Mengenal Sustainable Aviation Fuel, Bahan Bakar Jenis Baru untuk Pesawat Jet Siap Disalurkan
Penggunaan bahan bakar ini akan dilanjutkan ke pesawat komersil untuk uji coba Ground Test hingga Flight Test.
Penyaluran SAF ini juga sudah masuk dalam agenda dunia, di mana beberapa bandara di dunia dan maskapai telah menggunakan SAF.
Mengenal Sustainable Aviation Fuel, Bahan Bakar Jenis Baru untuk Pesawat Jet Siap Disalurkan
Penyaluran SAF untuk Uji Coba
Pertamina Patra Niaga menjamin kesiapan infrastruktur seluruh produknya, tidak terkecuali untuk produk terbaru bahan bakar aviasi (pesawat) yang saat ini dalam pengembangan yakni Sustainable Aviation Fuel (SAF). "Bertanggung jawab di sisi hilir, kami terus mempersiapkan sarfas (sarana dan fasilitas) dan kompetensi tim Pertamina Patra Niaga untuk menyalurkan SAF sebagai inovasi bahan bakar aviasi yang lebih baik bagi industri penerbangan," kata Direktur Pemasaran Pusat & Niaga, PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya di Jakarta, Kamis (3/8).
Komitmen awal dukungan Pertamina Patra Niaga ini dilakukan melalui penerimaan sekitar 80.000 liter di Soekarno Hatta Aviation Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) dari Cilacap.
SAF yang diterima ini digunakan untuk rangkaian tes, termasuk kebutuhan static test yang dilakukan pada mesin jet CFM56-7B yang biasa digunakan pada pesawat komersil di fasilitas Test Cell milik GMF Aeroasia sebesar 25.000 liter.
Maya mengatakan, static test SAF menunjukkan hasil yang baik, di mana tidak didapatkan perbedaan signifikan pada response engine dengan hasil tes bahan bakar aviasi Jet-A1 yang selama ini disalurkan Pertamina Patra Niaga.
"Artinya, kualitas SAF jika dilihat dari static test cukup serupa, sehingga bisa dilanjutkan ke tes selanjutnya, mulai dari Ground Test hingga Flight Test. Ini merupakan milestone terbaru pengembangan SAF mengingat pengujian sebelumnya hanya di pesawat militer, kita akan mulai bergerak untuk di pesawat komersil, dan kami siap menyediakan SAF untuk seluruh rangkaian uji," terangnya.
Maya meneruskan bahwa penyaluran SAF ini juga sudah masuk dalam agenda dunia, di mana beberapa bandara di dunia dan maskapai telah menggunakan SAF.
"Penyaluran SAF menjadi langkah Pertamina Patra Niaga menyediakan bahan bakar aviasi yang lebih baik bagi kebutuhan industri penerbangan di Indonesia. Ini juga akan menjadi langkah Pertamina grup menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target Net Zero Emission 2060,” tukas Maya.
Maya Kusmaya mengatakan, meski masih dalam tahapan rangkaian uji coba, Pertamina Patra Niaga berkomitmen mendukung penuh pengembangan SAF.
Pengembangan produk SAF merupakan kolaborasi antara Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Lemigas, BRIN, Garuda Indonesia dan Garuda Maintenance Facility, serta Pertamina Group melalui Research & Technology Innovation (RTI), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina Patra Niaga.