Perjalanan Panjang Shell Masuk ke Indonesia, dari Kejayaannya hingga Dikabarkan Bakal Tutup SPBU
Perusahaan multinasional asal Belanda ini dikabarkan akan menutup operasinya di sektor ritel bahan bakar di Indonesia.
Baru-baru ini, kabar kurang menyenangkan datang dari Shell Indonesia. Perusahaan multinasional asal Belanda ini dikabarkan akan menutup operasinya di sektor ritel bahan bakar di Indonesia.
Informasi mengenai potensi penutupan ini diungkapkan oleh Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas), Moshe Rizal.
-
Kapan Shell pertama kali membuka SPBU di Indonesia? Setelah masa kolonial, Shell kembali beroperasi di Indonesia dengan membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pertamanya pada tahun 2005 di Lippo Karawaci, Tangerang.
-
Dimana Shell memiliki SPBU? Perusahaan yang bergerak di bisnis hulu dan hilir migas ini rupanya memiliki lebih dari 170 SPBU di Indonesia.
-
Kenapa SPBU Shell diduga akan ditutup? Awalnya, kabar penutupan SPBU Shell diduga terkait persaingan ketat atau kekalahan bersaing dengan Pertamina.
-
Kenapa Shell di Indonesia tutup? Shell Indonesia membantah kabar penutupan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di seluruh Indonesia. Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea menegaskan bahwa kabar itu tidak benar.
-
Kapan Shell mendirikan kilang minyak di Palembang? Dihimpun dari berbagai sumber, dalam sebuah buku 'Pertamina: Indonesian National Oil' karya Anderson G. Barlett ini ada sebuah kilang minyak yang didirikan perusahaan Belanda bernama Shell di kota Palembang pada tahun 1904 atau empat tahun sebelum berdirinya Boedi Oetomo.
-
Apa produk unggulan Shell di Indonesia? Produk-produk unggulan seperti Shell V-Power dan Shell Diesel Extra menjadi pilihan favorit konsumen di Indonesia.
Ia menyatakan persaingan di sektor ini semakin sulit, terutama bagi perusahaan asing, karena dominasi kuat yang dimiliki oleh Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik negara.
Menurut Moshe, posisi Shell dalam bisnis ritel bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia menjadi kurang kompetitif. Selain itu, Shell secara global tampaknya sedang mengalihkan fokus bisnisnya dari sektor hilir ke sektor hulu.
"Mayoritas pasar SPBU dikuasai Pertamina. Saya tidak heran kalau Shell kesulitan berkembang. Kompetisi di sini sangat berat," ungkap Moshe, seperti dikutip dari Liputan6.com.
Jejak Sejarah Shell di Indonesia
Mengutip dari laman resmi Shell Indonesia, Royal Dutch Shell plc, yang didirikan pada tahun 1890 di Den Haag, memiliki sejarah panjang di Indonesia, yang bahkan dimulai sebelum pendirian resminya. Sejarah ini bermula pada tahun 1884 ketika Aeilko Jans Zijlker, seorang warga negara Belanda, menemukan sumber minyak di Sumatra.
Zijlker memulai eksplorasi minyak dengan memperoleh lisensi dari Sultan Langkat untuk menggali sumur minyak pertama. Meskipun upaya awalnya gagal karena sumur tersebut kering, keberhasilan akhirnya diraih pada tahun berikutnya. Dari sumur Telaga Tunggal 1 di Pangkalan Brandan, Sumatra Utara, minyak pertama berhasil diproduksi secara komersial.
Kesuksesan tersebut membawa Zijlker mendirikan perusahaan bernama "Provisional Sumatra Petroleum Company," yang pada 16 Juni 1890 berkembang menjadi Royal Dutch Petroleum Company.
Perusahaan inilah yang menjadi cikal bakal Royal Dutch Shell plc, atau yang lebih dikenal sebagai Shell Group of Companies saat ini.
Sejak saat itu, Shell memiliki peran penting dalam sejarah industri minyak dan gas di Indonesia, baik di sektor hulu maupun hilir.
SPBU Shell Pertama di Indonesia
Tonggak sejarah modern Shell di Indonesia tercipta ketika perusahaan ini membuka SPBU pertama di Karawaci, Tangerang.
Peresmian ini menjadi momen penting karena menandai kembalinya perusahaan minyak internasional ke sektor ritel BBM di Indonesia setelah lebih dari 40 tahun.
Kehadiran SPBU Shell di Karawaci menegaskan langkah strategis perusahaan untuk memperluas pasar dan menghadirkan layanan energi berkualitas kepada konsumen lokal.
SPBU Shell tidak hanya menawarkan bahan bakar berkualitas, tetapi juga memberikan pengalaman berbeda bagi para pelanggan, seperti fasilitas modern dan layanan pelanggan yang prima.
Inovasi dan komitmen terhadap keberlanjutan menjadi ciri khas Shell dalam usahanya memperkuat posisi sebagai pemain utama di industri energi Indonesia.
Reporter magang: Thalita Dewanty