Jokowi Minta Pemda Tak Banyak Program: APBN APBD Jangan Diecer-Ecer ke Dinas
Jokowi meminta pemerintah pusat dan daerah tidak membuat banyak program.
Jokowi meminta pemerintah pusat dan daerah tidak membuat banyak program.
Jokowi Minta Pemda Tak Banyak Program: APBN APBD Jangan Diecer-Ecer ke Dinas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kementerian dan pemerintah daerah tidak terlalu banyak membuat program.
Dia ingin kementerian dan pemerintah mengalokasikan anggaran ke beberapa program, namun jelas realisasinya.
"Saya bolak-balik sampaikan (ke) Pak Sekjen, Pak Sesmen, Pak Sekda tolong didesain yang namanya APBN, yang namanya APBD itu jangan banyak-banyak program," kata Jokowi dalam pembukaan Rakernas Korps RI (KORPRI) di Hotel Mercure Jakarta Utara, Selasa (3/10/2023).
"Anggaran jangan diecer-ecer ke dinas dinas, buat program 1,2,3 program cukup tapi goal," sambungnya.
Menurut dia, kementerian dan pemerintah daerah sebaiknya mendesain ke program-program prioritas dan yang betul-betul bermanfaat bagi masyarakat. Misalnya, waduk dan embung.
"Sudah fokus saja, kalau kabupaten belum ada waduk sudah konsentrasi buat waduk setahun satu, tapi jadi barang. Atau buat embung, 10 embung tapi jadi barang, tidak semua dinas diratain, semua dinas," ujar Jokowi.
Dia menuturkan apabila ada kenaikan APBD, jumlah anggaran yang diecer di setiap dinas daerah tidak harus disamaratakan. Jokowi menyebut pembagian anggaran di setiap dinas harus berdasarkan skala prioritas.
"Sampaikan juga ke DPRD mengenai itu, jangan semua diratain kalau ada kenaikan APBD. 5 semua dinas tambahnya 5 persen, 5 persen, 5 persen," tutur dia.
Jokowi menyampaikan kondisi ini sering terjadi dan berlangsung sudah lama.
Bahkan, sejak dirinya masih menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
"Saya pernah mengalami karena saya pernah jadi walikota 2 kali, pernah jadi gubernur, pernah jadi presiden 2 kali," ucap Jokowi.
Merdeka.com
Jokowi lalu memamerkan dirinya yang menduduki jabatan kepala daerah, sebelum menjadi presiden. Dia mengatakan hal ini membuatnya memahami kondisi di lapangan.
"Enggak ada di Indonesia seperti itu, dari bawah walikota dua kali, gubernur, presiden enggak ada. Jadi saya ngalami betul situasi di lapangan seperti apa," pungkas Jokowi.