Sejarah Meterai, Elemen Penting bagi Perekonomian Negara
Meterai pertama kali diadopsi oleh China di abad ke-3 sebelum masehi.

Enam orang sindikat pembuatan meterai palsu ditangkap jajaran Polsek Menteng, Jakarta Pusat. Mereka ternyata memiliki pabrik pembuatan materai palsu di kawasan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (YouTube Liputan6)
(©@ 2024 merdeka.com)Badan Kepegawaian Negara (BKN) memutuskan untuk memperpanjang masa pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Keputusan perpanjangan waktu pendaftaran CPNS 2024 tertuang dalam Surat Kepala BKN 5419/B-KS.04.01/SD/K/2024 tentang Jadwal Seleksi Pengadaan CPNS TA 2024.
Perpanjangan masa pendaftaran tidak lepas dari situs e-meterai yang tidak bisa diakses oleh para pelamar, yang berakibat kesulitan memenuhi persyaratan administrasi. BKN pun mengizinkan pelamar untuk menggunakan meterai fisik jika e-meterai masih sulit untuk diakses.
Dilansir dari Liputan6.com, perkembangan zaman telah membuat meterai ikut bertransformasi, dari bentuk fisik ke bentuk digital. Meterai atau prangko pajak adalah salah satu elemen penting dalam dunia ekonomi dan administrasi pemerintahan. Penggunaan meterai pertama kali diketahui pada masa Dinasti Qin di China, sekitar abad ke-3 SM.
Pada saat itu, materai digunakan sebagai tanda bukti pembayaran pajak. Bahkan, pemerintah kala itu mencetak meterai untuk mengumpulkan dana pembiayaan proyek besar, termasuk Tembok Besar Cina.
Meterai di negara barat
Meterai dikenal di Eropa pada abad pertangahan. Sekitar abad ke-17, negara-negara di sana mulai mencetaknya sebagai alat pengumpulan pajak.
Meterai di Amerika Serikat mulai dikenal saat perang saudara untuk mendanai perang. Setelah erang selesai, pemerintah Amerika Serikat masih memakai meterai untuk alat pengumpul pajak.
Saat ini, sebagian besar negara sudah menggunakan meterai digital, tak terkecuali Indonesia. Seiring dengan semakin jarangnya meterai bentuk fisik, membuat barang ini menjadi incaran para kolektor, mirip dengan prangko.
Meterai langka dan kuno kerap diincar karena bernilai tinggi.