Pengorbanan Ayah Perantau, Rela Tak Berlebaran di Kampung Halaman Demi Anak Tak Bernasib Miskin
Motivasi tetap bekerja agar mendapatkan bonus hingga memperbaiki perekonomian keluarga kecilnya du kampung halaman.

Suasana di Jalan Salam Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada H+5 lebaran tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Banyak toko yang biasa dipenuhi aktivitas pembeli, kini terlihat sepi, dengan tulisan "Toko Tutup Hingga H+7 Lebaran" terpampang jelas di etalase mereka. Namun, di tengah kesunyian tersebut, ada satu tempat yang tetap ramai: sebuah warung Madura yang sibuk melayani pelanggan.
Seperti menjadi sebuah pengetahuan umum jika Warung Madura tidak pernah mengenal libur, bahkan pada saat lebaran sekalipun. Setiap harinya, mereka tetap membuka pintu dan melayani pembeli yang datang.
Di balik semangatnya menjaga warung, ada cerita haru dari Agus (28), penjaga warung Madura yang sudah tiga kali merayakan lebaran jauh dari keluarganya di Sumenep, Madura.

Pilihan Berat, Meski Hati Rindu
Agus bercerita bahwa dirinya sudah terbiasa berlebaran tanpa bisa berkumpul bersama orang tua dan sanak saudara.
Bagi Agus, berlebaran jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah, terutama karena ia harus melewatkan momen penting bersama anak dan istrinya. Namun, ia menjadikan situasi tersebut sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras demi masa depan yang lebih baik.
"Saya ingin anak saya tidak merasakan hidup sengsara seperti saya dulu," ujar Agus, seraya melayani seorang ibu yang sedang membeli telur ayam.
Meski hati terasa berat karena tak bisa berkumpul bersama keluarga, ia tahu bahwa keputusan untuk tetap bekerja adalah demi masa depan anaknya.

Semangat Kerja Demi Ekonomi Keluarga Lebih Baik
Agus yang tidak menamatkan pendidikan SMA ini memiliki impian besar untuk membuka toko sendiri. Ia percaya bahwa meski saat ini harus merasakan kesepian di momen Lebaran, perjuangannya akan membuahkan hasil yang lebih baik di masa depan. Baginya, kesempatan untuk bekerja saat Lebaran adalah peluang besar untuk meningkatkan penghasilan, mengingat banyak toko sembako yang memilih tutup pada saat-saat seperti ini.
Tak hanya itu, Agus juga mendapat bonus penjualan dari pemilik warung jika omzetnya meningkat. Hal ini semakin menambah semangat Agus untuk tetap bekerja keras, meski tanpa ada kesempatan untuk merayakan hari kemenangan dengan keluarganya.
"Semoga tahun ini bisa lebih baik lagi. Saya berharap bisa mendapatkan lebih banyak bonus untuk tambahan modal dan juga membantu keluarga di kampung halaman," tambah Agus dengan penuh harap.