IMDE Soroti Pentingnya Keahlian Storytelling dalam Dunia Konten Digital
Pentingnya keahlian storytelling dalam menciptakan konten digital yang menarik.

Rektor IMDE, Totok Amin Soefijanto, Ed.D, menekankan pentingnya keahlian storytelling dalam menciptakan konten digital yang menarik.
Dalam sambutannya pada webinar bertema "Strategi Storytelling Bikin Content Jadi Amazing" yang diselenggarakan oleh Program Studi Produksi Media IMDE pada Jumat (7/3), Totok menjelaskan bahwa kemampuan bercerita ini sangat krusial, terutama dengan semakin berkembangnya dunia konten digital.
Menurut Totok, keahlian storytelling tidak hanya berguna dalam membuat konten, tetapi juga penting dalam berbagai bidang lainnya, seperti negosiasi bisnis dan penyusunan laporan kinerja.
“Harus diakui, ini salah satu ketrampilan yang kurang diasah di jenjang SD, SMP, dan SLTA. Konten digital di negara maju sangat bagus, karena ketrampilan storytelling sudah dilatih sejak dini, bahkan sejak TK,” kata Totok, ketika memberikan sambutan pada webinar dengan tema ”Strategi Storytelling Bikin Content Jadi Amazing” yang digelar Program Studi Produksi Media IMDE, pada Jumat, (7/3).
Totok mengungkapkan hasil studi Go-Globe tahun 2022 yang menunjukkan bahwa 75% pelanggan merasa merek harus menggunakan cerita dalam kampanye pemasaran mereka. Konsumen bahkan akan lebih cepat mengingat merek jika narasi menggunakan storytelling.
Totok menambahkan, kemampuan storytelling akan semakin penting dalam lima tahun ke depan, terutama seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap film.
“Kita akan sangat membutuhkan skill storytelling ini dalam lima tahun ke depan, seiring dengan meningkatkan minat untuk menonton film di masyarakat,” ujar Totok.
Webinar Strategi Storytelling
Webinar ini juga menghadirkan narasumber utama Gadis Hilmi Nabiilah Rose, seorang jurnalis CNN, dosen, dan alumni IMDE. Gadis menjelaskan bahwa belajar strategi storytelling tidak hanya tentang teknik bercerita yang baik, tetapi juga tentang mengimplementasikan metode yang sesuai dengan kebutuhan audiens.
"Storytelling tidak hanya soal konten di media sosial, tetapi juga bisa berupa cerita keseharian atau pesan moral yang disampaikan kepada orang lain," kata Gadis.
Gadis menambahkan, storytelling bisa diterapkan dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan anak-anak tentang perilaku yang baik. Pemilihan media dan eksekusi yang tepat sangat penting agar cerita dapat diterima dengan baik oleh audiens.
Meningkatkan Keterlibatan Audiens
Teguh Setiawan, S.Pd., M.I.Kom, Direktur Pendidikan Vokasi dan Ketua Program Studi Produksi Media IMDE, menjelaskan bahwa storytelling adalah cara efektif untuk membuat konten lebih menarik di dunia digital. Dengan bercerita, pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan bisa membangun koneksi dengan audiens.
"Storytelling di era digital tidak hanya disampaikan melalui satu media, tapi bisa berkembang di berbagai platform seperti video, podcast, media sosial, bahkan game. Inilah yang disebut Transmedia Storytelling," ujarnya.
Teguh juga menjelaskan bahwa dalam mata kuliah Transmedia Storytelling di Prodi Produksi Media, mahasiswa diajarkan bagaimana membuat cerita yang dapat berkembang di berbagai platform untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Dengan keterampilan ini, mahasiswa tidak hanya dapat menciptakan konten yang viral, tetapi juga yang memiliki dampak dan daya tahan lebih lama.
Webinar ini diikuti oleh lebih dari 400 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia dan diselenggarakan secara hybrid melalui platform Zoom dan YouTube.