Pertemuan IMF-World Bank dipastikan tak ada pemborosan anggaran

Merdeka.com - Beberapa kalangan menilai pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank merupakan pemborosan ditengah adanya bencana yang terjadi di Lombok, Palu dan Donggala.
Menanggapi hal itu, Ketua Unit Kerja Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Peter Jacobs menilai soal anggaran ini seharusnya tidak menjadi isu yang dipermasalahkan saat ini.
"Anggaran ini sudah diketahui semua pihak, mereka (DPR) sudah menyetujui dan dijelaskan sejak lama oleh Pak Luhut, saya rasa dia sudah menjelaskan secara clear anggarannya akan dipakai untuk apa saja," tegas Peter di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).
Dia menambahkan, dengan total anggaran Rp 855 miliar ini, panitia sudah berusaha melakukan penghematan namun tanpa mengurangi berbagai fasilitas yang menjadi standar pertemuan internasional
Mengenai korban bencana di Lombok, Palu dan Donggala, Peter menegaskan di acara ini para delegasi bahkan berinisiatif untuk menggalang dana buat mereka. Penggalangan dana ini baik dilakukan secara individu hingga sistem donasi kelompok.
"Soal Palu negara-negara ini punya concern besar jadi mereka juga lihat indonesia ini negara besar, negara yang mampu menghandle acara sebesar ini ditengah situasi yang memang sedang banyak masalah gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan bantuan," tambah dia.
Peter mengaku, daripada mempermasalahkan soal anggaran ini, lebih baik membahas mengenai berbagai manfaat pertemuan tahunan ini bagi Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab kritikan sejumlah kalangan mengenai penyelenggaraan Annual Meeting atau Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF)World Bank Group (WBG) di Bali, 8-14 Oktober ini.
"Annual Meeting sebesar itu 15.000 (orang) yang datang jadi rebutan semua negara, karena meeting seperti itu pasti memiliki dampak, paling tidak memberikan citra yang baik terhadap negara yang dipakai untuk pertemuan itu," kata Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Sumatera Utara (USU), Medang, Sumut, Senin (8/10) pagi.
Mengenai anggaran yang disebut sejumlah kalangan sebagai cukup besar, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa anggaran tersebut dipakai untuk memperluas appron di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, dipakai untuk membuat terowongan, persimpangan yang ada di Bali sehingga tidak macet.
"Artinya, itu juga akan kita gunakan terus, terowongan dan appron untuk parkir bandara akan kita gunakan terus bukan sesuatu yang hilang," ujar Presiden seperti dikutip dari laman Setkab.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya