Menko Darmin: Butuh kerja keras capai target pertumbuhan ekonomi 2018

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 sebesar 5,27 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan ekonomi ini harus tetap dipertahankan. Mengingat target Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) 2018 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4 persen.
Meski demikian, Darmin mengaku optimis hingga akhir tahun 2018 proyeksi pertumbuhan ekonomi bisa berada di angka 5,3 persen. "Iya memang untuk 5,3 persen berarti harus kerja keras," kata Darmin di Kantornya, Jakarta, Senin (6/8).
Darmin melanjutkan, untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen tersebut pemerintah terus menggenjot sektor industri. "Sektor industrinya lambat. Itu yang harus kita coba dorong terus," kata dia.
Di sisi lain, sektor pertanian juga masih menjadi andalan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Sebab, musim panen raya akan kembali terjadi pada September dan Oktober mendatang, meskipun yang besar hanya terjadi di April-Mei 2018. "Kalau pertanian itu gak usah terlau berharap bahwa setinggi itu terus," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 sebesar 5,27 persen. Angka ini salah satunya disumbang oleh pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,14 persen
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini cukup menggembirakan. Mengingat beberapa tahun terakhir, konsumsi rumah tangga Indonesia berada di bawah 5 persen. "Konsumsi rumah tangga kita di triwulan II 2018 sebesar 5,14 persen," ujar Suhariyanto di Kantor BPS.
Adapun pendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga antara lain dipengaruhi oleh masa panen, Lebaran dan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Selain itu, terdapat beberapa peningkatan penjualan produk seperti sepeda motor dan mobil.
"Kita tahun ini numpuk di triwulan II seperti Lebaran itu, masa panen. Ada penjualan sepeda motor, mobil, meningkatnya nilai transaksi kartu kredit, pertanian bagus, bansos besar. Sehingga pengeluaran konsumsi naik," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya