalam kajian hubungan industrial. Adanya pusat kajian hubungan industrial di perguruan tinggi, bakal kontribusi positif dalam upaya mendukung penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan produktif.

"Ini bisa jadi lembaga untuk berdiskusi dan mencari solusi terhadap persoalan hubungan industrial," katanya. (mdk/ibs)