SDGs Desa Dinilai Punya Peran Penting dalam Kesuksesan Program Tekad Kemendesa
Merdeka.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengungkapkan, SDGs Desa memiliki peran penting dalam kesuksesan program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD).
Pasalnya, program itu harus selalu berdasarkan pada data mikro berbasis SDGS Desa yang dimiliki desa dan dimutakhirkan desa.
Dengan demikian program yang dilaksanakan akan tepat sasaran, tepat manfaat dan berkontribusi signifikan untuk kesejahteraan masyarakat desa serta peningkatan ekonomi inklusif desa.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari program TEKAD Kemendes PDTT? Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Taufik Madjid menegaskan, peningkatan kapasitas warga desa dalam mengembangkan usaha ekonominya menjadi fokus utama dalam program TEKAD.
-
Bagaimana Kemendes PDTT mendorong adopsi teknologi baru dalam program TEKAD? Model Demplot, kata Taufik, dirancang untuk mendorong adopsi teknologi baru yang telah terbukti berhasil, dan kemudian menyebarluaskannya kepada masyarakat lebih luas.
-
Siapa yang dipilih sebagai pelaksana Demplot dalam program TEKAD? Sebanyak sepuluh rumah tangga penerima manfaat dari setiap desa akan dipilih sebagai pelaksana demplot, dan pemilihan anggota melalui musdes.
-
Mengapa data penting untuk program penanggulangan kemiskinan? Data merupakan komponen utama dalam program penanggulangan kemiskinan. Tanpa data yang akurat, program-program penanggulangan kemiskinan akan berisiko besar tidak tepat sasaran.
-
Apa manfaat Data Desa Presisi untuk Kalimantan Timur? Dengan memiliki data yang presisi, dapat merumuskan kebijakan dan program pembangunan yang lebih tepat sasaran serta meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya yang tersedia.
-
Mengapa Kalimantan Timur perlukan Data Desa Presisi? Data yang valid, akurat dan terkini amat dibutuhkan sebagai pondasi perencanaan pembangunan.
“Kalau semua basis kerja kita didasarkan pada data mikro, maka saya yakin apa yang menjadi target capaian kita pasti akan berhasil. Kenapa karena pasti dijamin kegiatan kita tepat sasaran karena basis datanya basis data mikro. Dan itu hanya ada di level desa,” kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Bali, Rabu (13/4).
Untuk itu, lanjut Gus Halim, implementasi program TEKAD harus memanfaatkan berbagai rekomendasi yang dihasilkan dari berbagai analisis data yang berbasis pada 18 goals dalam SDGs Desa.
“Kita punya data yang sangat rigid pada level mikro. Siapa, dimana, berapa jumlah warganya, kondisi tingkat kemiskinannya bagaimana. Maka dengan data itu langkah-langkah yang kita ambil dan treatment yang kita berikan pasti tepat karena sesuai dengan permasalahan. Itulah yang selalu saya gaungkan di mana-mana,”katanya.
Selain itu, kata Gus Halim sangat diperlukan kolaborasi dan sinergi yang baik, antara kader kampung program ini dengan pendamping desa di lapangan. Tujuannya agar program TEKAD berkontribusi maksimal untuk kalangan penerima manfaat, pemangku kepentingan, hingga masyarakat luas secara umum.
Terakhir, Gus Halim juga berpesan kepada seluruh peserta workshop agar mengikuti kegiatan dengan sebaik-baiknya. Ia juga meminta agar segala hasil dan rekomendasi dari workshop ini dapat segera ditindaklanjuti di lapangan.
“Jangan terlalu banyak teori yang penting action. Teori saja tanpa action nggak ada gunanya. Action saja tanpa teori tidak punya arah. Karena itu hari ini kita bikin rencana kerja yang bagus enggak usah banyak-banyak nggak usah panjang-panjang yang penting kemudian diimplementasikan dan sekali lagi saya akan mengawal langsung implementasi itu. Dalam setiap tahapan saya akan hadir Apakah di Papua di Nusa Tenggara Timur di Maluku atau di Maluku Utara,”ungkapnya.
Workshop Program TEKAD dihadiri pelaksana Program tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan pihak terkait lainnya, meliputi Gubernur dari Lokus Program TEKAD; Bupati dari Lokus Program TEKAD di Wilayah Papua; Kepala Dinas PMK Provinsi; Kepala Dinas PMK, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Perikanan, dan Kepala Bappeda Kabupaten dari Lokus Program TEKAD di Wilayah Papua; Camat dari Lokus Program TEKAD di Wilayah Papua.
Kegiatan Workshop telah dilakukan dalam dua tahapan. Yang pertama di gelar di Makassar khusus untuk Provinsi Maluku Maluku Utara dan NTT. kemudian yang di gelar di Bali khusus untuk Tanah Papua. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data yang valid, akurat dan terkini amat dibutuhkan sebagai pondasi perencanaan pembangunan.
Baca SelengkapnyaSalah satu pendekatan yang efektif, menurut Kemendes PDTT ialah melalui kegiatan Demonstrasi Plot (Demplot).
Baca SelengkapnyaKegiatan Mupeso, kata Ismail dalam praktiknya dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan/Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Maluku Tengah.
Baca SelengkapnyaHigh-Level Political Forum on Sustainable Development 2023 berlangsung pada tanggal 10-20 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaKemendagri terus berkomitmen mendorong daerah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Baca SelengkapnyaTomy meminta para kepala desa agar mampu mendorong pengelolaan anggaran Dana Desa lebih transparan.
Baca SelengkapnyaHasil I-SIM Report dapat menjadi acuan dan rekomendasi dalam penyusunan rencana strategis daerah (RAD).
Baca SelengkapnyaPerempuan merupakan salah satu kelompok rentan di desa dan jarang sekali dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan.
Baca SelengkapnyaAnggaran Dana Desa terus meningkat. Tahun ini, APBN telah menganggarkan Rp70 triliun untuk Dana Desa.
Baca SelengkapnyaKemnaker melakukan evaluasi dan mematangkan konsep atas pelaksanaan program Desa Migran Produktif (Desmigratif).
Baca SelengkapnyaMasih ada tantangan dalam pemenuhan data pemerintah yang berintegritas tinggi.
Baca SelengkapnyaAria berharap Kongres Desa ini menjadi pemantik bagi semua stakeholder untuk sama-sama memajukan desa.
Baca Selengkapnya