Mengintip Uniknya PLTA Lamajan, Pembangkit Peninggalan Belanda
Merdeka.com - Mungkin masih sedikit orang yang mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lamajan. PLTA ini ada sejak zaman penjajahan Belanda yaitu tepatnya pada 1924, dan mulai beroperasi tahun 1925 hingga sekarang.
Untuk mencapai ke ruang di mana pembangkit dan turbin PLTA yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berada ternyata tidaklah mudah. Pekerja yang ada di sana harus turun menggunakan lori sederhana yang sudah ada sejak zaman Belanda dengan jalur yang cukup curam.
©2019 Liputan6.comNamun sayangnya, lori ini tidak dapat beroperasi setiap hari mengingat sudah tua. Untuk itu para pekerja nantinya akan menuruni anak tangga yang berjumlah kurang lebih 500 buah yang berada di samping jalur lori.
-
Kapan PLTA Ketenger dibangun? Pembangunan PLTA Ketenger dimulai pada tahun 1935 dan rampung pada tahun 1939.
-
Kapan PLTA Gunungtua dibangun? Sebuah unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) peninggalan Belanda masih berdiri kokoh di Desa Gunungtua, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Bangunan ini diklaim sebagai PLTA tertua di tatar Sunda, setelah didirikan sekitar tahun 1921.
-
Kapan PLTU Batang dibangun? 'Karena teknologi untuk bikin 1 unit 1.000 itu harus dilakukan reviewing kemudian berdasarkan pengalaman di lapangan baru timbul 1 unit 1.000. Dan itu disebut Ultra Super Critical. Selama ini yang paling tinggi yang pernah dibangun adalah Super Critical ini,'
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Kapan PLTA Kracak diresmikan? Sebagian besar desain gedung pembangkit tidak diubah sejak pertama diresmikan pada 1926, dan hanya diperbarui sesuai bentuk awal.
-
Kenapa PLTA Kracak dibangun? Kala itu, Kota Buitenzorg atau Bogor jadi salah satu kota penyangga Batavia yang sibuk. Banyak aktivitas pemerintahan, industri, pendidikan dan penelitian oleh Belanda yang dilakukan di sana, sehingga membutuhkan supply listrik.
"Memang harus jalan kaki untuk sampai ke bawah, kami semua memang sudah terbiasa untuk itu," kata salah satu operator senior PLTA Lamajan, Saiful Anwar, Bandung, Selasa (14/5).
©2019 Liputan6.comPLTA Lamajan ini ditopang oleh tiga (3) unit pembangkit yang berkapasitas total 19,56 Mega Watt (MW) di mana unit 1 dan 2 dibangun pada 1924 sedangkan unit 3 pada 1933 dan mulai beroperasi 1934.
Meskipun PLTA ini telah beroperasi selama 94 tahun, namun salah satu Sub Unit Pembangkit UP Saguling ini baru sekali mengalami renovasi yaitu pada 1995. Namun ini bukan perbaikan yang besar melainkan hanya penambahan kapasitas pada unitnya saja.
"Pernah direnovasi 1993, tapi itu cuma penambahan kapasitas saja tapi semua termasuk mesinnya masih original Belanda," kata Darar Almas salah satu operator PLTA Lamajan.
Dalam PLTA ini ada dua buah pipa pesat sebagai penghubung antara Kolam Tando Harian (KTH) dengan power house yang berisikan tiga buah unit turbin dengan daya terpasang mencapai 7,25 MW. Air yang berada di PLTA Lamajan ini berasal dari air olahan PLTA Pengalengan.
"Jadi air olahan dari PLTA Pengalengan itu ditampung di KTH yang ada di atas, lalu air itu dialirkan ke sini melalui pipa pesat," jelasnya.
©2019 Liputan6.comAlmas menambahkan energi yang dihasilkan oleh air yang mengalir dari atas ini nantinya akan digunakan untuk memutarkan mesin turbin yang ada di power house hingga akhirnya menjadi energi listrik yang dapat di gunakan.
Sebagai tambahan informasi, Unit Pembangkitan Saguling atau biasa disingkat UP Saguling memiliki tujuh Sub Unit Pembangkit yang terletak di Kabupaten Bandung Barat dengan total kapasitas terpasang mencapai 797,36 MW dengan ditopang tujuh Sub Unit Pembangkit, sedangkan untuk kapasitas Unit PLTA Saguling sendiri berkapasitas 700,72 MW.
©2019 Liputan6.comTujuh Sub Unit itu antara lain, Sub Unit PLTA Bengkok dan Dago (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Plengan (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Lamajan (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Cikalong (Kab. Bandung), Sub Unit PLTA Ubrug (Kab. Sukabumi), Sub Unit PLTA Karacak (Kab. Bogor), Sub Unit PLTA Parakan Kondang (Kab. Sumedang).
General Manager UP Saguling Rudiansyah mengatakan energi yang dihasilkan PLTA UP Sagulin ini dapat memenuhi seluruh pasokan listrik yang kosong akibat dari Black Out. "Unit pembangkit ini siap untuk mengcover pasokan listrik saat Black Out," jelasnya.
Reporter: Ayu Lestari Wahyu Puranidhi
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, deretan rumah dinas itu dijuluki sebagai kampung kolonial.
Baca SelengkapnyaPLTA ini jadi saksi kejayaan perkebunan di Subang yang mensejahterakan rakyat.
Baca SelengkapnyaSuplai listrik tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air, atau PLTA Bengkok yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1923.
Baca SelengkapnyaPenempatan PLTA yang dibangun Belanda diperhitungkan dengan begitu matang sehingga tidak berdampak negatif pada lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaKeberadaannya cukup berpengaruh bagi Bogor dan Jakarta, terutama untuk transportasi trem.
Baca SelengkapnyaGedung ini punya cerita tentang perkembangan listrik di Bandung dan Jawa Barat. Berikut selengkapnya.
Baca SelengkapnyaJembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga
Baca SelengkapnyaANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru
Baca SelengkapnyaSalah satu kilang minyak tertua di Indonesia ini dulunya sangat berperan penting dalam memasok bahan bakar bagi tentara sekutu saat melawan Jepang.
Baca SelengkapnyaDi era pendudukan Belanda, industri ini menjadi sangat penting dalam memasok bahan bakar kendaraan militer mereka.
Baca SelengkapnyaWaduk Sigura-Gura, bendungan PLTA Inalum terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDam Kamijoro menjadi bukti keberadaan bangunan arkeologis gaya Eropa yang masih berfungsi dengan baik sejak zaman Belanda hingga sekarang.
Baca Selengkapnya