LNG Jadi Solusi Sumber Energi yang Jauh dari Jaringan Pipa dan Sistem Transportasi
Jumlah realisasi penyaluran gas pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023, yang masih mencapai 850 MMSCFD.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan, LNG merupakan solusi untuk pemenuhan kebutuhan gas bumi, sehingga seringkali disebut sebagai energi masa depan.
LNG Jadi Solusi Sumber Energi yang Jauh dari Jaringan Pipa dan Sistem Transportasi
LNG Jadi Solusi Sumber Energi yang Jauh dari Jaringan Pipa dan Sistem Transportasi
PT PGN Tbk siap mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan gas bumi pelanggan dan menjaga keseimbangan gas nasional lewat produk gas alam cair (LNG).
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan, LNG merupakan solusi untuk pemenuhan kebutuhan gas bumi, sehingga seringkali disebut sebagai energi masa depan.
"LNG merupakan solusi yang lebih fleksibel untuk transportasi gas bumi dengan sumber yang lokasinya jauh dari jaringan pipa dan demand gas bumi," ungkapnya dikuitp dari Antara.
Faktanya, memang kebutuhan gas bumi saat ini, sebagaimana disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak selalu dan tidak akan terus dapat dipenuhi oleh sumber gas yang sudah terhubung dengan infrastruktur jaringan pipa gas.
Sumber pasokan eksisting sudah mengalami natural decline dan hal ini tidak dapat dihindari sebagaimana tercermin dari terus berkurangnya produksi gas bumi di sumur-sumur yang sudah lama beroperasi.
Ratih mencontohkan sumber gas PGN dari Blok Corridor di Sumatera Selatan yang hanya memasok gas bumi sebesar 440 MMSCFD pada awal 2024 setelah pada 2022 dan 2023 lebih dari 500 MMSCFD.
Jumlah realisasi penyaluran gas pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023, yang masih mencapai 850 MMSCFD.
"Mau tidak mau, kita harus terbiasa dengan LNG sebagai solusi gas balance kebutuhan gas bumi nasional di tengah terus meningkatnya kebutuhan gas bumi, terutama untuk industri. Inisiatif ini adalah bagian dari upaya PGN untuk mewujudkan komitmen memenuhi kebutuhan gas bumi kepada pelanggan serta optimalisasi pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi," katanya.
Dia melanjutkan, dengan pengelolaan 90 persen infrastruktur gas nasional dalam berbagai moda transportasi, baik pipa maupun nonpipa, seperti floating storage regasification unit (FSRU), land based energy terminal, SPBG, MRU, dan LPG processing plant serta kemampuan mengintegrasikan seluruh potensi gas bumi di seluruh negeri dalam berbagai jenis molekul gas, PGN tetap yakin dapat melayani pelanggan dengan layanan energi yang realible, bersaing, dan berkelanjutan.Ratih juga menegaskan kehadiran LNG bukan sebagai substitusi gas pipa. PGN tetap akan mengoptimalkan volume alokasi gas pipa, sehingga dalam hal terjadi kekurangan pasokan dan ketersediaan gas dari pemasok, maka LNG merupakan solusinya.
"Pelanggan juga perlu memahami bahwa berbeda dengan gas pipa yang harganya cenderung tetap, harga LNG cenderung fluktuatif karena ditentukan oleh mekanisme pasar," sebutnya.
Selain itu, rantai penyaluran LNG juga lebih panjang dibandingkan pipa gas, sebab terdapat proses tambahan berupa pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi.
"Meski begitu, selain ramah lingkungan, LNG tetap lebih efisien dibandingkan sumber energi fosil lainnya," tutup Ratih.