Miliuner Ini Ingin Jadi Presiden AS Gantikan Donald Trump
Merdeka.com - Miliuner sekaligus mantan CEO Starbucks, Howard Schultz tampaknya tidak main-main saat mengatakan akan menjadi presiden Amerika Serikat (AS) berikutnya. Jika terpilih jadi Presiden AS, miliuner ini menegaskan bahwa kepemimpinannya berbeda dari Donald Trump.
Seperti yang dilansir Forbes, Howard Schultz memang berjuang dengan usahanya sendiri. Dia tinggal di rumah subsidi sederhana di Brooklyn, dan mulai bekerja di Starbucks pada 1982, yang ketika itu hanyalah kedai kopi biasa.
Saat ini, Starbucks sudah memiliki lebih dari 15 ribu cabang dan total kekayaan sang miliuner telah mencapai USD 3,4 miliar atau sekitar Rp 47,5 triliun. Hal inilah yang membedakannya dari Trump.
-
Bagaimana Slamet memulai usaha kopinya? Keterbatasan modal tak menjadi penghalang bagi Slamet untuk memulai usaha. Awalnya, dia memulai dengan modal Rp0 dan hanya memproduksi empat bungkus kopi tanpa merek. Kopi tersebut kemudian dipromosikan melalui WhatsApp, rupanya respons dari teman-teman dan orang-orang di sekitar sangat positif.
-
Bagaimana peminum kopi latte menjalani hidup? Mereka lebih memilih menjalani hidup sesuai dengan keinginan dan nilai-nilai pribadi mereka sendiri.
-
Siapa yang paling sering minum kopi? Sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan ibu keturunan Hispanik lebih cenderung mengonsumsi kopi pada usia dini.
-
Siapa pendiri Herd Coffee Roasters? Herd Coffee Roasters, sebuah nama yang kini semakin dikenal dalam dunia kopi di Indonesia, memiliki latar belakang yang menarik. Didirikan pada tahun 2011 di Kota Bandung, bisnis ini bermula dari sebuah impian sederhana Andri Hardian, sang pendiri, yang terinspirasi oleh kecintaannya terhadap kopi.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Siapa pendiri Warung Kopi Tinggi? Mengutip laman Warung Kopi Tinggi, kedai tersebut mulanya didirikan oleh seorang pengusaha dan saudagar rempah asal China, Liaw Tek Soen.
Trump lahir di keluarga kaya raya dan ayahnya kala itu adalah pengembang properti terkenal yang tinggal di sekitar rumah Schultz. Ayah Trump telah dipercaya untuk menangani kebutuhan properti bagi orang-orang penting, termasuk Presiden AS.
Perbedaan inilah yang membuat kebijakannya kelak jelas akan memihak orang-orang kecil, karena Schultz sendiri berasal dari bawah.
Dengan pengalaman berbisnisnya, Schultz mengaku memahami betul bagaimana tata komunikasi dengan pemilik kepentingan (stakeholder)--investor, karyawan, pemerintah dan konsumen. Sedangkan Trump yang mengelola bisnis privat tentu tidak memiliki kapabilitas serupa.
Schultz berjanji akan memisahkan urusan bisnis dan pencalonan presidennya. Meskipun telah meninggalkan Starbucks, namanya masih tercatat sebagai pemegang saham perusahaan lebih dari 3 persen, yang bernilai USD 2,5 miliar atau sekitar Rp 34,9 triliun.
Selain itu, poin plus yang dibawa Schultz adalah kemampuannya memimpin. Hidup dan berkembang di dunia bisnis membuatnya memahami bahwa ia bukanlah orang terpintar dan bisa segalanya.
Justru, dia membutuhkan bantuan orang lain yang lebih pintar darinya. Dia tahu betul bagaimana merekrut orang untuk bekerja bersamanya agar dapat mencapai tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan ini dinilai berbeda dari Trump, yang berkata, "Saya dapat menyelesaikannya sendiri." saat Konvensi Nasional Republikan sesaat setelah ia menjadi presiden.
Daripada berkata seperti itu, Schultz akan mengatakan, "Kami siap untuk melakukan apa yang penting bagi Amerika", lebih baik daripada bekerja sendiri."
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Investor ternama ini masih tinggal di rumah tua yang dibeli pada tahun 1958.
Baca SelengkapnyaWarren Buffett rutin sarapan pagi di McDonald selama 56 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaUfo kemudian tergugah menjual produk minuman dengan harga terjangkau bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Baca SelengkapnyaSelain gaji, sebagai presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga berhak menerima uang tunjangan.
Baca SelengkapnyaSiapa saja selebriti yang mengalami masa sulit dan tinggal di rumah sederhana usai tak lagi syuting?
Baca SelengkapnyaDi usia 15 tahun Warren Buffet sudah memiliki USD2.000.
Baca SelengkapnyaElon Musk, kini miliarder, menghabiskan masa kuliahnya hidup dengan Rp15 ribu sehari, menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi kesulitan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaMas Udek berhasil menemukan jalannya untuk menggeluti bisnis usaha kopi.
Baca SelengkapnyaPria sukses yang kini telah dikenal oleh dunia ini dulunya memiliki seorang ayah yang keras melawan kehidupan sebagai perantau. Kini ia jadi bakal cawapres.
Baca SelengkapnyaDia nekat untuk memulai hidup mandiri sejak usia belia.
Baca SelengkapnyaDia lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya merupakan mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur.
Baca Selengkapnya